backup og meta

Tak Hanya Nikmat, Ini 9 Manfaat Biji Kakao bagi Kesehatan

Tak Hanya Nikmat, Ini 9 Manfaat Biji Kakao bagi Kesehatan

Selama ini, Anda mungkin sudah sering mendengar bahwa ngemil cokelat bisa memberikan manfaat bagi kesehatan. Akan tetapi, tahukah Anda bahwa sebagian besar manfaat makanan manis tersebut berasal dari biji buah kakao?

Dalam satu buah kakao, Anda bisa mendapatkan 20–60 biji cokelat yang diselimuti daging berwarna putih.

Daging ini biasanya dihilangkan melalui proses fermentasi dan penggilingan. Biji cokelat yang berwarna hitam inilah yang banyak digunakan untuk mengatasi berbagai masalah kesehatan.

Kandungan biji kakao

Dengan rasa pahit dan asam yang dominan, berikut adalah berbagai nutrisi yang bisa ditemukan dalam 100 gram biji cokelat.

  • Karbohidrat.
  • Protein.
  • Lemak jenuh dan tidak jenuh.
  • Zat besi.
  • Serat.
  • Polifenol.
  • Kalsium.

Biji kakao mentah memang mengandung lebih banyak serat, protein, hingga polifenol sebagai antioksidan. Meski begitu, biji buah ini juga mengandung lemak jenuh yang cukup tinggi.

Dengan begitu, biji kakao tetap tidak boleh dikonsumsi secara berlebihan.

Manfaat biji kakao

kakao

Selama dikonsumsi dalam batas wajar, berikut adalah beberapa manfaat yang bisa Anda dapatkan dari biji kakao.

1. Menurunkan tekanan darah

Kandungan flavonoid (salah satu senyawa yang termasuk polifenol) pada biji kakao dipercaya dapat memperbaiki kadar oksida nitrat dalam darah.

Oksida nitrat adalah senyawa yang bertugas untuk melebarkan pembuluh darah. Dengan pembuluh darah yang melebar, aliran darah akan semakin lancar sehingga tekanannya bisa menurun. 

Manfaat biji kakao sebagai obat herbal ini akan lebih terlihat pada pasien dengan hipertensi dibandingkan mereka yang tidak memilikinya.

2. Menjaga kesehatan jantung

Tak hanya menurunkan tekanan darah, flavonoid pada biji kakao terbukti dapat menjaga kesehatan jantung.

Flavonoid pada biji kakao dapat menurunkan risiko sekaligus mengendalikan berbagai penyakit jantung, seperti fibrosis dan gagal jantung.

Flavonoid akan menjaga kesehatan jantung dengan cara meningkatkan oksida nitrat sehingga pembuluh darah arteri melebar. Dengan begitu, aliran darah dari dan menuju jantung pun menjadi lancar.

3. Memperbaiki suasana hati

Melansir dari penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Foods (2023), phenylethylamine (PEA) merupakan salah satu zat yang tidak terlalu terpengaruh oleh proses pengolahan biji cokelat.

Dengan begitu, Anda bisa menikmati manfaat PEA pada biji kakao mentah maupun yang telah menjadi cokelat.

Phenylethylamine adalah senyawa organik yang memicu pelepasan hormon endorfin. Ini adalah hormon yang berperan penting dalam menjaga mood atau memperbaiki suasana hati Anda.

4. Mencegah pikun

Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam The American Journal of Clinical Nutrition menunjukkan bahwa suplemen dengan kandungan flavanol dari kakao terbukti dapat mencegah pikun pada lansia.

Penelitian tersebut dilakukan pada orang tua berusia 50–69 tahun. Subjek penelitian diberikan suplemen kakao selama tiga bulan dengan dosis yang berbeda, yaitu 993 mg, 520 mg, dan 48 mg.

Setelah tiga bulan, terlihat bahwa subjek penelitian yang menerima suplemen dengan dosis paling tinggi memiliki daya ingat yang lebih baik.

5. Menjaga berat badan

kalori kue lebaran berlebih picu berat badan naik

Jika produk cokelat identik dengan camilan yang mudah meningkatkan berat badan, lain halnya dengan biji kakao mentah.

Selama proses pengolahannya tidak menambahkan terlalu banyak gula dan lemak, justru makan cokelat membantu menurunkan berat badan.

Polifenol dalam biji cokelat akan mengatur metabolisme lipid sehingga lemak tidak terlalu banyak menumpuk di dalam tubuh.

Hanya saja, memang belum diketahui secara pasti bagaimana polifenol memengaruhi proses metabolisme lemak dalam tubuh.

6. Menambah stamina

Anda bisa mendapatkan hingga 536 kcal dalam 100 gram biji kakao. Artinya, biji dari pohon Theobroma cacao ini bisa menambah stamina atau energi bagi tubuh.

Tak hanya itu, meski tidak setinggi kopi, biji kakao juga mengandung kafein yang bekerja sebagai stimulan untuk menjaga fokus Anda.

Tahukah Anda?

Sebagai sekilas perbandingan, pada sekitar 226 mg kopi, Anda bisa mendapatkan hingga 200 mg kafein. Namun, pada 200 mg cokelat dengan kandungan kokoa 60 persen, Anda hanya mendapatkan sekitar 80 mg kafein.

7. Mengendalikan gejala asma

Kombinasi teobromin dan teofilin yang ditemukan pada biji cokelat dinilai dapat mengendalikan gejala asma.

Teobromin bekerja dengan cara meringankan sumbatan pada jalur pernapasan sehingga batuk yang menjadi gejala asma bisa berkurang.

Sementara itu, teofilin akan meregangkan otot dinding saluran pernapasan sehingga lebih mudah dilewati udara. Dengan begitu, sesak napas karena asma bisa berkurang.

8. Menurunkan risiko kanker

Dengan kandungan antioksidan yang cukup tinggi, olahan biji kakao dapat membantu mencegah kerusakan sel dan DNA sebagai salah satu penyebab kanker.

Selain itu, polifenol dalam biji cokelat juga dapat mengendalikan pertumbuhan sel abnormal sehingga mencegah kanker semakin menyebar.

Meski begitu, manfaat cokelat dalam menurunkan risiko kanker masih membutuhkan penelitian lebih lanjut.

9. Meringankan gejala diabetes tipe 2

Makan cokelat secara berlebihan memang tidak disarankan bagi pasien diabetes.

Namun, selama diolah dengan tepat dan menjaga kandungan flavonoidnya, biji cokelat justru bisa membantu meringankan gejala diabetes tipe 2.

Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Antioxidants (2017) menyebutkan bahwa flavonoid dapat meningkatkan sensitivitas insulin, menurunkan kadar lemak darah, hingga mencegah kerusakan oksidatif akibat diabetes.

Meski begitu, penting untuk diingat bahwa kebanyakan cokelat yang ditemui di pasaran sudah tercampur gula dan pemanis lainnya sehingga manfaatnya tidak setinggi biji kakao mentah.

Efek samping terlalu banyak makan biji cokelat

Meski mengandung segudang manfaat, biji dari tanaman Theobroma cacao ini tidak boleh dikonsumsi secara berlebihan.

Bagi beberapa orang, biji kakao bisa menyebabkan alergi yang ditandai dengan ruam, gatal-gatal, iritasi, dan sensasi panas pada kulit.

Selain itu, cokelat bahkan berpotensi menyebabkan kenaikan asam lambung bagi sebagian orang.

Di samping itu, pastikan bahwa produk olahan yang Anda pilih tidak mengandung terlalu banyak bahan tambahan, seperti gula, tepung, dan lemak. Usahakan untuk memilih olahan cokelat murni atau cokelat hitam (dark choco).

Kesimpulan

Biji kakao merupakan biji dari tumbuhan Theobroma cacao yang dipercaya memiliki banyak manfaat, mulai dari menurunkan tekanan darah, menjaga kesehatan jantung, hingga menambah stamina.

[embed-health-tool-bmi]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Chen, Z., & Zhang, S. (2021). The role of flavonoids in the prevention and management of cardiovascular complications: A narrative review. Annals of Palliative Medicine10(7), 8254-8263. Retrieved 05 March 2024 from https://doi.org/10.21037/apm-21-1343.

Silveira, P. T., Glória, M. B., Tonin, I. P., Martins, M. O., & Efraim, P. (2023). Varietal influence on the formation of Bioactive amines during the processing of fermented cocoa with different pulp contents. Foods12(3), 495. Retrieved 05 March 2024 from  https://doi.org/10.3390/foods12030495.

Mastroiacovo, D., Kwik-Uribe, C., Grassi, D., Necozione, S., Raffaele, A., Pistacchio, L., Righetti, R., Bocale, R., Lechiara, M. C., Marini, C., Ferri, C., & Desideri, G. (2015). Cocoa flavanol consumption improves cognitive function, blood pressure control, and metabolic profile in elderly subjects: The cocoa, cognition, and aging (Cocoa) study—a randomized controlled trial. The American Journal of Clinical Nutrition101(3), 538-548. Retrieved 05 March 2024 from  https://doi.org/10.3945/ajcn.114.092189.

Martínez-Pinilla, E., Oñatibia-Astibia, A., & Franco, R. (2015). The relevance of theobromine for the beneficial effects of cocoa consumption. Frontiers in Pharmacology6. Retrieved 05 March 2024 from  https://doi.org/10.3389/fphar.2015.00030.

Ramos, S., Martín, M., & Goya, L. (2017). Effects of cocoa antioxidants in type 2 diabetes mellitus. Antioxidants6(4), 84. Retrieved 05 March 2024 from  https://doi.org/10.3390/antiox6040084.

Yang, W., Cui, K., Li, X., Zhao, J., Zeng, Z., Song, R., Qi, X., & Xu, W. (2021). Effect of polyphenols on cognitive function: Evidence from population-based studies and clinical trials. The Journal of nutrition, health and aging25(10), 1190-1204. Retrieved 05 March 2024 from https://doi.org/10.1007/s12603-021-1685-4.

Versi Terbaru

14/03/2024

Ditulis oleh Hillary Sekar Pawestri

Ditinjau secara medis oleh dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa

Diperbarui oleh: Diah Ayu Lestari


Artikel Terkait

Cokelat Seperti Apa yang Paling Sehat untuk Tubuh Kita?

Mau Mencamil Tanpa Rasa Bersalah? Ini 5 Pilihan Merek Cokelat Rendah Kalori


Ditinjau secara medis oleh

dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa

General Practitioner · Universitas La Tansa Mashiro


Ditulis oleh Hillary Sekar Pawestri · Tanggal diperbarui 14/03/2024

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan