Biasanya reaksi yang timbul berupa benjolan yang cukup besar, agak menonjol, dan berwarna lebih merah dibandingkan dengan kulit disekitarnya.
Akan tetapi, hal ini juga bisa muncul sebagai akibat gigitan nyamuk yang menghisap darah terlalu lama di satu tempat. Sehingga protein yang dilepaskan pun akan semakin banyak. Akibatnya, reaksi yang muncul akan sangat terlihat.
Demam dan gatal-gatal
Jika setelah digigit nyamuk Anda mengalami reaksi seperti bengkak, panas, merah, gatal-gatal disertai dengan demam tandanya Anda mengalami sindrom skeeter.
Sindrom skeeter adalah reaksi sistem imun yang berlebihan terhadap protein di dalam air liur nyamuk. Reaksi ini kemudian menyebabkan pembengkakan berlebihan pada area gigitan sehingga terasa panas, sakit, bahkan melepuh hingga mengeluarkan cairan.
Anak-anak kecil serta orang dengan gangguan sistem kekebalan tubuh biasanya memiliki risiko lebih tinggi untuk terkena sindrom skeeter.
Syok anafilaktik
Syok anafilaktik adalah reaksi parah dari alergi yang bisa mengakibatkan kematian. Jika setelah digigit nyamuk Anda mengalami bentol, gatal, bibir membengkak, sulit bernapas, mengi, dan juga batuk maka Anda perlu segera memeriksakannya ke dokter.
Jika dibiarkan kondisi ini bisa mengakibatkan seseorang kehilangan kesadaran hingga nyawa. Untuk mengatasinya, dokter biasanya akan menggunakan epinefrin suntik untuk membantu meredakan gejala.
Jangan sepelekan akibat gigitan nyamuk terlebih pada anak-anak. Jika Anda melihat reaksi negatif dari gigitan nyamuk, maka segera konsultasikan ke dokter untuk mendapatkan penanganan terbaik.