Susah tidur merupakan permasalahan yang dialami oleh banyak orang. Karena kondisi ini bisa menyebabkan rasa kantuk pada siang hari dan mengganggu produktivitas, tidak sedikit yang memilih untuk minum obat tidur agar cepat terlelap.
Perlu diingat bahwa ada beberapa jenis obat yang tidak boleh diminum tanpa resep. Jika Anda merasa membutuhkan obat ini, coba simak informasi berikut.
Pilihan obat yang bisa membantu Anda tidur
Ada berbagai hal yang bisa menjadi penyebab susah tidur, mulai dari kebiasaan buruk sebelum tidur hingga masalah kesehatan tertentu.
Beberapa orang bisa mengatasinya dengan menerapkan sleep hygiene. Jika cara tersebut tidak berhasil, minum obat tidur biasanya menjadi langkah selanjutnya.
Obat tidur dibedakan menjadi dua jenis, yaitu obat yang diberikan dengan resep dokter dan obat tanpa resep dokter. Berikut adalah perbedaan antara keduanya.
1. Obat tidur tanpa resep dokter
Salah satu golongan obat tidur yang bisa diperoleh tanpa resep dokter adalah diphenhydramine. Di apotek, golongan obat ini dijual dengan merk Valdres dan Sedares.
Di samping itu, Anda bisa mempertimbangkan obat-obatan herbal, seperti Lelap, Snoozz, Antangin Good Night, atau Sido Muncul Prostresa.
Meski tanpa resep, beberapa jenis obat tersebut tetap harus dikonsumsi sesuai aturan pakai yang biasanya tertera pada kemasan atau dijelaskan apoteker.
Obat-obatan tersebut biasanya hanya dikonsumsi dalam jangka pendek, sekitar tujuh hari. Apabila kondisi Anda tidak juga membaik, kunjungilah dokter alih-alih membeli obat lagi.
Pastikan untuk minum obat sesuai petunjuk pada kemasan. Jika tidak, obat-obatan tanpa resep dikhawatirkan dapat mengganggu metabolisme tubuh sehingga berisiko menimbulkan efek samping.
2. Obat tidur dengan resep dokter
Jika obat tanpa resep tidak kunjung membuahkan hasil, dokter mungkin meresepkan obat-obatan berikut.
- Zolpidem, seperti Stilnox, Zudem, dan Zolta.
- Eszopiclone, seperti Lunesta.
- Zaleplon, seperti Sonata.
Obat-obatan tersebut akan bekerja dengan cara memengaruhi kinerja reseptor asam gamma-aminobutirat (GABA) di dalam otak. Akan tetapi, beberapa obat-obatan tersebut memang belum tersedia di Indonesia.
Salah satu fungsi GABA adalah mengontrol rasa kantuk dan suasana hati sehingga Anda akan lebih mudah tidur.
Benzodiazepin juga termasuk obat yang bekerja dengan memengaruhi GABA. Akan tetapi, dokter mungkin menjadikannya pilihan terakhir karena risiko efek sampingnya lebih besar dibandingkan obat-obatan di atas.
Selain itu, ada Ramelton (Rozerem) yang bekerja dengan cara mengikat reseptor melatonin di hipotalamus sehingga Anda bisa lebih cepat tidur. Melatonin adalah hormon alami yang mengendalikan pola tidur.
Dokter akan menentukan pengobatan yang tepat, sesuai dengan kondisi dan tingkat keparahan insomnia Anda.
Bagaimana cara kerja obat tidur?
Secara garis besar, cara kerja obat tidur dapat dibedakan menjadi dua macam. Yang pertama adalah obat-obatan yang menyebabkan kantuk.
Sebagian besar obat tanpa resep mengandung antihistamin yang bekerja dengan cara memblokir histamin. Salah satu efek antihistamin adalah rasa kantuk.
Sementara itu, obat yang kedua bekerja dengan cara memengaruhi area tertentu pada otak untuk membuat Anda cepat tertidur.
