backup og meta

Kenapa Ada Orang yang Bisa Punya "Gigi Kelinci"?

Kenapa Ada Orang yang Bisa Punya "Gigi Kelinci"?

Banyak orang yang memiliki gigi kelinci alias bunny teeth terganggu dengan penampilannya. Di sisi lain, ada pula yang justru ingin memilikinya. Lantas, mengapa seseorang bisa punya gigi kelinci? Dan bisakah kondisi ini diperbaiki?

Apa itu gigi kelinci?

Gigi kelinci adalah bentuk dua gigi depan atau gigi seri pada rahang atas yang lebih besar dan panjang daripada gigi lainnya. 

Perbedaan ukuran gigi ini terlihat sangat jelas dibandingkan dengan gigi di sekitarnya. Hasilnya, penampilan gigi benar-benar akan terlihat seperti milik kelinci.

Menurut istilah medis, kelainan bentuk dan ukuran gigi yang lebih besar ini disebut makrodontia.

Makrodontia tidak dianggap sebagai kelainan atau gangguan gigi yang mengkhawatirkan, tetapi justru sebagai bentuk gigi yang khas.

Orang dengan makrodontia biasanya memiliki satu atau dua gigi yang luar biasa besar. Terkadang, dua gigi juga dapat tumbuh menyatu dan membentuk satu buah gigi yang sangat besar. 

Pada kasus lainnya, gigi tunggal bisa tumbuh besar secara tidak normal di dalam rongga mulut.

Jenis-jenis makrodontia

Makrodontia terdiri dari beberapa jenis sebagai berikut.
  • Makrodontia lokal atau regional: hanya ada satu gigi yang lebih besar di satu lokasi atau di satu sisi mulut.
  • Makrodontia generalisata: kondisi yang tergolong langka di mana semua gigi dalam mulut lebih besar daripada ukuran gigi manusia pada umumnya.
  • Makrodontia umum relatif: gigi yang mungkin berukuran normal tampak lebih besar karena ukuran rahang yang kecil.

Penyebab gigi kelinci

makrodontia

Belum diketahui pasti penyebab gigi kelinci. Namun, beberapa faktor di bawah ini bisa membuat seseorang lebih mungkin untuk mengalami makrodontia.

1. Genetika

Faktor keturunan atau genetik adalah faktor utama dari gigi kelinci. Apabila kakek, nenek, atau orangtua Anda memiliki gigi kelinci, Anda kemungkinan lebih tinggi mengalaminya juga.

Mutasi genetik yang mengatur pertumbuhan gigi dapat menyebabkan dua gigi depan di rahang atas lebih besar dan panjang dari biasanya.

Bahkan, mutasi genetik ini juga berpotensi membuat gigi Anda terus tumbuh sepanjang waktu.

2. Kelainan tertentu

Dalam beberapa kasus, makrodontia dapat dialami oleh orang yang memiliki kondisi fisik atau kelainan tertentu seperti berikut ini.

  • Sindrom KBG: menyebabkan pertumbuhan gigi yang cenderung lebih besar daripada ukuran normal. Orang dengan sindrom KBG juga sering mengalami keterbelakangan mental, fitur wajah yang luas, dan kelainan tulang.
  • Hiperplasia hemifasial: menimbulkan pembesaran jaringan dan tulang pada satu sisi wajah dan kepala. Orang dengan kondisi ini biasanya memiliki gigi besar hanya pada sisi wajah yang terkena.
  • Gigantisme hipofisis: memicu pertumbuhan tulang yang tidak normal dan hormon yang tidak seimbang. Kedua hal ini diyakini dapat menyebabkan pertumbuhan dan ukuran gigi yang tidak teratur.

3. Ras

Sebuah artikel dalam Radiology Case Reports (2021) menyebutkan bahwa kasus makrodontia lebih banyak ditemui pada orang-orang Asia, Amerika, dan Alaska.

Selain ras, jenis kelamin pun ikut menjadi faktor risiko dari kondisi ini. Pada banyak kasus, pria lebih cenderung mengalami makrodontia dibandingkan dengan wanita.

Akan tetapi, tidak diketahui pasti mengapa ras dan jenis kelamin berperan sebagai faktor risiko dari pertumbuhan gigi kelinci pada manusia.

Komplikasi makrodontia

Perbedaan tampilan fisik adalah salah satu komplikasi yang paling nyata dari makrodontia. Gigi depan yang ukurannya terlalu besar bisa menurunkan kepercayaan diri seseorang. 

Gigi depan yang terlalu panjang kadang menyembul keluar sehingga sulit bagi pemiliknya untuk menutup mulut rapat-rapat. 

Kondisi ini juga dapat menyulitkan penggunanya untuk menggigit atau mengunyah makanan. Alhasil, mereka akan lebih rentan untuk mengalami masalah pencernaan.

Selain itu, bentuk dan ukuran gigi yang tidak rata juga berisiko menyebabkan gangguan tulang rahang. Gangguan ini dapat menimbulkan rasa nyeri ringan hingga ekstrem.

Saat makrodontia memengaruhi gigi pada bagian sisi pipi, hal ini mungkin menyulitkan Anda untuk membersihkan sisa makanan, plak, atau bakteri yang menumpuk.

Apabila tidak ditangani dengan tepat, orang dengan kelainan ini tentu lebih berisiko mengalami kerusakan gigi yang parah

Pengobatan makrodontia

lapisan putih di gigi setelah cabut gigi

Gigi kelinci tidak perlu perawatan khusus bila tidak menimbulkan masalah berarti bagi diri Anda.

Namun, bila hal ini membuat Anda kurang percaya diri, konsultasikan dengan dokter gigi. Dokter dapat mendiagnosis makrodontia dengan melakukan rontgen gigi. 

Adapun, berikut ini adalah beberapa pilihan pengobatan dalam memperbaiki ukuran dan bentuk gigi kelinci yang terlalu besar.

1. Cabut gigi

Dokter gigi bisa mencabut gigi yang berukuran besar dan menggantikannya dengan gigi palsu. Melalui prosedur ini, Anda tidak perlu malu lagi untuk memamerkan gigi saat tersenyum.

Tindakan cabut gigi untuk makrodontia umumnya dilakukan oleh dokter spesialis bedah mulut. 

Dokter bisa mengangkat gigi yang bermasalah dengan atau tanpa pembedahan. Pembedahan biasanya diperlukan bila mahkota gigi tumbuh miring atau patah.

2. Pasang kawat gigi

Behel atau kawat gigi dapat membantu merapikan bentuk gigi yang berantakan. Perawatan gigi ini akan meratakan gigi yang berdesakan sehingga gigi depan akan tampak lebih kecil.

Pemasangan kawat gigi dapat dilakukan pada usia berapa saja, dengan catatan bahwa gigi dan gusi Anda dalam keadaan sehat. 

Durasi pemakaian kawat gigi untuk setiap orang mungkin berbeda-beda. Pada umumnya, Anda perlu pakai behel sekitar dua tahun untuk mendapatkan hasil yang optimal.

3. Membentuk ulang gigi

Recontouring gigi adalah perawatan kecantikan gigi yang melibatkan pengikiran dengan amplas khusus untuk memperbaiki bentuk gigi kelinci. 

Pengamplasan ini akan mengikis sedikit enamel sehingga mengurangi ukuran gigi yang terlalu besar. Alhasil, gigi kelinci yang Anda miliki akan terlihat lebih kecil.

Orang dengan kondisi gigi sensitif atau rapuh tidak boleh melakukan tindakan ini. Pasalnya, hal ini dapat menyebabkan rasa sakit yang intens hingga kerusakan gigi permanen.

Oleh sebab itu, dokter harus melihat hasil rontgen gigi terlebih dahulu untuk memastikan bahwa gigi Anda cukup sehat untuk melakukan recontouring gigi.

Pemasangan veneer gigi kelinci

syarat veneer gigi

Makrodontia bukanlah kondisi yang umum terjadi. Diperkirakan hanya ada 0,03% hingga 1,9% orang di seluruh dunia yang mengidap makrodontia.

Gigi kelinci dianggap bisa mengurangi rasa percaya diri. Namun, nyatanya ada juga orang yang ingin memiliki bunny teeth karena menganggap bisa mempercantik senyumannya.

Untuk mendapatkan hal ini, Anda bisa melakukan veneer gigi kelinci. Veneer gigi sendiri adalah cangkang tipis yang berfungsi melapisi permukaan gigi.

Saat melakukan veneer gigi, dokter gigi akan mengikis beberapa milimeter lapisan enamel gigi. Oleh sebab itu, prosedur ini tidak boleh dilakukan bagi orang yang memiliki gigi sensitif. 

Orang yang memiliki gigi renggang, giginya terlalu bertumpuk atau terlalu maju (tonggos), atau yang mengalami kerusakan gigi parah juga tidak boleh melakukan veneer.

Bicarakan terlebih dahulu dengan dokter sebelum memutuskan pasang veneer gigi. Pasanglah veneer dengan dokter gigi yang profesional dan berpengalaman di bidangnya. 

Pastikan manfaat dari veneer gigi kelinci yang Anda dapatkan lebih banyak daripada risikonya.

Kesimpulan

  • Gigi kelinci adalah kondisi saat dua gigi depan pada rahang bagian atas lebih besar dan panjang daripada gigi lainnya.
  • Kondisi yang dalam istilah medis disebut makrodontia ini dapat disebabkan oleh faktor genetik, ras, dan kelainan tertentu.
  • Ketika kelainan gigi ini mengganggu, dokter gigi dapat melakukan sejumlah perawatan, seperti prosedur cabut gigi, pasang kawat gigi, dan recontouring gigi.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Abnormalities of the teeth. (n.d.). Columbia University. Retrieved September 9, 2024, from https://www.columbia.edu/itc/hs/dental/d7710/client_edit/dental_anomalies.pdf

Veneers: Cost, procedure & advantages. (2022). Cleveland Clinic. Retrieved September 9, 2024, from https://my.clevelandclinic.org/health/treatments/23522-dental-veneers

Mamdani, S., Pathak, D., Harrison, M., & Bhujel, N. (2023). Macrodontia and double teeth: a review and case series. British dental journal, 234(5), 315–321. https://doi.org/10.1038/s41415-023-5571-9

Chetty, M., Beshtawi, K., Roomaney, I., & Kabbashi, S. (2021). Macrodontia: A brief overview and a case report of KBG syndrome. Radiology Case Reports, 16(6), 1305-1310. https://doi.org/10.1016/j.radcr.2021.02.068

Ansari, A. A., Yadav, M., Malhotra, A., & Pandey, R. (2014). A rare occurrence of non-syndromic Macrodontia and Microdontia of permanent maxillary canine and first premolar in a child patient. Journal of Clinical Case Reports, 04(04). https://doi.org/10.4172/2165-7920.1000351

Versi Terbaru

18/09/2024

Ditulis oleh Satria Aji Purwoko

Ditinjau secara medis oleh dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa

Diperbarui oleh: Diah Ayu Lestari


Artikel Terkait

5 Cara Alami untuk Mempercepat Gigi Goyang Lepas

7 Penyakit Gigi dan Mulut yang Rawan Dialami Lansia


Ditinjau secara medis oleh

dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa

General Practitioner · Universitas La Tansa Mashiro


Ditulis oleh Satria Aji Purwoko · Tanggal diperbarui 18/09/2024

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan