Sikat gigi hanya bisa menjangkau 25% permukaan gigi sehingga kuman di sela-sela gigi tidak terbasmi secara optimal. Itu sebabnya, Anda membutuhkan obat kumur atau mouthwash. Sayangnya, belum semua orang mengetahui cara menggunakan obat kumur yang benar.
Jika Anda masih bingung, simak panduan lengkapnya di bawah ini.
Cara menggunakan obat kumur yang benar
Obat kumur sering dianggap tidak penting di dalam rutinitas menjaga kebersihan gigi dan mulut.
Padahal, penggunaan obat kumur yang benar dapat memberikan manfaat yang lebih signifikan dibandingkan hanya menyikat gigi secara rutin dua kali sehari.
Mouthwash adalah cairan antiseptik untuk membilas rongga mulut yang bisa membunuh kuman di sela-sela gigi yang tidak terjangkau saat Anda menyikat gigi.
Untuk memperoleh hasil yang optimal, penting bagi Anda untuk mengetahui cara menggunakan mouthwash atau obat kumur yang benar seperti berikut.
- Mulai dengan menyikat gigi dan memakai benang gigi (flossing) sebelum berkumur agar sisa-sisa kuman yang masih menempel pada gigi bisa dibersihkan secara menyeluruh.
- Kocok obat kumur sebelum dipakai, lalu tuang ke dalam cangkir yang disertakan dengan takaran sekitar 20 ml atau sesuai dosis yang dianjurkan pada kemasan.
- Berkumur dengan seluruh obat di dalam cangkir. Pastikan seluruh bagian mulut terkena obat kumur dengan cara berkumur ke arah kanan, kiri, serta mendongak ke atas setidaknya selama 30 detik.
- Setelahnya, ludahkan sisa obat kumur dari dalam mulut hingga mulut terasa bersih.
- Usahakan untuk tidak langsung membilas mulut dengan air agar bahan aktif di dalam obat kumur dapat bekerja lebih lama dan efektif.
Gunakan mouthwash sesuai dengan takarannya. Penggunaan obat kumur secara berlebihan akan menyebabkan mulut kering, sariawan, hingga meningkatkan risiko infeksi.
Untuk mendapatkan hasil yang optimal dan mulut yang bersih, sebaiknya berkumurlah secara rutin sebanyak dua kali sehari, yakni setelah Anda menyikat gigi.
Hal-hal yang perlu diperhatikan saat memakai obat kumur
American Dental Association tidak merekomendasikan pemakaian obat kumur pada anak-anak berusia di bawah 6 tahun.
Sejumlah produk mouthwash mengandung alkohol yang bisa menyebabkan mual, muntah, dan gejala keracunan bila anak-anak menelan obat kumur dalam jumlah banyak.
Selain itu, menelan obat kumur yang mengandung fluoride juga berpotensi meningkatkan risiko fluorosis pada gigi anak.
Fluorosis terjadi ketika anak-anak yang belum berusia 8 tahun terpapar fluoride secara berlebihan. Kondisi ini menimbulkan noda putih atau kecoklatan pada enamel gigi.
Orang dewasa juga tidak boleh menelan obat kumur. Hal ini dapat menimbulkan efek negatif, seperti keracunan alkohol dan iritasi saluran pencernaan.
Obat kumur dan resistensi bakteri
Manfaat obat kumur untuk kesehatan gigi dan mulut
Penggunaan obat kumur merupakan rangkaian penting dalam perawatan gigi dan mulut yang menyeluruh.
Sama halnya dengan penggunaan benang gigi, cairan mouthwash dapat menjangkau sela-sela gigi Anda yang tidak terjangkau oleh bulu-bulu sikat gigi.
Beberapa manfaat obat kumur atau mouthwash bila digunakan dengan tepat yakni:
- menyegarkan pernapasan,
- menghilangkan plak dan bakteri pada rongga mulut, serta
- mencegah bau mulut, gigi berlubang, dan penyakit gusi.
Namun, perlu dipahami bahwa obat kumur bukanlah obat untuk mengatasi berbagai gangguan gigi dan mulut yang sudah kronis.
Apabila Anda mengalami keluhan-keluhan terkait kesehatan gigi dan mulut, pemeriksaan dengan dokter gigi merupakan solusi yang paling tepat.
Tips memilih obat kumur yang tepat
Ada berbagai jenis obat kumur yang diformulasikan untuk tujuan berbeda, misalnya mencegah gigi berlubang, mengurangi plak, atau menyegarkan napas.
Berikut ini adalah beberapa tips memilih obat kumur yang sesuai dengan kebutuhan Anda.
1. Pilih obat kumur ber-fluoride
Untuk mencegah gigi berlubang, pilih obat kumur yang mengandung fluoride. Mineral ini bisa membantu memperkuat enamel gigi dan melindunginya dari kerusakan.
Orang dengan kondisi mulut kering atau xerostomia juga disarankan memakai obat kumur ini. Kondisi mulut yang kering sangat ideal untuk perkembangan bakteri penyebab karies.
Kombinasi fluoride di dalam pasta gigi dan obat kumur dapat memberikan perlindungan lebih kuat terhadap gigi dan mengurangi risiko gigi berlubang.
2. Perhatikan kandungan antibakteri
Untuk mengurangi perkembangan plak dan mencegah penyakit gusi, pilihlah mouthwash yang mengandung antibakteri, seperti chlorhexidine atau cetylpyridinium chloride (CPC).
Chlorhexidine hanya bisa diresepkan oleh dokter untuk mengatasi masalah gusi, misalnya radang gusi atau gingivitis. Obat kumur ini juga bisa meredakan perdarahan gusi.
Sementara itu, cetylpyridinium chloride (CPC) adalah kandungan dalam obat kumur yang bisa membantu mengurangi penumpukan plak gigi.
Dibandingkan dengan chlorhexidine, obat kumur CPC memiliki efek samping yang lebih ringan sehingga bisa dibeli secara bebas.