Obat-obatan yang diresepkan dokter bisa bekerja dengan cara berbeda-beda. Sebagai contoh, Zolpidem akan bekerja dengan cara merangsang reseptor GABA.
Ini adalah reseptor yang dapat mengurangi kecemasan, merelaksasi otot, dan memberikan efek sedatif.
Efek samping obat tidur
Laman Cleveland Clinic menyebutkan bahwa 8 dari 10 orang yang minum obat tidur akan merasakan pusing dan masalah keseimbangan.
Karena itulah, Anda sebaiknya tidak mengonsumsi obat ini jika masih akan beraktivitas, berkendara, atau mengoperasikan alat berat.
Selain itu, obat tidur resep maupun non-resep bisa menimbulkan efek samping berupa:
- diare,
- mulut kering,
- sakit kepala,
- lemah otot,
- gangguan pencernaan, seperti mual dan mulas, serta
- dengkuran atau sleep apnea yang memburuk.
Beberapa jenis obat juga dapat menimbulkan parasomnia. Ini adalah gangguan tidur yang bisa membuat Anda makan, berbicara, jalan-jalan, dan bahkan mengemudi saat tidur tanpa menyadarinya.
Selain itu, obat ini bisa menyebabkan ketergantungan jika digunakan dalam jangka panjang. Artinya, Anda membutuhkan dosis lebih banyak demi mendapatkan manfaat serupa untuk ke depannya.
Karena itulah, penting untuk selalu mengikuti aturan minum obat sesuai resep dokter atau petunjuknya pada kemasan.
Cara mengonsumsi obat tidur yang aman
Supaya Anda mendapatkan manfaat terbaik dari obat tidur dan terhindar dari efek sampingnya, berikut adalah beberapa hal yang harus Anda perhatikan.
- Awasi segala efek samping obat tidur yang Anda alami. Catat, dan laporkan pada dokter.
- Jangan menambah, mengurangi, atau mengubah jumlah pil tanpa saran dari dokter.
- Jangan mencampur penggunaan obat resep dengan obat dari toko tanpa izin dari dokter.
- Minumlah pil sekitar 20 sampai 30 menit sebelum tidur.
- Jangan beraktivitas setelah mengonsumsi obat, misalnya berkendara, makan, atau mengoperasikan alat berat.
- Jangan mencampurkan obat dengan alkohol atau obat sedatif lainnya.
- Jika Anda ingin mengonsumsi obat tanpa resep dokter, mulailah dengan dosis paling rendah.
Tips untuk mengurangi penggunaan obat tidur
Sebelum memutuskan minum obat, Anda bisa mencoba beberapa cara berikut untuk mengatasi susah tidur.
- Membatasi asupan kafein harian dan menghindarinya saat menjelang tidur.
- Menghindari alkohol dan rokok minimal tiga jam sebelum tidur.
- Olahraga secara teratur, tetapi hindari melakukannya kurang dari dua jam sebelum tidur.
- Hindari terlalu banyak aktivitas di tempat tidur. Fokuskan tempat tidur hanya untuk beristirahat.
- Lakukan kegiatan yang membuat Anda rileks sebelum tidur, seperti mendengarkan musik atau membaca buku.
- Matikan perangkat elektrolit setidaknya 30 menit sebelum tidur.
Tidak perlu menunggu sampai merasa susah tidur untuk melakukan berbagai tips di atas. Anda bisa segera melakukannya untuk mendapatkan waktu tidur yang berkualitas.
Kesimpulan
- Contoh obat tidur yang bisa dibeli tanpa resep dokter adalah diphenhydramine, promethazine, dan doxylamine. Meski begitu, pastikan Anda tetap mengikuti aturan pakai yang ada pada kemasan.
- Dokter biasanya meresepkan obat yang bekerja dengan cara memengaruhi reseptor di otak, seperti zolpidem, eszopiclone, dan zaleplon.
- Obat tidur sebaiknya tidak dikonsumsi dalam jangka panjang karena bisa menyebabkan ketergantungan.
[embed-health-tool-heart-rate]