Veneer kerap jadi solusi untuk mengatasi gigi pecah, kekuningan, atau tidak rata. Meski berfungsi untuk meningkatkan estetika, veneer gigi tidak lepas dari efek samping yang perlu Anda perhatikan.
Yuk, simak penjelasan selengkapnya di bawah ini!
Beragam efek samping pasang veneer gigi
Veneer gigi adalah cangkang tipis untuk melapisi bagian gigi depan. Cangkang ini terbuat dari resin komposit atau porselen yang memiliki bentuk dan warna menyerupai gigi asli.
Pemasangan veneer sendiri bertujuan untuk memperindah gigi. Prosedur ini akan menutupi kekurangan pada bentuk, warna, panjang, atau ukuran gigi.
Meskipun bermanfaat, perawatan gigi ini ternyata juga memiliki sejumlah risiko. Berikut ini merupakan beberapa efek samping pasang veneer gigi yang perlu Anda ketahui.
1. Warna gigi jadi tidak sama
Tampilan veneer tergantung dari berbagai faktor, salah satunya warna alami gigi. Warna gigi yang Anda miliki menentukan warna dan jenis bahan veneer yang akan dipasang.
Pemasangan veneer bisa menyebabkan perubahan warna gigi atau menimbulkan noda pada tepiannya. Biasanya, hal ini terjadi karena adanya masalah kelembapan saat dokter memasang veneer.
2. Warna veneer tidak dapat diubah
Dokter tidak bisa mengubah atau memperbaiki warna veneer setelah dipasang. Sementara itu, warna veneer biasanya bertahan dalam jangka waktu 5–10 tahun setelah pemasangan.
Pastikan Anda memasang veneer dengan dokter gigi yang berpengalaman. Selain memperoleh hasil yang maksimal, Anda juga tetap merasa aman dan nyaman saat prosedur berlangsung.
Ingat, melakukan pemasangan veneer gigi di sembarang tempat dapat membuat risiko efek samping menjadi jauh lebih tinggi. Banyak pula bahaya yang timbul dari pemakaian veneer abal-abal.
3. Masalah saat pemasangan veneer
Sejumlah masalah saat pemasangan veneer sangat mungkin terjadi. Sebagai contoh, posisi lapisan veneer yang tidak sesuai justru dapat menyebabkan kerusakan gigi.
Kondisi ini juga bisa menyebabkan pembusukan pada bagian luar tepi veneer. Lapisan veneer yang berlendir atau kasar ini bahkan membuatnya sulit dibersihkan dengan benang gigi.
Masalah ini bisa menyebabkan bahaya lebih lanjut dari pemasangan veneer gigi, seperti iritasi dan radang gusi.
4. Gigi jadi makin sensitif
Memasang veneer gigi mengharuskan dokter mengikis enamel gigi Anda. Lapisan enamel yang terpaksa dikikis ini dapat membuat gigi Anda menjadi sensitif setelahnya.
Gigi sensitif bisa menimbulkan rasa ngilu ketika Anda makan dan minum sesuatu yang dingin atau panas. Pada kasus yang parah, kondisi ini juga mumgkin mematikan jaringan gigi.
5. Veneer bisa retak
Salah satu bahan pembuat veneer, yakni porselen, cenderung mudah retak. Gigi yang dipasangi veneer bisa rusak saat menggigit benda keras, seperti es, pensil, atau bahkan kuku jari Anda.
Kebiasaan semacam itu bisa memberi tekanan yang besar pada lapisan veneer. Tanpa Anda sadari, hal ini bisa membuat perekat antara gigi dan veneer jadi longgar atau rontok.
Ringkasan
Efek samping dari pemasangan veneer gigi antara lain perubahan warna veneer, iritasi gusi akibat veneer yang tidak pas, gigi sensitif, serta veneer retak.
Berapa lama veneer gigi bisa bertahan?
Veneer berbahan resin komposit umumnya dapat bertahan selama 3–5 tahun. Jenis veneer ini juga mampu bertahan hingga 5–7 tahun bila dirawat dengan baik.
Sementara itu, veneer porselen bisa bertahan lebih lama, yakni selama 10–15 tahun. Bahkan, beberapa orang memiliki veneer porselen yang bertahan hingga 25 tahun.
Meski begitu, tidak ada jaminan veneer akan bertahan tanpa pecah sama sekali. Ketahanan veneer bergantung pada cara Anda menjaga kebersihan gigi dan mulut.
Seberapa rutin Anda berkunjung ke dokter gigi untuk memeriksa kondisi veneer juga dapat menjadi faktor penentu keawetan perawatan gigi ini.
Cara merawat veneer agar tidak cepat rusak
Meski bisa bertahan lama, veneer gigi bisa rusak lebih cepat karena kecelakaan, benturan, dan kebiasaan makan makanan yang keras.
Selain itu, veneer juga dapat berubah warna seperti gigi yang menguning akibat konsumsi minuman berwarna yang berlebihan, seperti kopi, teh, dan minuman bersoda.
Guna menghindari efek samping tersebut pada veneer gigi, Anda bisa melakukan beberapa cara berikut untuk merawatnya.
- Menjaga kebersihan gigi dan mulut dengan rutin menyikat gigi, membersihkan celah gigi dengan benang gigi, dan berkumur dengan larutan obat kumur.
- Tidak membuka kemasan makanan dengan menggunakan gigi.
- Menghindari kebiasaan menggigit benda-benda keras, seperti es batu, kuku, atau pulpen.
- Tidak mengunyah dengan gigi depan untuk mencegah veneer pecah. Hanya gunakan gigi depan Anda untuk memotong makanan lunak.
- Menggunakan pelindung gigi (mouth guard) saat berolahraga atau bila Anda sering mengertakkan gigi ketika tidur.
Veneer menjadi solusi paling ampuh untuk Anda yang memiliki masalah penampilan gigi. Namun, bukan tidak mungkin Anda merasakan efek samping pasang veneer gigi seperti di atas.
Terlebih lagi bila Anda memakai veneer gigi abal-abal dari tukang gigi yang malah bisa menimbulkan lebih banyak bahaya.
Bahaya yang paling umum ialah infeksi gigi dan mulut, dengan tanda-tanda berupa sakit gigi, bengkak pada pipi, dan demam.
Maka dari itu, pastikan Anda hanya menggunakan veneer yang dipasangkan oleh dokter gigi berpengalaman. Kunjungi dokter gigi secara rutin untuk mengetahui harga veneer gigi sesuai kondisi Anda.
Kesimpulan
- Veneer adalah cangkang tipis untuk melapisi dan meningkatkan tampilan gigi depan.
- Perawatan estetika gigi ini mampu bertahan 5–15 tahun, tergantung bahan pembuatnya.
- Pemasangan veneer gigi bisa menimbulkan efek samping, seperti warna veneer dan gigi yang tidak sama, veneer retak atau pecah, iritasi gusi, hingga gigi sensitif.
- Konsultasi dengan dokter gigi Anda untuk mengetahui cara yang tepat dalam merawat veneer gigi.