Buah sukun memiliki daging buah yang lembut yang umumnya diolah dengan cara dikukus atau digoreng. Selain buahnya, banyak juga yang memercayai manfaat daun sukun sebagai obat herbal untuk mengobati berbagai gangguan kesehatan.
Ditinjau secara medis oleh dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa · General Practitioner · Klinik Chika Medika
Buah sukun memiliki daging buah yang lembut yang umumnya diolah dengan cara dikukus atau digoreng. Selain buahnya, banyak juga yang memercayai manfaat daun sukun sebagai obat herbal untuk mengobati berbagai gangguan kesehatan.
Sukun atau yang memiliki nama ilmiah Artocarpus altilis (A. altilis) dikenal karena buahnya yang bertekstur lembut mirip roti.
Maka dari itu, buah sukun juga disebut sebagai breadfruit yang secara harfiah berarti “buah roti”.
Sejumlah masyarakat Indonesia juga memanfaatkan daun sukun dalam pengobatan tradisional.
Daun sukun berukuran cukup besar dengan bagian tepi menyirip dan membentuk percabangan. Permukaan daunya berwarna hijau mengilap, sedangkan bawahnya kusam dan kasar.
Pada umumnya, manfaat daun sukun berasal dari daun yang telah tua, kering, dan gugur. Daun tersebut akan direbus seperti daun teh, lalu disaring dan diminum hangat-hangat.
Khasiat daun sukun berasal dari kandungan zat kimia alami (fitonutrien) di dalamnya, meliputi:
Berbagai kandungan fitonutrien tersebut diketahui memiliki efek antioksidan, anti-inflamasi (antiradang), dan antidiabetes yang bermanfaat untuk mencegah serta mengobati kondisi yang Anda alami.
Berbekal kandungan beragam senyawa di dalamnya, daun sukun mempunyai beberapa potensi manfaat untuk kesehatan seperti berikut.
Banyak pengidap gangguan jantung mengonsumsi ramuan daun sukun karena percaya minuman ini dapat membantu menurunkan kadar kolesterol darah.
Studi dalam International Journal of Pharmaceutical and Clinical Research (2016) menguji coba pemberian ekstrak daun sukun untuk mengatasi hiperlipidemia pada tikus percobaan.
Hasilnya, pemberian ekstrak daun ini membantu menurunkan kadar kolesterol total, kolesterol LDL, dan trigliserida serta meningkatkan kadar kolesterol HDL (kolesterol baik).
Manfaat ini diketahui berasal dari kandungan flavonoid, yakni salah satu jenis fitonutrien yang banyak terkandung dalam tanaman dan memiliki efek antioksidan kuat.
Selain di Indonesia, manfaat daun sukun juga dikenal di berbagai negara lainnya, misalnya di Jamaika sebagai pengobatan untuk mengatasi tekanan darah tinggi (hipertensi).
Pemberian ekstrak daun Artocarpus altilis pada tikus percobaan secara intravena atau langsung ke pembuluh darah menyebabkan penurunan tekanan darah yang signifikan.
Lebih lanjutnya, efek penurunan tekanan darah atau hipotensi dari daun sukun diduga berasal dari penghambatan terhadap saluran alfa-adrenoseptor dan ion kalsium dalam otot pembuluh darah.
Kerusakan pankreas pada pengidap diabetes tipe 1 membuat jumlah insulin yang berfungsi mengontrol kadar gula darah jadi berkurang atau tidak ada sama sekali.
Sebuah studi menemukan ekstrak daun A. altilis bermanfaat sebagai agen antidiabetes dengan cara meningkatkan aktivitas gen pada sel beta pankreas yang bertugas menghasilkan insulin.
Dalam penelitian lain, ditemukan bahwa ekstrak daun ini juga memiliki risiko lebih rendah untuk menyebabkan pankreatitis akut bila dibandingkan dengan obat antidiabetes.
Penelitian laboratorium (in-vitro) yang dimuat oleh Asian Pacific Journal of Tropical Biomedicine (2017) menunjukkan ekstrak daun sukun membantu menghambat infeksi hepatitis C.
Infeksi virus hepatitis C lebih mudah dialami oleh pengidap penyakit hati kronis, seperti sirosis atau kanker hati. Virus ini juga bisa menular melalui transfusi darah atau transplantasi hati.
Manfaat ekstrak daun sukun juga telah terbukti memiliki efek hepatoprotektif, atau dengan kata lain membantu melindungi dan mencegah kerusakan pada organ hati (liver).
Daun sukun juga dimanfaatkan sebagai obat herbal untuk mengatasi penyakit asam urat (gout).
Para peneliti dari Universitas Lampung menemukan ekstrak daun Artocarpus altilis mengurangi kadar serum asam urat pada tikus percobaan dengan kelebihan asam urat (hiperurisemia).
Penelitian ini juga menyebutkan bahwa efek menurunnya asam urat disebabkan oleh aktivitas fitokimia dari daun sukun yang menekan aktivitas enzim xantin oksidase.
Enzim ini diketahui mengoksidasi zat purin dari makanan yang dikonsumsi, lalu mengubahnya menjadi asam urat dalam tubuh.
Kebanyakan orang mengolah daun sukun dengan cara direbus, lalu meminum air rebusannya selagi hangat. Berikut adalah langkah-langkahnya.
Umumnya, ramuan ini diminum satu atau dua kali sehari. Hingga saat ini, belum ada anjuran pasti berdasarkan studi klinis yang membahas seberapa banyak Anda boleh minum ramuan daun sukun.
Meski relatif aman dan bermanfaat bagi kesehatan, daun sukun memiliki beberapa potensi efek samping yang perlu Anda pertimbangkan sebelumnya.
Daun sukun memiliki kandungan mineral kalium yang tinggi. Asupan kalium yang berlebihan dapat menyebabkan hiperkalemia, yaitu tingginya kadar kalium darah yang berkaitan dengan risiko gangguan ginjal.
Beberapa orang juga melaporkan bahwa senyawa dalam daun sukun bisa melukai dinding mulut sehingga menyebabkan radang dan sariawan.
Secara umum, penelitian yang membahas mengenai manfaat daun sukun (Artocarpus altilis) ini masih terbatas pada uji laboratorium dan hewan percobaan saja.
Oleh sebab itu, diperlukan studi lebih lanjut untuk menilai manfaat dan risikonya pada manusia.
Penting untuk selalu berhati-hati saat mengonsumsi daun sukun atau obat herbal apa pun. Pastikan Anda berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu.
Disclaimer
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar