Wanita penderita kanker payudara yang pernah menjalankan kemoterapi dengan tamoxifen memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami benjolan berisi cairan di ovarium.
Meski demikian, benjolan ini hanya bersifat sementara dan dapat hilang setelah pengobatan selesai.
3. Sindrom ovarium polikistik (PCOS)
Wanita dengan sindrom ovarium polikistik (polycystic ovary syndrome/PCOS) mempunyai risiko lebih tinggi untuk memiliki kista di ovarium.
PCOS terjadi ketika tubuh tidak memproduksi cukup hormon bagi folikel dalam ovarium untuk melepaskan sel telur. Akibatnya, terbentuklah benjolan folikel (kista kecil-kecil).
4. Endometriosis
Endometriosis terjadi saat bagian dari jaringan yang melapisi rahim (endometrium) terbentuk di bagian luar rahim, seperti tuba falopi, ovarium, kandung kemih, usus besar, vagina, atau rektum.
Terkadang, kantung berisi darah (benjolan/fibroid) dapat terbentuk pada jaringan ini. Benjolan ini dikenal dengan endometrioma.
Endometrioma dapat menyebabkan sakit saat berhubungan seksual dan selama periode menstruasi.
5. Obat penyubur kandungan
Obat penyubur kandungan, seperti seperti gonadotropin, clomiphene citrate, atau letrozole, biasanya dipakai untuk membantu Anda ovulasi (melepaskan sel telur).
Hal ini tentu dapat memengaruhi keseimbangan hormon dalam tubuh Anda. Itu sebabnya, penggunaan obat penyubur kandungan juga dapat meningkatkan risiko adanya benjolan di ovarium.
Penggunaan obat ini dapat menyebabkan terbentuknya kista dalam jumlah banyak dan dalam ukuran besar pada ovarium. Kondisi ini disebut dengan sindrom hiperstimulasi ovarium (ovarian hyperstimulation syndrome).
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar