backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

1

Tanya Dokter
Simpan

Berdiri dari Duduk Bikin Pusing? Hipotensi Ortostatik Kemungkinan Penyebabnya

Ditinjau secara medis oleh dr. Tania Savitri · General Practitioner · Integrated Therapeutic


Ditulis oleh Aprinda Puji · Tanggal diperbarui 08/04/2021

    Berdiri dari Duduk Bikin Pusing? Hipotensi Ortostatik Kemungkinan Penyebabnya

    Selain hipertensi (tekanan darah tinggi), ada juga kondisi medis yang disebut dengan hipotensi (tekanan darah rendah). Salah satu jenisnya, yakni hipotensi ortostatik. Istilah medis tersebut memang cukup asing di telinga Anda, tapi nyatanya sangat umum terjadi. Bahkan, mungkin Anda pernah mengalaminya. Penasaran? Yuk, kenali lebih dalam kondisi ini pada ulasan berikut.

    Apa itu hipotensi ortostatik?

    Hipotensi ortostatik adalah jenis tekanan darah rendah atau hipotensi yang terjadi saat Anda bangun dari duduk atau berbaring. Secara bahasa, kata “orthostasis” berarti berdiri, sehingga kondisi tersebut diartikan sebagai tekanan darah rendah (hipotensi) yang terjadi saat seseorang berdiri.

    Kondisi ini ternyata juga punya nama lain, yaitu hipotensi postural, ini karena kondisinya berkaitan dengan perubahan postur tubuh.

    Saat berdiri, gravitasi memindahkan darah dari tubuh bagian atas ke anggota tubuh bagian bawah. Akibatnya, terjadi penurunan sementara jumlah darah di tubuh bagian atas untuk dipompa jantung, sehingga tekanan darah dapat turun.

    Namun, Anda tidak perlu khawatir karena biasanya, tubuh dengan cepat melawan gaya gravitasi dan mempertahankan tekanan darah normal dan aliran darah kembali stabil. Pada kebanyakan orang, hipotensi postural sementara ini tidak disadari karena penyesuaian tubuh terjadi dalam waktu cepat.

    Akan tetapi, ada pula yang berjalan cukup lambat karena tubuh mengalami kesulitan mencapai tekanan darah yang stabil. Akibatnya, penurunan tekanan darah ini berlangsung selama beberapa menit setelah tubuh berubah posisi dari berbaring atau duduk ke posisi berdiri.

    Dilandir dari situs kesehatan Medline Plus, seseorang didiagnosis hipotensi ortostatik jika tekanan darah sistolik dalam tubuhnya adalah menurun sebanyak 20 mmHg atau diastolik 10 mmHg dalam waktu 3 menit sejak berdiri.

    Seperti apa gejala hipotensi ortostatik?

    pusing karena darah rendah

    Penurunan tekanan darah bisa saja tidak menimbulkan gejala, sehingga penderita tidak menyadarinya. Namun, ada juga yang merasakan gejalanya. Gejala hipotensi ortostatil yang paling umum terjadi adalah kepala terasa pusing saat berdiri mendadak. Di samping itu, beberapa orang juga merasakan gejala lainnya, seperti:

    • Perasaan ingin pingsan atau sensasi sekeling Anda berputar-putar.
    • Sakit kepala dn penglihatan menjadi kabur.
    • Tekanan pada bahu atau leher bagian belakang.
    • Perut mual.
    • Tubuh terasa lemah dan lelah.

    Semua gejala tersebut dapat berlangsung kurang dari beberapa menit. Sesekali Anda mungkin gejala kepala pusing keliyengan seperti atas dan ini bisa saja karena penyebab lain, seperti kadar gula darah yang rendah atau dehidrasi ringan.

    Jika gejala, seperti pusing muncul sesekali saat bangun dari duduk dalam waktu lama, Anda tidak perlu khawatir. Akan tetapi, sangat ditekankan untuk periksa ke dokter jika gejalanya sering kali muncul. Apalagi, hingga membuat Anda terjatuh karena rasa pusingnya yang cukup parah atau bahkan sering pingsan.

    Apa saja penyebab hipotensi ortostatik?

    penyebab sakit kepala sampai ke mata

    Meskipun umum terjadi, penurunan tekanan darah yang sering terjadi bisa menjadi tanda adanya masalah kesehatan. Berikut ini adalah berbagai penyebab dari hipotensi ortostatik:

    1. Dehidrasi

    Demam, muntah, kurang minum, diare berat, dan olahraga berat dengan pengeluaran keringat yang berlebih, semua itu dapat menyebabkan dehidrasi yang dapat menurunkan volume darah. Dehidrasi ringan dapat menimbulkan gejala hipotensi postural seperti kepala keliyengan dan kelelahan.

    2. Masalah jantung

    Beberapa kondisi jantung yang dapat menyebabkan tekanan darah rendah di antaranya adalah detak jantung yang lambat (bradikardia) secara ekstrem, masalah pada katup jantung, serangan jantung, dan gagal jantung. Kondisi tersebut menghalangi tubuh Anda merespons cukup cepat untuk memompa lebih banyak darah saat berdiri.

    3. Masalah endokrin

    Masalah endokrin, seperti penyakit Addison, dan gula darah yang rendah dapat menyebabkan penurunan tekanan darah. Begitu pula dengan diabetes yang dapat merusak saraf yang membantu mengirim sinyal yang mengatur tekanan darah.

    4. Gangguan sistem saraf

    Hipotensi ortostatik neurologis dapat disebabkan oleh keadaan neuropati akibat penyakit diabetes melitus, maupun adanya lesi pada pusat seperti pada keadaan penyakit Parkinson.

    Bagaimana mengatasi hipotensi ortostatik?

    minuman untuk diare

    Tujuan dari cara mengatasi hipotensi ortostatik adalah menaikkan tekanan darah rendah saat berdiri tanpa meningkatkan tekanan darah ketika berbaring. Selain itu, ada pula beberapa penanganan untuk mengurangi gejala intoleransi ortostatik, serta meningkatkan kemampuan dalam melakukan aktivitas sehari-hari.

    Berikut ini adalah beberapa hal perubahan gaya hidup yang dapat dilakukan dengan mudah dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari untuk membantu mengatasi hipotensi ortostatik:

    1. Gunakan kompresi pada perut

    Pada suatu percobaan, ditemukan bahwa memberi kompresi pada perut dapat menaikkan tekanan darah saat berdiri. Pengikat harus cukup ketat dan memberi tekanan yang lembut, digunakan ketika akan beranjak dari tempat tidur saat bangun di pagi hari dan dilepas saat hendak berbaring.

    Kompresi pada perut dapat digunakan sesuai dengan kebutuhan masing-masing orang. Bila kompresi perut saja dirasakan tidak cukup, Anda dapat menambah kompresi pada kaki berupa stoking.

    2. Cukupi asupan cairan tubuh

    Ketika Anda sedang jalan-jalan ke tempat wisata, belanja ke pasar, maupun kegiatan lain yang memerlukan Anda untuk berdiri berkepanjangan, jangan lupa untuk minum air. Selalu bawa botol air minum cadangan kemana pun Anda pergi agar tekanan darah dalam tubuh tidak merosot rendah.

    Selain itu, hindari juga aktivitas yang bisa membuat Anda dehidrasi dan berisiko kembali mengalami penurunan tekanan darah, contoh berendam di air panas. Cukup dengan air hangat jika memang dibutuhkan.

    3. Bangkit dari tidur secara pelan-pelan

    Berbaringlah dengan kepala sedikit dinaikkan 15-20 derajat. Kemudian, bila hendak bangun dari tempat tidur, lakukan secara bertahap yaitu duduk terlebih dahulu pada sisi tempat tidur selama 5 menit sebelum beranjak berdiri.

    4. Latihan otot tungkai bawah

    Hal tersebut dapat meningkatkan aliran darah kembali ke jantung dan membantu mempertahankan tekanan darah selama aktivitas sehari-hari. Teknik yang dapat dilakukan adalah latihan otot betis, mengangkat jari-jari kaki, dan menaikkan kaki. Olahraga ringan seperti berenang dan bersepeda juga dianjurkan untuk meningkatkan volume plasma.

    5. Asupan natrium secukupnya

    Kandungan natrium dalam garam juga membantu mengatasi gejala hipotensi ortostatik. Asupan garam yang dianjurkan kurang dari 500 mg per hari. Namun, hal ini harus dilakukan dengan hati-hati dan harus didiskusikan terlebih dahulu dengan dokter. Terlalu banyak garam malah dapat menyebabkan tekanan darah meningkat terlampau tinggi, apalagi jika Anda punya penyakit jantung.

    6. Minum obat yang diresepkan dokter

    Jika cara yang disebutkan di atas tidak juga efektif mengatasi penurunan tekanan darah saat berdiri, dokter akan meresepkan beberapa obat. Biasanya, tindakan ini menjadi cara terakhir karena peningkatan volume dan tekanan darah dengan obat biasanya jarang dilakukan.

    Beberapa obat yang biasanya diresepkan untuk orang dengan hipotensi ortostatik adalah:

    Penggunaan obat harus dengan pengawasan dokter. Jadi, jangan sesekali mencoba untuk minum obat tekanan darah rendah tanpa izin dokter karena dikhawatirkan dapat menimbulkan efek samping.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Tania Savitri

    General Practitioner · Integrated Therapeutic


    Ditulis oleh Aprinda Puji · Tanggal diperbarui 08/04/2021

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan