3. Oles cairan antiseptik
Mengoleskan cairan antiseptik secara lembut ke area luka dapat membantu mencegah infeksi pada luka. Namun, pastikan Anda memilih cairan antiseptik yang aman untuk kulit.
Misalnya cairan antiseptik polyhexanide (polyhexamethylene biguanide/PHMB) yang terbilang lebih aman untuk kulit supaya cepat sembuh.
Menurut dr. Adi, zat obat ini bekerja sama efektifnya untuk membunuh kuman seperti disinfektan alkohol, tapi terbukti lebih aman untuk jaringan kulit yang rusak.
Hal ini tentu tidak menghambat proses penyembuhan luka. Bahkan, cairan antiseptik PHMB tidak menyebabkan rasa perih ketika dioles pada luka.
4. Langsung tutup luka dengan plester
Sekecil apa pun lukanya, sebaiknya langsung tutup dengan plester luka untuk menjaga kelembapannya.
Cara ini juga turut menjaga kandungan cairan antiseptik tetap awet di permukaan kulit, alias tidak cepat menguap dan mengering.
Menutup luka dengan plester, jelas dr. Adi, akan membuatnya lebih cepat sembuh ketimbang dibiarkan terbuka.
Pasalnya, membiarkan luka terbuka akan membuka kesempatan bagi kuman dan bakteri dari udara sekitar untuk hinggap di luka. Inilah yang membuat Anda berisiko mengalami infeksi luka.
Jangan lupa untuk ganti plester paling tidak sehari sekali. Setiap kali akan ganti plester, bersihkan lukanya dulu dan biarkan sebentar sampai kondisinya tidak basah. Barulah tutup lagi dengan plester baru yang steril.
Perlu diingat
Jika cara-cara di atas tetap membuat luka Anda terasa perih atau justru bertambah parah, Anda sebaiknya memeriksakan diri ke dokter untuk mendapatkan perawatan yang tepat.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar