Varian susu sapi yang dijual di pasaran ada bermacam-macam, bukan hanya susu cair atau bubuk. Jenis susu ini biasanya dibedakan berdasarkan kandungan lemak, total kalori, dan proses pengolahannya, seperti proses pasteurisasi. Lantas, jenis susu apa yang cocok untuk Anda?
Jenis susu yang umum dikonsumsi
Anda bisa menentukan varian yang sesuai dengan kebutuhan Anda dengan mengetahui perbedaan setiap jenis susu berikut ini.
1. Whole milk (full cream)
Susu whole milk atau disebut juga susu full cream rasanya legit dan gurih, serta bertekstur kental.
Satu gelasnya mengandung 5 gram lemak jenuh yang sudah mencukupi 20% kebutuhan lemak harian Anda. Total kalori susu full cream satu gelasnya sekitar 150 kkal.
Nah, jika ingin menurunkan berat badan, Anda perlu mempertimbangkan kembali untuk mengonsumsi susu ini secara rutin.
Jenis susu ini mengandung zat gizi yang cukup karena dilengkapi protein, vitamin D, kalsium, hingga fosfor. Susu full cream sangat mudah ditemukan di pasaran.
2. Susu rendah lemak (low fat)
Mungkin Anda pernah melihat susu yang diberi label 1% atau 2% yang artinya jumlah lemak dari total berat susu.
Perbedaan kandungan lemak antara susu whole milk dan susu low fat (rendak lemak) cukup jauh.
Bila susu whole milk memiliki lemak sebanyak 3,25% dari keseluruhan beratnya, jenis low fat hanya memiliki 1 – 2% lemak.
Untuk itu, susu jenis low fat bisa menjadi pilihan yang baik bila Anda sedang menurunkan berat badan atau mengontrol asupan kalori harian.
3. Skim milk
Skim milk (susu skim) lebih rendah lemak dan kalori daripada susu low fat.
Kandungan lemak pada susu skim berkisar 0,5% atau bahkan tidak ada sama sekali, dan kalori sekitar 80 – 90% lebih rendah dari susu full cream.
Meski begitu, kandungan gizi susu tetap sama dengan full cream, sama-sama kaya vitamin A, vitamin B2, vitamin B12, kalsium, serta fosfor.
Dengan kandungan kalori dan lemaknya yang rendah, tapi tetap bergizi, skim milk menjadi susu yang paling direkomendasikan saat diet.
Meski begitu, pada beberapa merek, kadar gula susu skim bisa cenderung lebih banyak ketimbang susu full cream atau jenis low-fat.
4. UHT
Susu UHT (ultra high temperature) diproses dalam suhu tinggi hingga 135 ºC selama 2 – 5 detik.
Pemanasan suhu tinggi ini bertujuan untuk membunuh mikroorganisme berbahaya yang mungkin ada dalam hasil perahan sapi tersebut.
Proses pemanasan ini juga membuat produk akhirnya memiliki masa simpan yang lebih lama. Prosedur pemanasan produk UHT juga disebut sebagai proses pasteurisasi.
Setelah diproses, hasilnya akan dikemas dalam karton atau kaleng steril. Jika sudah dibuka kemasannya, daya simpan hanya bisa bertahan dalam waktu 3 – 4 hari.