Untuk membuktikan fenomena sugar rush, para ahli pun melakukan beragam penelitian.
Riset pada jurnal Neuroscience & Biobehavioral Reviews menemukan efek yang berbeda dari sugar rush ketika tubuh mendapatkan asupan gula yang tinggi.
Para peneliti menganalisis 31 studi yang melibatkan total 1.259 partisipan mengenai hubungan antara konsumsi karbohidrat dan pengaruh suasana hati.
Asupan gula yang cukup tinggi justru membuat tubuh menjadi lebih cepat lelah dan menurunkan fokus atau konsentrasi.
Efek ini bahkan sudah muncul sejak satu jam pertama setelah tubuh mengonsumsi gula dalam jumlah banyak.
Selain itu, temuan dalam jurnal The BMJ menunjukkan konsumsi makanan yang memiliki indeks glikemik (IG) tinggi meningkatkan risiko gejala depresi dan kecemasan.
Pasalnya, makanan dengan IG tinggi memiliki kandungan gula yang lebih mudah diproses menjadi energi oleh tubuh.
Proses pengolahan gula menjadi energi yang lebih singkat ternyata membuat kadar gula darah menurun dalam waktu cepat.
Jika mengonsumsi makanan manis terus-menerus, kadar gula darah pun jadi cenderung naik-turun.
Kondisi gula darah yang tidak stabil lantas meningkatkan pelepasan hormon kortisol dan adrenalin.
Kortisol dan adrenalin berpengaruh terhadap kondisi stres, depresi, dan gangguan kecemasan. Peningkatan kadar kedua hormon ini juga membuat orang cepat marah dan mudah lapar.
Jadi, efek konsumsi makanan tinggi gula yang membuat tubuh menjadi hiperaktif dalam sugar rush tidak terbukti dalam penelitian.
Asupan gula yang tinggi secara menerus justru membuat tubuh cenderung tidak berenergi dan meningkatkan risiko gangguan suasana hati.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar