Tumbuhan sering digunakan sebagai bahan obat herbal tradisional. Namun, ada pula beberapa obat tradisional yang berasal dari hewan, salah satunya semut jepang. Lantas, apakah hewan ini benar-benar bermanfaat bagi kesehatan?
Apa itu semut jepang?
Semut jepang (Ulomoides sp) adalah serangga yang memiliki kerabat dekat dengan ulat hongkong dan kutu beras.
Meski disebut “semut”, hewan ini sebenarnya adalah kumbang. Uniknya lagi, serangga ini tidak berasal dari Jepang. Habitat alaminya ada di Indonesia.
Bentuk semut jepang mirip kecoa, tetapi warnanya lebih pekat dan ukurannya lebih kecil.
Kandungan berkhasiat semut jepang
Potensi manfaat serangga ini berasal dari kandungannya. Mengutip studi terbitan Vitae (2013), berikut senyawa yang ditemukan.
- Asam oleat.
- Asam linoleat.
- Limomen.
- Asam palmitat.
- Asam estearat.
- 1-pentadecanol.
- Alpha-pinene.
- Beta-phellandrene.
- Alpha-terpinene.
- 2-methyl-p-benzoquinone.
- 2,4-dihidroxy-1-ethylbenzene.
- 2,5-dimethylquinone.
Manfaat semut jepang
Dari kandungan di atas, apa manfaat semut jepang?
1. Mengendalikan diabetes
Semut jepang diyakini membantu pasien diabetes mengontrol gula darah.
Studi terbitan Brazilian Journal of Medical and Biological Research (2018) menemukan bahwa lemak hewan ini mengandung asam linoleat dan asam oleat yang memberikan efek penurunan gula darah.
Kemungkinan cara kerjanya yaitu meningkatkan sensitivitas insulin. Dalam hal ini, tubuh akan menggunakan hormon insulin dengan baik sehingga gula darah dapat menurun.
Meski begitu, penelitian ini masih dilakukan pada tikus, bukan pada pasien diabetes sesungguhnya.
2. Mengurangi risiko penyakit jantung
Serangga ini dipercaya membantu menurunkan risiko penyakit jantung.
Semut jepang kaya akan asam lemak oleat dan linoleat yang membantu menurunkan kolesterol jahat (LDL) dan penggumpalan darah di dalam pembuluh darah.
Selain itu, semut jepang mengandung asam oleat dan limonene yang bekerja sebagai antiradang. Peradangan diketahui juga menyebabkan penggumpalan pembuluh darah.
Bila kolesterol tinggi dan penggumpalan menumpuk, pembuluh darah pun akan tersumbat. Ini bisa menimbulkan serangan jantung, penyakit jantung koroner, dan stroke.
Perlu diketahui, manfaat ini hanya dilihat berdasarkan kandungannya, bukan orang yang langsung mengonsumsi hewan tersebut.
3. Mengurangi risiko hipertensi
Manfaat semut jepang juga berpotensi untuk menurunkan tekanan darah atau hipertensi.
Telah diketahui sebelumnya bahwa mengonsumsi hewani ini berpotensi mengurangi penggumpalan darah dan kolesterol.
Gumpalan darah dan kolesterol yang menumpuk bisa menyempitkan dan mengeraskan pembuluh darah.
Jantung pun perlu memompa darah lebih keras agar alirannya bisa mencakup seluruh tubuh. Hal ini mengakibatkan tekanan darah pun tinggi.
Lagi-lagi, belum ada penelitian yang langsung melihat manfaat konsumsi kumbang ini pada pasien hipertensi.
4. Mengurangi risiko asam urat
Hewan ini mengandung berbagai senyawa yang bersifat antiradang, yaitu limonen dan 1,4-benzoquinones.
Nah, kandungan ini berpotensi mengurangi peradangan sendi akibat penyakit asam urat.
Jenis kumbang-kumbangan bahkan sudah banyak digunakan sebagai obat alternatif asam urat di Cina dan negara di Asia Timur lainnya.
Memang banyak penelitian yang mengamati potensi kumbang untuk asam urat. Namun, belum ada riset yang langsung meneliti kumbang jenis ini sampai sekarang.
5. Memperkuat ereksi
Beberapa orang juga percaya bahwa hewan ini bisa menjadi makanan untuk memicu ereksi.
Jenis kumbang-kumbangan sudah dipercaya sebagai obat tradisional negara bagian timur sebagai afrodisiak atau peningkat gairah seks.
Kumbang mengandung senyawa cantharidin yang bisa merangsang aliran darah ke daerah panggul, termasuk penis. Efeknya, mungkin Anda mengalami ereksi.
Perlu diketahui, hingga saat ini belum diketahui apakah kumbang jenis ini mengandung senyawa cantharidin.
Tahukah Anda?
Efek samping semut jepang
Saat ini, laporan soal efek samping yang mungkin timbul masih bersifat simpang siur.
Beberapa efek samping obat tradisional yang mungkin muncul akibat makan kumbang di antaranya mual, muntah, radang usus besar, dan peradangan pembuluh darah.
Beberapa efek samping lain yang dikabarkan pun masih perlu penelitian lebih lanjut.