backup og meta

5 Jenis Perban untuk Menutup Luka, Apa Bedanya?

5 Jenis Perban untuk Menutup Luka, Apa Bedanya?

Apakah Anda tahu bahwa jenis luka yang berbeda membutuhkan jenis perban tertentu? Ada banyak jenis luka yang mungkin terjadi dan dialami, masing-masing luka tersebut memiliki karakter berbeda. Tak heran jika setidaknya ada lima jenis perban untuk menutup luka yang berbeda. Apa saja? Mari kita pahami lebih lanjut.

Luka akut vs luka kronis

Berdasarkan durasi dan proses penyembuhan, luka dibedakan menjadi luka akut dan luka kronis. Luka akut adalah cedera pada kulit yang diakibatkan oleh karena trauma atau luka operasi. Luka akut sembuh dengan waktu yang dapat diprediksi berkisar antara 8 hingga 12 minggu tergantung ukuran dan kedalaman luka.

Sebaliknya, luka kronis adalah luka yang proses penyembuhan normalnya gagal dan tidak dapat diperkirakan waktu penyembuhannya. Luka kronis biasanya terjadi akibat dari luka bakar atau ulkus.

Empat tahap penyembuhan luka

Penyembuhan luka normal meliputi empat tahap yang terjadi secara berurutan dan tumpang tindih. Pertama adalah fase koagulasi dan hemostasis. Fase ini terjadi tepat setelah timbulnya luka dengan tujuan untuk menghentikan perdarahan. Kemudian berlanjut ke fase inflamasi, di mana jaringan yang mengalami luka akan mengalami inflamasi untuk mencegah terjadinya infeksi.

Fase ketiga adalah fase proliferasi, yaitu fase ketika jaringan yang rusak tadi akan memperbaiki dirinya membentuk jaringan baru dan pembuluh darah baru. Fase terakhir adalah fase maturasi saat jaringan baru dan pembuluh darah baru tadi akan lebih dimatangkan.

Apa fungsi perban penutup luka (wound dressing)?

Wound dressing yang digunakan oleh dokter adalah penutup untuk melindungi luka dari infeksi, sekaligus membantu penyembuhan luka. Penutup luka ini dibuat untuk bersentuhan langsung dengan luka, berbeda dengan perban yang digunakan untuk menjaga wound dressing tetap pada tempatnya.

Wound dressing memiliki beberapa fungsi tergantung jenis, tingkat keparahan, dan lokasi luka. Secara umum fungsi utama wound dressing adalah untuk mencegah terjadinya infeksi. Namun di samping itu wound dressing juga berguna untuk membantu beberapa hal di bawah ini.

  • Menghentikan luka dan memulai proses pembekuan darah
  • Menyerap kelebihan darah atau cairan lain yang keluar dari luka
  • Memulai proses penyembuhan

Jenis-jenis perban wound dressing untuk menutup luka

Tipe wound dressing yang ada di pasaran sekarang jumlahnya sudah sangat banyak hingga mencapai lebih dari 3.000 jenis. Untuk mempermudah wound dressing dapat dikelompokkan menjadi 5 kelompok besar, yaitu:

  • Film dressing
  • Simple island dressing
  • Non-adherent dressing
  • Moist dressing
  • Absorbent dressing

1. Film dressing

Dressing ini dapat digunakan sebagai dressing utama atau tambahan. Biasanya digunakan sebagai pelindung untuk area tubuh yang sering mengalami gesekan seperti tumit. Dressing ini tembus udara sehingga luka menjadi tidak terlalu basah karena lembab. Dressing ini bisa menjaga luka tetap kering dan mencegah kontaminasi bakteri.

2. Simple island dressing

Dressing ini hanya digunakan untuk menutup luka yang telah dijahit seperti pada luka operasi. Pada bagian tengah dressing ini mengandung selulosa yang berfungsi untuk menyerap cairan-cairan yang merembes keluar dari luka selama 24 jam pertama setelah operasi.

3. Non-adherent dressing

Dressing jenis ini didesain agar tidak melekat pada cairan yang mengering yang berasal dari luka dengan tujuan agar ketika dressing dibuka tidak menimbulkan luka dan nyeri. Hal ini menjadi penting karena apabila menggunakan dressing yang lekat, dapat melukai jaringan baru yang terbentuk sehingga menimbulkan luka dan perdarahan.

4. Moist dressing

Dressing ini berfungsi untuk menjaga kelembapan luka dengan cara menghambat kulit kehilangan kelembapannya atau secara aktif menambah kelembapan pada area tersebut. Moist dressing dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu hydrogel dan hydrocolloid.

Hydrogel dressing mengandung 60-70% air yang disimpan dalam bentuk gel. Biasanya digunakan untuk luka yang mengandung jaringan mati, dimana jaringan tersebut menjadi keras dan hitam, sekaligus melekat pada jaringan hidup dibawahnya menghambat proses penyembuhan. Fungsi air adalah untuk melunakkan jaringan mati sehingga jaringan mati dapat dibuang oleh tubuh dan membantu proses penyembuhan luka.

Hydrocolloid dressing tidak mengandung air didalamnya, namun ia berperan sebagai segel agar kelembapan tidak hilang lewat penguapan.

5. Absorbent dressing

Jenis perban terakhir untuk menutup luka yakni absorbent dressing. Dressing ini mampu menyerap cairan yang keluar dari luka. Cocok untuk luka yang basah. Tujuannya adalah untuk mencegah terjadinya maserasi pada luka akibat cairan yang terus menerus merembes keluar dari luka.

[embed-health-tool-bmi]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

  1. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4662938/ Diakses pada 3 Mei 2017
  2. http://www.wounds-uk.com/pdf/content_9506.pdf Diakses pada 3 Mei 2017.
  3. http://www.woundsource.com/blog/wound-dressing-selection-types-and-usage Diakses pada 3 Mei 2017.
  4. http://www.wounds-uk.com/made-easy/hydrocolloids-in-practice Diakses pada 3 Mei 2017.

Versi Terbaru

28/04/2021

Ditulis oleh Thendy Foraldy

Ditinjau secara medis oleh dr. Yusra Firdaus

Diperbarui oleh: Rina Nurjanah


Artikel Terkait

Pertolongan Pertama pada Luka Bakar Knalpot yang Tepat

Panduan Perawatan Luka Jahitan Perineum Usai Melahirkan


Ditinjau secara medis oleh

dr. Yusra Firdaus


Ditulis oleh Thendy Foraldy · Tanggal diperbarui 28/04/2021

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan