backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

1

Tanya Dokter
Simpan
Konten

Manfaat Infus, Prosedur Pemasangan, dan Efek Sampingnya

Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H. · General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Satria Aji Purwoko · Tanggal diperbarui 09/01/2024

Manfaat Infus, Prosedur Pemasangan, dan Efek Sampingnya

Pemberian obat lewat infus biasanya menjadi pilihan terbaik bila pasien tidak lagi mampu menerima obat secara oral atau melalui mulut. Yuk, kenali lebih dalam mengenai tujuan, prosedur, dan efek samping infus dalam pembahasan berikut ini.

Apa itu infus?

Infus adalah metode pemberian obat atau cairan yang dilakukan langsung melalui pembuluh darah vena. Prosedur ini juga disebut sebagai terapi intravena (IV).

Prosedur ini dilakukan saat pasien mengalami kondisi darurat medis yang mengharuskan obat masuk ke dalam tubuh dengan cepat, seperti dehidrasi, serangan jantung, atau keracunan.

Saat kondisi tersebut terjadi, pemberian obat secara oral atau melalui mulut tidak efektif membantu pasien.

Pasalnya, obat oral membutuhkan waktu lebih lama untuk diserap oleh darah. Padahal, pasien sedang memerlukan penanganan cepat agar kondisinya tidak makin memburuk.

Terapi intravena juga dapat dilakukan bila pasien mengalami muntah hebat sehingga semua makanan dan cairan yang masuk ke mulut keluar tanpa sempat dicerna.

Siapa yang membutuhkan infus?

prosedur infus

Terapi IV manfaat untuk mempercepat penyerapan obat ke dalam aliran darah. Dengan demikian, obat akan bekerja lebih optimal untuk meringankan kondisi pasien.

Secara umum, beberapa kondisi yang membuat dokter harus menginfus Anda yaitu:

  • dehidrasi parah,
  • keracunan makanan,
  • stroke,
  • serangan jantung,
  • peradangan kronis,
  • cedera serius dan luka bakar,
  • gangguan sistem kekebalan tubuh,
  • infeksi parah yang membuat pasien tidak responsif terhadap antibiotik oral, 
  • efek samping obat-obatan kemoterapi untuk menangani kanker, dan
  • koma sehingga Anda tidak bisa makan dan minum secara normal.
  • Pemberian terapi intravena tidak hanya terbatas pada kondisi di atas. Mungkin ada pasien dengan kondisi lain yang tidak disebutkan di atas, tetapi membutuhkan perawatan ini.

    Konsultasikan dengan dokter untuk memastikan apakah Anda perlu memperoleh terapi intravena. 

    Macam-macam infus

    Berikut ini adalah jenis terapi IV yang diberikan di rumah sakit berdasarkan metode pemberian dan jenis cairan yang digunakan.

    1. Berdasarkan metode pemberian infus

    Metode pemberian terapi intravena ini terbagi jadi dua jenis, yakni secara manual dan pompa.

    • Manual: melibatkan gaya gravitasi agar jumlah obat tetap sama selama periode waktu tertentu. Kecepatan tetesan cairan infus diatur dengan mengurangi atau menambah tekanan penjepit tabung intravena yang dipasang pada selang.
    • Pompa: perawat akan memprogram pompa listrik agar cairan menetes dengan kecepatan dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan pasien.

    2. Berdasarkan jenis cairan infus

    Ada beragam cairan infus yang memiliki kegunaan masing-masing. Secara umum, jenis cairan infus terbagi ke dalam dua jenis, yakni cairan kristaloid dan cairan koloid.

    • Cairan kristaloid: mengandung air, elektrolit, atau gula sederhana untuk mengganti dan menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh. Contohnya cairan saline, ringer laktat, dan dextrose.
    • Cairan koloid: mengandung molekul yang lebih berat, seperti protein atau lemak, yang diberikan kepada pasien kritis atau operasi bedah. Contohnya, gelatin, albumin, dan dekstran.

    Terlepas dari jenis cairan dan metode pemberian yang digunakan, perawat atau tenaga medis harus tetap memantau infusan pasien secara intensif. 

    Hal ini dilakukan agar laju cairan yang menetes dari kantong infus terkontrol dengan baik. Laju cairan yang terlalu cepat atau lambat bisa menjadikan pengobatan tidak optimal.

    Prosedur terapi intravena

    penurunan kesadaran

    Sebelum memberikan terapi intravena kepada Anda, dokter atau perawat harus terlebih dahulu menentukan jenis infus yang akan digunakan. 

