backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

Apakah Diet Soda Lebih Sehat Dari Soda Biasa?

Ditinjau secara medis oleh dr. Andreas Wilson Setiawan · General Practitioner · None


Ditulis oleh Rizki Pratiwi · Tanggal diperbarui 18/12/2020

    Apakah Diet Soda Lebih Sehat Dari Soda Biasa?

    Anda mungkin pernah melihat beberapa minuman ringan merek ternama yang memiliki produk dengan embel-embel “Diet’ di kemasannya. Diklaim, soda jenis ini lebih sehat dibanding dengan soda biasa, dan tidak akan bikin gemuk. Benarkah seperti itu? Menurut, Keri Gans, pembicara untuk American Dietetic Association dan penulis  The Small Change Diet, yang dikutip situs Livescience, soda biasa tidak memiliki keuntungan nutrisi apa-apa bagi tubuh, lalu bagaimana dengan diet soda?

    Apa itu diet soda?

    Diet soda adalah minuman berkarbonasi bebas kalori, namun memiliki pemanis berupa aspartame, suclarose, acesulfame-kalium, dan pemanis lainnya yang tidak berkalori. Secara umum, minuman soda jenis ini tidak berbahaya bagi kesehatan, keseimbangan tubuh, atau komposisi tubuh. Namun, penelitian baru-baru ini  menyebutkan diet soda memiliki kaitan dengan masalah kesehatan. Memang belum ada penelitian yang membuktikan bahwa diet soda memiliki risiko kesehatan jangka panjang, namun ada berbagai penyakit yang dikaitkan dengan efek dari diet soda.

    Kandungan seperti pemanis buatan, yang ditemukan pada diet soda, memiliki rasa manis yang lebih kuat dibandingkan dengan gula. Brooke Alpert, RD, penulis The Sugar Detox, yang dikutip situs Health, menyebutkan bahwa pemanis ini dapat menyebabkan memudarnya indra pengecap kita terhadap makanan yang mengandung pemanis alami, seperti buah.

    Benarkah diet soda dapat menurunkan berat badan?

    Diet soda yang diminum secara berlebihan dapat menyebabkan bertambahnya berat badan. Mengapa demikian? Katanya tadi diet soda bebas kalori?

    Bebas kalori tidak menjamin berat badan Anda akan mengalami penurunan. Hal ini disebabkan karena diet soda dapat memicu insulin yang dapat mempengaruhi penyimpanan lemak di tubuh Anda, sehingga menyebabkan peningkatan pada berat badan. Peneliti dari University of Texas menemukan peminum diet soda mengalami 70% peningkatan pelebaran lingkar pinggang, jika dibandingkan dengan yang tidak meminumnya.

    Adanya pengaruh psikologis juga menjadi salah satu alasan diet soda malah membuat berat badan naik. Ketika Anda mengonsumsi sesuatu yang rendah kalori, secara tidak sadar, Anda pun menambah asupan makanan lain, seperti satu burger atau beberapa potong pizza. Menurut dr. John Spangler, dosen keluarga dan kedokteran komunitas di Wake Forest University Baptist Medical Center North Carolina, yang dikutip Livescience, masyarakat menjadi sangat terobsesi dengan mengonsumsi diet soda, sehingga ada kaitannya dengan populasi yang mengalami kenaikan berat badan.

    Apa dampak dari minum diet soda?

    1. Mengganggu kesehatan tulang dan gigi

    Meski bebas kalori, diet soda tidak termasuk ke dalam minuman sehat. Diet soda merupakan minuman dengan kandungan bahan kimia, beberapa di antaranya mungkin dapat merusak tubuh. Contohnya kandungan asam fosfat, kandungan ini dapat menurunkan kepadatan mineral tulang dan mengikis enamel gigi – hal ini dapat menyebabkan gigi berlubang. Peneliti Tufts University menemukan perempuan yang meminum soda cenderung mengalami  rendahnya kepadatan tulang di pinggang dibanding dengan perempuan yang tidak meminum soda sama sekali.

    2. Mungkin memicu sakit kepala

    Pun dengan kandungan pemanis buatan dalam soda diet, seperti aspartame dan suclarose. Biarpun diklaim aman untuk tubuh, penggunaan pemanis buatan memang masih diperdebatkan. Penelitian yang dikutip situs Health, menyebutkan bahwa aspartame dapat menimbulkan sakit kepala seperti migrain, namun seperti yang sudah dijelaskan di atas, bukti tersebut anekdotal alias belum jelas.

    3. Peningkatan risiko diabetes dan sindrom metabolik

    Dampak lainnya dari mengonsumsi diet soda adalah terjadinya peningkatan risiko sekitar 36% untuk sindrom metabolik dan diabetes. Sindrom metabolik adalah kondisi yang membuat seseorang berisiko tinggi terhadap sakit jantung, stroke, dan diabetes. Kondisi-kondisi tersebut adalah tekanan darah tinggi, kadar glukosa, peningkatan kolesterol, dan pelebaran lingkar pinggang. Peneliti dari University of Miami and Columbia University yang dikutip oleh situs Health juga mengungkapkan risiko yang sama dari efek dari minum diet soda. Namun, peneliti juga mengatakan bahwa penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menarik kesimpulan yang pasti tentang dampak diet soda terhadap kesehatan.

    4. Bahaya jika dicampur minuman beralkohol

    Pemanis buatan dapat diserap lebih cepat oleh aliran darah daripada gula, sehingga ketika soda diet dikonsumsi sebagai campuran alkohol, dapat menyebabkan efek berbahaya. Pendapat ini didasarkan pada peneliti dari Northern Kentucky University yang dikutip oleh situs Health. Penelitian ini membuktikan bahwa partisipan yang mengonsumsi alkohol yang dicampur dengan minuman diet memiliki konsentrasi alkohol lebih tinggi dibandingkan dengan alkohol yang dicampurkan dengan minuman yang mengandung gula.

    5. Meningkatkan risiko depresi

    Penelitian lain yang ditampilkan pada pertemuan American Academy of Neurology menemukan bahwa orang-orang yang meminum lebih dari empat gelas kemasan soda 30% rentan mengalami risiko depresi lebih tinggi daripada mereka yang menjauhi minuman manis. Jadi, jika Anda ingin mengonsumsi minuman yang rendah kalori, jawabannya adalah air putih.

    BACA JUGA:

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Andreas Wilson Setiawan

    General Practitioner · None


    Ditulis oleh Rizki Pratiwi · Tanggal diperbarui 18/12/2020

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan