Akupuntur merupakan pengobatan alternatif asal Tiongkok yang sangat populer. Pengobatan ini menggunakan tusukan jarum pada titik-titik tubuh tertentu untuk memberikan khasiat kesehatan. Meski begitu, ada risiko efek samping akupuntur yang perlu Anda ketahui.
Efek samping akupuntur yang perlu diwaspadai
Untuk Anda yang baru mencoba terapi alternatif, penting untuk memahami efek pengobatan terhadap kondisi kesehatan Anda.
Anda yang sudah sering menjalani terapi akupuntur sebaiknya juga tetap menyadari risiko yang mungkin muncul.
Berikut kemungkinan efek samping akupuntur yang bisa terjadi.
1. Kelelahan
Meskipun biasanya akupuntur bisa meningkatkan energi, Anda mungkin bisa merasa kelelahan setelahnya.
Tinjauan yang diterbitkan dalam jurnal Scientific Reports (2017) menyatakan bahwa kelelahan dan pusing merupakan efek samping akupuntur yang paling sering dijumpai.
Jika Anda mengalaminya, segera istirahat setelah terapi dan cobalah tidur lebih awal. Istirahat yang cukup akan membuat Anda segar kembali.
2. Ruam dan infeksi kulit
Efek samping ruam kulit, kemerahan, dan gatal-gatal akibat akupuntur dapat disebabkan oleh infeksi.
Tusuk jarum bisa menyebabkan luka yang membuat tubuh mudah terinfeksi. Jenis bakteri yang menginfeksi kulit biasanya Staphylococcus.
Ruam juga bisa berkaitan dengan reaksi dermatitis kontak ringan akibat stimulasi jarum.
Jika ruam tidak membaik dalam beberapa hari atau malah memburuk, segera berkonsultasi dengan dokter kulit.
3. Rasa sakit
Bagian tubuh yang ditusuk jarum bisa terasa sakit setelah jarum diangkat. Namun, rasa sakit ini sangat lumrah terjadi dan muncul akibat reaksi tusukan.
Rasa sakit ini muncul akibat jarum terkena otot, saraf, atau pembuluh darah. Sensasi sakit akibat akupuntur biasanya menghilang dalam 24 jam.
Terkadang, rasa sakit juga diikuti dengan kedutan otot.
4. Memar
Efek samping akupuntur berupa rasa sakit juga terkadang diikuti dengan memar di sekitar tusukan.
Sama halnya dengan rasa sakit, Anda tidak perlu khawatir karena ini hanya reaksi akibat tusukan.
Munculnya memar disebabkan oleh pembuluh darah dekat permukaan kulit yang rusak akibat tertusuk jarum. Akibatnya, darah akan merembes keluar dari pembuluh darah dan menyebabkan bercak biru gelap.
Anda bisa menggunakan kompres hangat untuk meredakan memar.
5. Perdarahan
Efek samping akupuntur ini memang lumrah terjadi akibat adanya luka kecil. Namun, dalam beberapa kasus, kondisi ini bisa menimbulkan perdarahan dalam.
Umumnya, hal ini terjadi bila jarum ditusuk di bagian leher atas. Bahaya ini muncul akibat jarum akupuntur yang menembus kulit sangat dalam sehingga pembuluh darah pecah.
Perdarahan dalam ini bisa memicu sakit kepala hebat, mual, dan muntah.
Selain itu, perdarahan hebat bisa muncul ketika mengonsumsi obat pengencer darah.
6. Hepatitis
Dalam beberapa kasus, tusukan jarum akupuntur bisa menimbulkan infeksi virus hepatitis C. Bahaya pengobatan alternatif ini terjadi akibat tidak mengganti jarum alias penggunaan jarum tidak steril.
Jarum yang tidak steril bisa terkontaminasi virus hepatitis C. Lalu, virus akan masuk ke pembuluh darah pada pasien baru.
Efek samping ini berisiko tinggi terjadi bila Anda berobat di klinik atau fasilitas terapi akupuntur tidak resmi dengan terapis tidak bersertifikasi.
7. Cedera organ
Jika dimasukkan terlalu dalam, jarum dapat menusuk organ dalam, terutama paru-paru. Bahaya akupuntur ini relatif jarang dijumpai bila Anda melakukannya dengan terapis tepercaya.
Studi terbitan Evidence-based Complementary and Alternative Medicine (2015) mengumpulkan bahwa ada 115 kasus cedera organ, jaringan, dan saraf.
Bahaya yang sering muncul adalah kerusakan pneumotoraks atau udara bocor ke ruang antara paru-paru dan dinding dada.
Biasanya, tusukan jarum terjadi di bagian dada, punggung, dan leher. Keluhan yang biasa muncul, yaitu sesak, nyeri dada, dan sulit bernapas.
Risiko jarum patah
Dalam beberapa kasus, jarum akupuntur juga bisa patah di dalam. Kondisi ini muncul akibat jarum didorong terlalu kuat. Namun, kondisi ini jarang terjadi jika dilakukan oleh terapis profesional.
Faktor yang meningkatkan risiko
Akupuntur belum tentu cocok bagi setiap orang. Beberapa kondisi kesehatan berikut ini dapat meningkatkan risiko komplikasi dan efek samping akupuntur.
1. Gangguan perdarahan
Kemungkinan perdarahan akibat jarum akan meningkat jika Anda memiliki gangguan perdarahan dan menggunakan obat pengencer darah warfarin.
2. Menggunakan alat pacu jantung
Akupuntur yang menghantarkan aliran listrik berdaya rendah pada jarumnya dapat mengganggu kerja alat pacu jantung.
3. Sedang hamil
Beberapa jenis akupuntur diduga bisa menstimulasi persalinan yang memicu kelahiran prematur.
Efek samping akupuntur bisa tergolong ringan. Biasanya, reaksi di bagian yang ditusuk, seperti nyeri, darah, dan memar.
Bahaya akupuntur yang serius biasanya terjadi akibat terapis tidak kompeten yang belum mendapat sertifikat serta pelatihan resmi.
Untuk itu, selalu pilih terapis akupuntur yang telah terpercaya dengan klinik yang sudah terjamin.
[embed-health-tool-bmi]