    Tidak lupa, mereka akan menentukan dosis dan menghitung tetesan infus berdasarkan banyak faktor, termasuk berat badan, usia, dan kondisi kesehatan Anda.

    Setelah dokter atau perawat berhasil menentukannya, barulah infus bisa disuntikkan melalui kulit.

    Area yang akan disuntik akan dibersihkan terlebih dahulu dengan alkohol. Hal ini dilakukan agar area tersebut bersih dari paparan kuman dan bakteri.

    Pada orang dewasa, jarum intravena sering kali disuntikkan pada area punggung tangan maupun lipatan antara lengan atas dan bawah.

    Sementara pada bayi, penginfusan bisa dilakukan lewat kaki, tangan, atau bahkan kulit kepala.

    Anda mungkin akan merasakan rasa tidak nyaman saat kateter dimasukkan ke pembuluh vena. Namun, Anda tidak perlu cemas.

    Rasa nyeri dan sedikit tegang ini merupakan reaksi yang normal dan umumnya segera membaik setelah prosedur selesai dilakukan.

    Bisakah Anda memasang infus sendiri?

    Pemberian infus harus dilakukan oleh dokter atau perawat. Dosis dan laju pemberian infus yang salah bisa menyebabkan komplikasi yang membahayakan pasien dengan riwayat penyakit kronis, seperti sesak napas dan tekanan darah tinggi.

    Efek samping infus

    Efek samping pascainfus mungkin saja bersifat ringan atau berat, tergantung pada reaksi tubuh terhadap obat dan faktor lainnya.

    Berikut ini adalah beberapa efek samping yang paling umum dari pemasangan infus.

    1. Infeksi

    Infeksi bisa terjadi pada area bekas suntikan. Efek samping ini dapat terjadi akibat pemasangan jarum dan kateter yang tidak tepat maupun penggunaan peralatan medis yang tidak steril.

    Gejala infeksi umumnya berupa kemerahan, nyeri, dan bengkak pada area infusan. Kondisi ini terkadang bisa disertai demam tinggi dan menggigil. 

    2. Infiltrasi

    Pemasangan IV yang kurang tepat bisa menimbulkan infiltrasi. Apabila infiltrasi terjadi, obat yang harusnya masuk ke aliran darah justru bocor ke jaringan di sekitarnya. 

    Infiltrasi berpotensi menyebabkan kerusakan jaringan parah bila tidak segera ditangani.

    3. Emboli udara

    Emboli udara bisa terjadi akibat adanya udara dalam jarum suntik atau kantong obat. Jika saluran kantong obat mengering, gelembung udara bisa masuk ke dalam pembuluh darah.

    Gelembung udara ini dapat mengalir ke jantung atau paru-paru. Apabila dibiarkan, aliran darah bisa terhambat sehingga meningkatkan risiko serangan jantung dan stroke.

    4. Penggumpalan darah

    Pemberian terapi intravena yang kurang tepat mungkin bisa menyebabkan penggumpalan darah.  

    Darah yang menggumpal dapat memperlambat aliran darah sehingga daerah yang tersumbat menjadi bengkak, merah, dan terasa menyakitkan.

    Pemberian terapi IV yang keliru dapat menimbulkan efek samping serius. Jadi, jangan sekali-kali Anda mencoba untuk melakukan prosedur ini seorang diri.

    Jika Anda memerlukan terapi intravena di rumah, beberapa klinik maupun rumah sakit telah menyediakan layanan home care atau perawatan di rumah.

    Apabila Anda mempunyai pertanyaan lebih lanjut tentang prosedur ini, konsultasikan langsung dengan dokter atau perawat yang menangani Anda.

    Kesimpulan

    • Infus adalah metode pemberian obat atau cairan langsung lewat pembuluh darah vena.
    • Prosedur ini dilakukan pada kondisi darurat medis yang membutuhkan penyerapan obat dengan cepat, seperti dehidrasi, keracunan, dan serangan jantung.
    • Beberapa efek samping yang dapat terjadi setelah terapi intravena yakni infeksi, infiltrasi, emboli udara, dan penggumpalan darah.
    • Itu sebabnya pemasangan infus harus dilakukan oleh dokter atau perawat yang terlatih.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

    General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


    Ditulis oleh Satria Aji Purwoko · Tanggal diperbarui 09/01/2024

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan