Vitamin A termasuk jenis vitamin yang dibutuhkan untuk tubuh. Sayangnya, vitamin ini tak dapat dihasilkan sendiri oleh tubuh. Anda perlu memenuhi kebutuhannya melalui makanan atau suplemen. Dengan begitu, Anda bisa memperoleh banyak manfaat vitamin A.
Manfaat vitamin A
Sumber makanan vitamin A sebenarnya sangat berlimpah, mulai dari ikan, telur, susu, mangga, hingga brokoli. Pasalnya, fungsi vitamin A sangat penting bagi tubuh.
Itu sebabnya, orang dewasa di atas 19 tahun perlu memenuhi kebutuhan harian vitamin A sebanyak 700 mikrogram (mcg) per hari. Angka tersebut dianjurkan oleh Kementerian Kesehatan dalam Angka Kebutuhan Gizi (AKG) harian.
Di bawah ini segudang manfaat yang ditawarkan vitamin A kepada kesehatan tubuh Anda.
Vitamin dengan nama lain retinol ini memiliki tugas penting untuk mengubah cahaya yang ditangkap oleh mata menjadi impuls listrik menuju otak.
Bahkan, kandungan antioksidan dalam vitamin A juga dibutuhkan untuk pembentukan fotoreseptor rhodopsin. Fotoreseptor rhodopsin adalah fotopigmen yang dijumpai dalam sel batang retina dan membantu mata Anda melihat pada malam hari.
Itu sebabnya, kekurangan vitamin A bisa memicu risiko rabun senja karena kekurangan fotopigmen yang diperlukan mata. Tidak heran bila banyak orang rabun senja yang sulit melihat akibat penurunan fungsi retina.
2. Memperkuat sistem imun
Tidak hanya menjaga kesehatan mata, fungsi lain dari vitamin A yaitu memperkuat sistem imun. Vitamin A ternyata memiliki peran penting dalam menjaga pertahanan alami tubuh, meliputi:
meningkatkan fungsi sistem pencernaan,
membantu produksi dan kerja sel darah putih,
memperkuat respons antibodi, serta
menjaga serat memulihkan fungsi permukaan mukosa.
Artinya, tubuh yang kekurangan vitamin A rentan terhadap serangan penyakit infeksi, baik virus maupun bakteri.
Akibatnya, Anda mungkin lebih mudah jatuh sakit dan proses penyembuhannya akan berlangsung lebih lama.
3. Menunjang pertumbuhan janin
Baik kekurangan maupun kelebihan vitamin A dapat menyebabkan cacat lahir. Meski begitu, kandungan asam retinol pada vitamin A diperlukan selama perkembangan janin.
Hal ini dikarenakan vitamin yang tergolong larut lemak ini baik untuk menunjang perkembangan embrio selama kehamilan.
melengkapi struktur tubuh janin, seperti jantung, ginjal, dan mata,
mengurangi risiko penyakit paru-paru kronis pada bayi prematur, serta
mencegah gangguan fungsi organ pada janin.
Sebaiknya penuhi kebutuhan vitamin ini secukupnya, tidak kurang ataupun lebih, yang justru bisa membahayakan kesehatan tubuh.
4. Membantu mengobati jerawat
Berkat sifat antioksidan yang dihasilkan vitamin A, sel dalam tubuh pun terlindungi dari kerusakan akibat radikal bebas.
Manfaat vitamin A satu ini bahkan membantu memperlambat penuaan penuaan sel sehingga kulit terlihat lebih muda.
Selain itu, vitamin A juga berperan penting dalam mengurangi kecepatan sel kulit lepas. Hal ini ternyata berpotensi mengurangi penyumbatan pori-pori dan jerawat karena vitamin A menjaga kadar keratin tetap seimbang.
Temuan ini lain seputar khasiat vitamin A juga dibuktikan penelitian yang dimuat di Journal of the American Academy of Dermatology. Penelitian tersebut melaporkan bahwa isotretinoin, yaitu jenis retinoid, dapat mengobati jerawat yang parah.
5. Menjaga kesehatan tulang
Jenis nutrisi yang paling dibutuhkan tulang yaitu vitamin D dan kalsium. Namun, vitamin A ternyata menawarkan khasiat yang sama bagi kesehatan tulang Anda.
Vitamin A termasuk vitamin yang berperan penting dalam proses pembentukan tulang. Fungsi vitamin A bahkan sering dikaitkan dengan kondisi tulang yang parah.
Hal tersebut ternyata didukung oleh penelitian dari International Journal of Environmental Research and Public Health. Para ahli dalam studi ini melaporkan peserta yang kekurangan vitamin berisiko mengalami patah tulang.
Temuan ini dibandingkan dengan orang yang dapat memenuhi kebutuhan vitamin A dengan baik.
Meski begitu, kelebihan beta karoten yang ada dalam vitamin A juga berpotensi memperburuk kondisi patah tulang.
6. Membantu mengatasi campak
Campak termasuk penyakit yang sering terjadi pada anak-anak dan bisa menyebabkan kematian.
Sekitar setengah dari semua kasus kematian akibat campak terjadi di Afrika, tetapi penyakit ini bisa terjadi di negara berkembang lainnya.
Salah satu faktor utama risiko dari campak yaitu kekurangan vitamin A.
Untuk itu, WHO merekomendasikan dosis oral vitamin A (200.000 IU) selama dua hari untuk anak-anak berusia di atas 1 tahun. Hal ini terutama berlaku untuk anak yang kekurangan vitamin A.
Pengobatan dengan vitamin A ini dilakukan untuk mengurangi risiko kebutaan dan kematian pada anak akibat campak. Pasalnya, vitamin A memberikan manfaat menjaga kornea dan permukaan sel epitel yang terbukti baik untuk kesehatan mata pada pasien campak.
7. Meningkatkan produksi hemoglobin
Selain konsumsi makanan kaya zat besi, Anda juga bisa meningkatkan produksi sel darah merah (hemoglobin) dengan vitamin A. Hal ini dikarenakan kekurangan vitamin A dapat memicu gangguan metabolisme zat besi.
Menurut penelitian dari Persatuan Ahli Gizi Indonesia, kekurangan vitamin A pada anak sekolah berisiko anemia. Namun, hal ini bisa diatasi dengan suplemen atau konsumsi sumber vitamin A yang dapat meningkatkan konsentrasi hemoglobin.
Bahkan, kombinasi suplemen vitamin A dengan zat besi terbukti memberikan pengaruh lebih besar terhadap konsentrasi hemoglobin.
Risiko kelebihan vitamin A
Meski vitamin A menawarkan segudang manfaat bagi kesehatan, Anda tetap perlu memperhatikan asupan hariannya.
Konsumsi atau penggunaan vitamin A yang berlebihan dapat memicu masalah kesehatan yang mengganggu, seperti:
pusing,
mual,
iritasi kulit,
sakit kepala,
kerusakan hati,
nyeri sendi dan tulang, hingga
kematian.
Oleh sebab itu, selalu perhatikan asupan vitamin A Anda agar tubuh mendapatkan gizi yang seimbang. Bila ragu, sebaiknya konsultasikan dengan dokter untuk memahami solusi yang tepat untuk Anda.
[embed-health-tool-bmi]
Catatan
Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.
Zhang, X., Zhang, R., Moore, J. B., Wang, Y., Yan, H., Wu, Y., Tan, A., Fu, J., Shen, Z., Qin, G., Li, R., & Chen, G. (2017). The Effect of Vitamin A on Fracture Risk: A Meta-Analysis of Cohort Studies. International journal of environmental research and public health, 14(9), 1043. https://doi.org/10.3390/ijerph14091043. Retrieved 1 March 2023.
Vitamin A. (n.d). National Institute of Health. Retrieved 1 March 2023, from https://ods.od.nih.gov/factsheets/VitaminA-HealthProfessional/#en1
Jus’at, I., ., S., ., S., & Fitrah, F. (2014). HUBUNGAN KEKURANGAN VITAMIN A DENGAN ANEMIA PADA ANAK USIA SEKOLAH. GIZI INDONESIA, 36(1). https://doi.org/10.36457/gizindo.v36i1.117. Retrieved 1 March 2023.
Zaenglein, A., Pathy, A., Schlosser, B., Alikhan, A., Baldwin, H., & Berson, D. et al. (2016). Guidelines of care for the management of acne vulgaris. Journal Of The American Academy Of Dermatology, 74(5), 945-973.e33. https://doi.org/10.1016/j.jaad.2015.12.037. 1 March 2023.
Vitamin A beneficial for eyes, just not for preventing myopia. (2020). American Optometric Association. Retrieved 1 March 2023, from https://www.aoa.org/news/clinical-eye-care/health-and-wellness/vitamin-a-good-for-the-eyes?sso=y
Ash, M. (2010). Vitamin A: The Key to A Tolerant Immune System?. Clinical Education. Retrieved 1 March 2023, from https://www.clinicaleducation.org/resources/reviews/vitamin-a-the-key-to-a-tolerant-immune-system/
Higdon, J. (2015). Vitamin A. Oregon State University. Retrieved 1 March 2023, from https://lpi.oregonstate.edu/mic/vitamins/vitamin-A
Versi Terbaru
07/09/2023
Ditulis oleh Karinta Ariani Setiaputri
Ditinjau secara medis olehdr. Patricia Lukas Goentoro