backup og meta

Berbagai Jenis Operasi untuk Mata Minus, Bukan Hanya LASIK

Berbagai Jenis Operasi untuk Mata Minus, Bukan Hanya LASIK

Selama ini, mungkin orang-orang mengetahui bahwa LASIK adalah metode untuk mengatasi mata minus. Padahal, kenyataannya, ada berbagai jenis operasi yang bisa dilakukan untuk mengatasi mata minus. Tak hanya itu, berbagai operasi korektif ini nyatanya bisa juga dilakukan untuk mengatasi berbagai kelainan refraksi, seperti rabun dekat, mata tua, hingga mata silinder. Simak ulasan berbagai jenis bedah refraksi untuk mengatasi mata rabun dan bebas dari kacamata.

Berbagai operasi refraktif untuk mengatasi mata rabun

smile dan LASIK

Sebagian besar bedah refraktif yang dilakukan sekarang ini memang mengandalkan teknologi laser. Namun, sebenarnya terdapat operasi yang menggunakan prosedur lain untuk memperbaiki kelainan refraksi, seperti photo refractive keratectomy (PRK) atau implan lensa.

Meskipun berbeda cara, operasi yang dilakukan sama-sama bertujuan mengubah bentuk kornea sehingga mata bisa memfokuskan cahaya pada retina.

American Academy of Ophthalmology menjelaskan operasi refraktif akan mengurangi kelengkungan kornea yang terlalu memanjang pada mata rabun jauh (miopi). Sebaliknya pada mata rabun dekat (hipertmetropi), kelengkungan kornea akan diperpanjang karena awalnya bentuknya terlalu mendatar.

Berikut adalah macam-macam operasi refraktif yang dilakukan untuk menghilangkan mata minus, plus, hingga silindris:

1. LASIK

Operasi refraktif ini digunakan untuk memperbaiki penglihatan pada orang dengan rabun jauh, rabun dekat, atau mata silinder. Selama operasi LASIK (laser-assisted in situ keratomileusis), jaringan kornea akan dibentuk kembali sehingga mata dapat memfokuskan cahaya tepat ke retina.

Pada operasi mata LASIK, akan dilakukan pembuatan flap (lipatan) di lapisan luar kornea. LASIK juga dilakukan dengan penambahan pencitraan komputer yang disebut sebagai teknologi laser wavefront yang bisa menangkap gambar rinci dari struktur depan mata manusia terutama bagian kornea.

2. PRK (photorefractive keratectomy)

Operasi mata ini digunakan untuk memperbaiki rabun jauh, rabun dekat, atau mata silinder yang ringan hingga sedang. Selama operasi PRK, ahli bedah refraksi menggunakan laser untuk membentuk kembali kornea.

Laser yang memberikan pancaran dari sinar ultraviolet ini digunakan pada permukaan kornea, tidak di bawah flap kornea seperti pada LASIK. PRK juga dapat dilakukan dengan pencitraan kornea pada komputer.

3. LASEK (laser epithelial keratomileusis)

Ini adalah jenis bedah refraktif yang berkaitan dengan PRK. Flap atau lipatan epitel dibuat dan kemudian sel-sel epitel dikendurkan menggunakan larutan alkohol. Sebuah laser digunakan untuk membentuk kembali kornea, lalu flap diganti dan dilindungi oleh lensa kontak lunak selama pemulihan. Operasi LASEK digunakan untuk mengobati rabun jauh, rabun dekat, dan astigmatisme.

4. RLE (refractive lens exchange)

RLE identik dengan operasi mata yang dilakukan untuk katarak dengan membuat sayatan kecil di tepi kornea untuk menghapus lensa alami mata dan menggantinya dengan silikon atau lensa plastik. Operasi refraktif ini digunakan untuk memperbaiki rabun jauh atau rabun dekat yang ekstrem.

Mungkin hal ini sesuai untuk seseorang dengan kornea tipis, mata kering, atau masalah pada kornea lainnya. Untuk memperbaiki mata silinder, sebuah operasi LASIK atau metode LASIK lainnya dapat digabungkan dengan RLE.

5. Epi-LASIK

Dalam prosedur bedah refraktif ini, lapisan sel yang sangat tipis akan dipisahkan dari kornea dan bagian dalam kornea dibentuk kembali dengan laser excimer. Tergantung pada metode yang dipilih, lapisan tipis dapat dibiarkan atau diganti. Daerah yang telah dioperasi akan diberi lensa kontak lunak sementara waktu selama penyembuhan.

6. PRELEX (presbyopic lens exchange)

Ini adalah sebuah metode di mana lensa multifokal ditanamkan untuk mengoreksi presbiopia (suatu kondisi di mana lensa mata kehilangan fleksibilitas, sehingga akan merasa kesulitan untuk fokus pada objek yang dekat).

7. Intacs

Operasi refraktif ini juga dikenal sebagai ICR (intracorneal ring segments). Metode ini melibatkan sebuah sayatan kecil di kornea dan menempatkan dua cincin plastik yang berbentuk bulan sabit di tepian luar atau di kornea, sehingga mengubah cara sinar cahaya fokus pada retina.

ICR pernah digunakan untuk mengobati rabun jauh dan rabun dekat ringan, tapi hal itu telah diganti dengan prosedur berbasis laser.

Kornea tidak teratur, yang merupakan bentuk dari keratokonus, adalah kondisi yang paling umum diobati dengan intacs.

8. Implan lensa intraokuler Phakic

Bedah refraksi ini dirancang untuk pasien rabun jauh yang tidak dapat ditangani oleh LASIK dan PRK. Implan Phakic dimasukkan melalui sayatan kecil di tepi kornea dan dilekatkan pada iris atau dimasukkan ke belakang pupil. Prosedur ini berbeda dari RLE, karena lensa alami mata tetap ditaruh di tempatnya.

9. AK atau LRI (astigmatic keratotomy)

Ini bukanlah bedah refraktif laser, tapi bisa digunakan untuk memperbaiki astigmatisme atau mata silinder. Kornea orang yang memiliki astigmatisme biasanya berbentuk terlalu melengkung.

AK atau LRI mengoreksi astigmatisme dengan membuat satu atau dua sayatan di bagian kornea yang paling curam. Sayatan ini membuat kornea menjadi lebih landai dan lebih bulat. Operasi mata ini dapat berdiri sendiri atau digabung dengan PRK, LASIK, atau RK.

10. RK (radial keratotomy)

Ini adalah operasi refraktif yang dulunya sering digunakan sebagai salah satu prosedur untuk memperbaiki rabun jauh. Namun, setelah adanya operasi laser mata yang lebih efektif, seperti LASIK dan PRK, RK sudah jarang digunakan dan dianggap sebagai prosedur usang.

Efek samping bedah refraktif

Meskipun sebagian besar operasi refraktif terbukti dapat meningkatkan kemampuan penglihatan, tetap terdapat risiko dalam pengobatan ini. Semakin serius dan kompleks gangguan penglihatan yang dialami, semakin tinggi pula risiko dari operasinya.

Operasi refraktif sendiri umumnya hanya berlangsung kurang dari 1 jam. Setelahnya, Anda bisa langsung berisitirahat di rumah. Pasien akan melalui masa pemulihan yang akan memengaruhi penglihatan, tapi berlangsung beberapa minggu saja.

Lamanya waktu pemulihan akan bergantung dengan jenis operasi refraktif yang dilakukan. Masa pemulihan LASIK lebih cepat dibandingkan dengan prosedur PRK.

Beberapa efek samping yang mungkin dialami oleh pasien dalam masa pemulihan bedah refraktif di antaranya:

  • Mata kering: operasi refraktif bisa memengaruhi produksi air mata sehingga mata terasa kering. Kondisi mata kering ini bisa menurunkan kualitas penglihatan, tapi bisa diatasi oleh obat tetes mata.
  • Lebih sensitif terhadap cahaya: merasa silau ketika melihat cahaya terang dan bisa disertai dengan penglihatan ganda.
  • Pandangan mata kabur: gejala mirip mata silinder bisa terjadi akibat pembentukan jaringan kornea yang tidak merata.

Sementara ada pula komplikasi yang mungkin dialami akibat operasi refraktif. Risiko ini lebih  berbahaya, tapi sebenarnya sudah semakin jarang terjadi.

  • Efek halo: kesulitan untuk melihat di malam hari atau di sekitar cahaya redup. Namun, dengan teknologi gelombang laser 3D komplikasi bedah refraktif ini bisa dihindari.
  • Penurunan penglihatan: terjadi ketika efek samping operasi refraktif di atas terus berlangsung lebih dari masa pemulihan yang normal. Anda mungkin harus menjalani operasi refraktif yang kedua.
  • Undercorrections: operasi menyebabkan mata tidak sepenuhnya melihat dengan jelas karena kurang mengoreksi kelainan refraksi. Hal ini biasanya terjadi untuk rabun jauh akibat tidak semua jaringan pada kornea terangkat saat operasi.
  • Overcorrections: kondisi ini terjadi apabila operasi yang dilakukan mengangkat terlalu banyak jaringan pada kornea.
  • Kehilangan penglihatan: bedah refraktif bisa menyebabkan mata kehilangan kemampuan melihat, tapi komplikasi ini jarang ditemukan.

Berbagai operasi mata yang bertujuan memperbaiki kelainan refraksi bisa mengatasi gangguan penglihatan seperti rabun jauh, rabun dekat, dan mata silinder. Masing-masing memiliki prosedur dan metode yang berbeda sehingga bisa disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi mata Anda. Konsultasikanlah dengan dokter Anda untuk mengetahui pilihan terbaik.

[embed-health-tool-bmi]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Referensi:

Kim, T., Alió del Barrio, J., Wilkins, M., Cochener, B., & Ang, M. (2019). Refractive surgery. The Lancet, 393(10185), 2085-2098. https://doi.org/10.1016/s0140-6736(18)33209-4

American Academy of Ophthalmology. (2015). What Is Refractive Surgery? Retrieved 29 September 2020, from https://www.aao.org/eye-health/treatments/what-is-refractive-surgery

American Academy of Ophthalmology. (2017). Alternative Refractive Surgery Procedures. Retrieved 29 September 2020, from https://www.aao.org/eye-health/treatments/refractive-surgery-alternative-procedures

University of Rochester Medical Center. (2020). Types of Eye Surgery for Refractive Errors. Retrieved 29 September 2020, from https://www.urmc.rochester.edu/encyclopedia/content.aspx?contenttypeid=85&contentid=P00515

Versi Terbaru

24/01/2022

Ditulis oleh Fidhia Kemala

Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

Diperbarui oleh: Nanda Saputri


Artikel Terkait

Cara Mengatasi Buta Warna yang Membantu Memudahkan Penglihatan Anda

Mengobati Mata Juling dengan Operasi dan Cara Pengobatan Lainnya


Ditinjau secara medis oleh

dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Fidhia Kemala · Tanggal diperbarui 24/01/2022

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan