backup og meta
Kategori
Tanya Dokter
Simpan
Cek Kondisi

4 Jenis Infeksi yang Paling Sering Terjadi Pada Ibu Hamil

Ditinjau secara medis oleh dr. Yusra Firdaus


Ditulis oleh Novita Joseph · Tanggal diperbarui 23/06/2021

    4 Jenis Infeksi yang Paling Sering Terjadi Pada Ibu Hamil

    Ibu hamil lebih rentan terserang infeksi karena perubahan hormon yang menekan sistem imun sehingga membuat badan jadi gampang lelah. Beberapa jenis infeksi saat hamil harus diwaspadai para ibu. Infeksi apa saja itu?  

    Beberapa infeksi saat hamil yang sering terjadi

    Ada beberapa jenis infeksi saat hamil yang wajib diketahui:

    1. Bacterial vaginosis

    Bacterial vaginosis (BV) adalah infeksi bakteri yang menyerang vagina. Satu dari 5 wanita hamil dapat mengembangkan infeksi vagina ini. Bacterial vaginosis saat hamil terjadi dipengaruhi oleh gejolak hormon kehamilan. Gejala termasuk keputihan berwarna keabuan dan berbau amis, nyeri saat buang air kecil, dan vagina gatal.

    Jika tidak diobati, gejala BV akan bertahan lama. Efeknya pada bayi bisa lahir prematur atau memiliki berat badan lahir rendah.

    2. Infeksi jamur vagina

    Selain infeksi bakteri, wanita hamil juga rentan mengalami infeksi jamur pada vaginanya. Infeksi jamur pada vagina saat hamil umumnya disebabkan oleh pertumbuhan jamur Candida albicans yang kelewat batas, yang dipengaruhi oleh peningkatan kadar estrogen. Kadar estrogen yang lebih tinggi selama kehamilan membuat vagina Anda menghasilkan lebih banyak glikogen, yang kemudian membuat jamur lebih mudah untuk tumbuh subur di sana.

    Merebaknya pertumbuhan jamur ini menyebabkan vagina gatal dan terasa panas, sakit saat buang air kecil atau berhubungan seks, dan mengeluarkan keputihan berbau. Selain ibu hamil, ibu menyusui juga rentan terkena infeksi ini dengan alasan yang sama.

    3. Infeksi Streptococcus grup B

    Infeksi Streptococcus grup B (GBS) adalah infeksi bakteri yang sering menyerang vagina wanita hamil atau anusnya. Strep B itu sendiri sebenarnya merupakan jenis bakteri yang umum bermukim dalam tubuh.

    Infeksi strep B dapat menyebabkan infeksi kandung kemih dan infeksi rahim. Wanita hamil yang positif terkena GBS bisa menularkan infeksi ke bayinya lewat aliran darah di plasenta atau saat persalinan. Meski demikian, risiko infeksi pada bayi cenderung kecil. Hanya 1 di antara 2.000 kasus paparan infeksi saat hamil yang menyebabkan infeksi strep B pada bayi.

    Pada kasus serius, infeksi strep B pada kehamilan dapat menyebabkan keguguran, meningitis, sepsis, pneumonia, hingga bayi lahir mati. Namun hal ini sangat jarang terjadi.

    Tetap saja, GBS tidak boleh diabaikan. Ibu hamil harus memeriksakan diri ke dokter jika curiga mengalami infeksi GSB.

    4. Trikomoniasis

    Trikomoniasis adalah infeksi yang disebabkan oleh parasit yang disebut Trichomonas vaginalis. Trikomoniasis termasuk jenis penyakit kelamin yang dapat ditularkan lewat hubungan seks tanpa kondom.

    Terinfeksi trikomoniasis saat hamil dapat meningkatkan risiko melahirkan prematur, atau bahkan berat bayi rendah saat lahir. Meski jarang, ada juga kemungkinan infeksi bisa ditularkan pada bayi saat melahirkan.

    Mencegah agar ibu tak gampang terserang infeksi

    Infeksi saat hamil sebetulnya dapat dicegah dengan beragam hal mudah yang bisa Anda lakukan setiap hari. Yakni:

    • Jangan lupa untuk mencuci tangan di tiap aktivitas menggunakan sabun dan air. Hal ini sangat penting dilakukan, terlebih setelah dari toilet, memotong daging mentah, sayuran, dan bermain dengan anak-anak
    • Makan makanan yang dagingnya dimasak sampai matang betul. Jangan makan makanan yang berdaging mentah, seperti sushi atau sashimi terlebih dahulu
    • Jangan mengonsumsi produk susu yang tidak dipasteurisasi atau mentah
    • Jangan berbagi peralatan makan, cangkir, dan makanan dengan orang lain
    • Hindari membersihkan kotoran kucing secara langsung, dan ada baiknya Anda menghindari kontak langsung dengan hewan peliharaan selama hamil.
    • Pastikan Anda mendapat beberapa vaksin penting untuk hamil, salah satunya ada vaksin hepatitis, meningitis, dan tetanus.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Yusra Firdaus


    Ditulis oleh Novita Joseph · Tanggal diperbarui 23/06/2021

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan