Banyak anggapan bahwa perut yang terasa perih akibat asam lambung naik disebabkan oleh makanan. Entah itu dari kebiasaan telat makan, atau memang menu makannya yang salah. Tapi mungkinkah naik-turunnya asam lambung disebabkan keturunan?
Keturunan memengaruhi kondisi asam lambung naik si anak
Asam lambung naik dalam dunia medis ditandai dengan heartburn. Heartburn terjadi disebabkan oleh cairan asam lambung yang naik ke atas tenggorokan (esofagus).
Saat Anda menelan makanan atau minuman, otot pada ujung organ esofagus akan membesar untuk mendorong makanan ke lambung dan menutup.
Namun, apabila otot tersebut melemah atau bermasalah, asam lambung dapat naik kembali ke tenggorokan dan menyebabkan sensasi perih dan panas di dada.
Beberapa makanan dan minuman yang dapat memicu risiko heartburn, misalnya makanan pedas, bawang bombay, makanan asam (misal jeruk atau tomat), gorengan, peppermint, coklat, hingga alkohol dan kafein.
Kehamilan atau obesitas juga dapat menyebabkan risiko lebih tinggi terhadap heartburn.
Ternyata, asam lambung naik juga bisa disebabkan oleh genetik turunan orangtua seperti yang dinyatakan oleh beberapa penelitian. Contohnya pada penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Gastroenterology yang menjadikan anak kembar sebagai pesertanya.
Dari hasil penelitian diketahui kalau sebanyak 43% penyakit asam lambung yang dialami peserta dipengaruhi oleh adanya kode genetik bawaan dari orangtua mereka, yang juga memiliki penyakit tersebut.
Tentu, hal ini tidak bisa dijadikan patokan bahwa asam lambung naik semata-mata hanya disebabkan oleh gen bawaan. Namun, dari penelitian-penelitian tersebut, bisa disimpulkan jika faktor gen adalah salah satu faktor risiko.
Kalau Anda memiliki anggota keluarga yang pernah mengalami penyakit ini, maka semakin besar peluang Anda untuk mengalami hal yang sama.