Hal ini juga yang menyebabkan kecanduan semakin kuat. Lah, mengapa bisa begitu?
Ada fakta yang menyebutkan bahwa jika Anda mulai mengonsumsi nikotin pada usia yang sangat muda, kemungkinan kecanduan Anda akan semakin kuat.
Dengan kata lain, tingkat ketergantungan yang telah terbentuk di dalam tubuh sudah cukup besar sehingga setiap hari Anda akan menginginkannya lagi dan lagi.
Menurut K. Vendrell Rankin, pimpinan Texas A&M University Baylor College of Dentistry’s Tobacco Treatment Services, setiap orang memiliki reseptor nikotin di dalam otak.
Alhasil, ketika Anda mulai merokok atau vaping, reseptor ini akan memberikan respon peningkatan kebutuhan akan nikotin. Jadi, saat Anda berhenti merokok atau vaping, reseptor itu tidak akan ikut menghilang juga.
Meski kandungan vape bebas dari tembakau, nikotin tetap cepat meningkatkan ketergantungan.
Hal ini disebabkan karena nikotin dalam bentuk apa pun dapat memicu melepaskan neurotransmitter seperti adrenalin dan dopamine, yang memiliki dampak pada sistem tubuh.
Dopamine yang mempengaruhi otak dapat menyebabkan ingin nikotin lebih banyak lagi.
Studi Harvard yang dikutip oleh situs Medical Daily mengungkapkan bahwa ada zat lain yang juga aditif, yakni pyrazine. Pyrazine juga dapat memperkuat kualitas nikotin.
Zat tersebut juga ditemukan pada rokok elektrik.
Bagaimana dengan bahan perasa pada cairan vape?

Pyrazine juga dideskripsikan sebagai perpaduan antara perasa dan aroma asap tembakau.
Meskipun produsen cairan vape mungkin merahasiakan resep perasa tersebut, rokok elektrik mengandung beberapa zat aditif pada rokok biasa. Perasa tambahan itu digunakan sebagai ‘pemanis’ dari bermain uap vape.
Sebetulnya cukup aman menggunakan bahan perasa tersebut, tapi hal ini menimbulkan kekeliruan. Aman untuk dimakan bukan berarti aman untuk dihirup.
Food and Drug Administration di Amerika Serikat memperingatkan risiko kesehatan publik akibat vaping. Tentu orang dewasa legal menggunakan vape, tetapi tidak dengan anak kecil.
Memang, belum ada yang mengungkapkan bahwa bahan perasa tersebut menyebabkan ketergantungan. Namun, salah satu bahan yang bernama diacetyl dapat menyebabkan penyakit paru-paru yang serius.
Apakah benar vape dapat membantu Anda berhenti merokok?

Memang klaimnya seperti itu, rokok elektrik dibuat agar perlahan orang akan terbiasa untuk tidak merokok. Namun dengan adanya nikotin di dalam cairan perasa, rasanya cukup sulit juga mempercayainya.
Bahkan, menurut FDA’s Center for Drug Evaluation and Research, rokok elektrik bukan metode yang aman bagi para perokok yang ingin berhenti merokok.
Pengguna vape yang juga perokok tetap merokok tembakau, meskipun ia juga menggunakan vape.
Nikotin yang berlebihan masuk ke dalam tubuh dapat menyebabkan keracunan. Dalam kasus keracunan yang parah, perokok atau pengguna vape dapat mengalami kejang dan depresi pernapasan.
Risiko kematian pun tetap ada saat Anda telah mengonsumsi nikotin di atas batas wajar. Sekitar 30-60 mg nikotin dapat membunuh orang dewasa.
Jadi, bukan suatu alasan untuk mengonsumsi vape agar bisa berhenti merokok. Keduanya, baik merokok tembakau maupun vape (rokok elektrik) sama-sama berisiko menimbulkan masalah kesehatan yang tidak sepele.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar