backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

1

Tanya Dokter
Simpan

10 Fakta tentang Gigi Bungsu yang Penting Anda Ketahui

Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H. · General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Satria Aji Purwoko · Tanggal diperbarui 3 minggu lalu

10 Fakta tentang Gigi Bungsu yang Penting Anda Ketahui

Pernahkah Anda merasakan sakit dari gigi belakang yang tumbuh saat memasuki usia dewasa? Nah, bisa jadi gigi bungsu Anda baru saja tumbuh.

Sakit gigi bungsu menjadi alasan banyak orang dewasa berkunjung ke dokter gigi. Lantas, apa sajakah fakta menarik seputar gigi bungsu? Simak pembahasannya di bawah ini.

Ragam fakta gigi bungsu yang perlu Anda ketahui

Kebanyakan orang mungkin beranggapan bahwa gigi bungsu hanya akan membawa masalah ketika tumbuh, padahal gigi bungsu sebenarnya memiliki kegunaan tertentu.

Berikut adalah beberapa fakta tentang gigi bungsu yang penting untuk Anda ketahui. 

1. Gigi bungsu tumbuh menjelang usia dewasa

gigi bungsu tumbuh

Dikutip dari situs American Dental Association, proses pembentukan benih gigi bungsu berlangsung sebelum usia 12 tahun. 

Kemudian, pertumbuhan gigi geraham bungsu biasanya terjadi pada usia 17–21 tahun. Pada beberapa orang, pertumbuhan gigi bisa terjadi saat memasuki usia 30 tahun.

Karena gigi bungsu tumbuh pada usia ketika seseorang dianggap dewasa dan bijaksana, gigi ini juga dikenal dengan sebutan wisdom teeth (gigi bijaksana).

2. Tidak selalu tumbuh lengkap

Gigi bungsu atau gigi geraham ketiga merupakan empat buah gigi yang masing-masing terletak pada bagian rahang atas dan bawah bagian belakang.

Namun, ada pula 25% orang yang mempunyai gigi bungsu dengan jumlah kurang dari itu.

Kondisi ini dapat terjadi karena faktor genetik sehingga benih gigi tidak tumbuh sempurna. Ada pula kasus gigi bungsu tidak tumbuh karena tidak erupsi dan terjebak di dalam gusi.

3. Sebagian orang tidak memiliki gigi bungsu sama sekali

Penelitian yang dimuat dalam Dental Research Journal (2015) menemukan fakta bahwa sekitar 5–37% populasi umum tidak memiliki gigi bungsu sama sekali.

Itu artinya, benih gigi geraham ketiga ini tidak pernah terbentuk sedari awal sehingga tidak akan tumbuh ke atas gusi menjelang usia dewasa.

Kondisi hilangnya gigi bungsu ini diduga terjadi akibat perubahan rahang manusia modern yang makin kecil dan pergeseran pola makan yang cenderung jadi lebih lunak.

4. Tidak semua orang menyadari gigi bungsu tumbuh

Hanya beberapa orang yang merasakan rasa sakit saat gigi bungsu tumbuh. Jadi, tidak semua orang menyadari pertumbuhannya.

Gigi bungsu sebenarnya bisa tumbuh normal tanpa halangan. Ini terjadi bila benih gigi terbentuk dengan posisi yang baik dan lengkungan rahang cukup menampung gigi bungsu. 

Hasilnya, pertumbuhan gigi bungsu ini tidak menimbulkan rasa sakit dan malah akan berguna saat Anda mengoyak atau mengunyah makanan yang keras.

5. Genetik dan makanan bisa memengaruhi gigi bungsu

Salah satu fakta wisdom teeth adalah pertumbuhannya dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, meliputi genetik, jenis makanan yang dikonsumsi, dan posisi benih gigi.

  • Genetik. Gigi bungsu bisa tidak muncul karena seseorang memiliki lengkung rahang kecil, tetapi ukuran giginya relatif lebih besar. Kondisi ini bersifat genetik atau bisa diturunkan dari orangtua ke anaknya. 
  • Kebiasaan pola makan. Diet juga bertanggung jawab atas pertumbuhan gigi bungsu. Konsumsi makanan lunak kurang merangsang perkembangan lengkung rahang.
  • Posisi benih gigi. Posisi benih gigi yang miring atau kurang tepat dapat mengakibatkan kesalahan selama pertumbuhan gigi bungsu.

6. Pertumbuhan gigi bungsu paling sering bermasalah

gigi bungsu tumbuh

Gangguan pertumbuhan gigi atau impaksi gigi bungsu bisa juga terjadi pada gigi-gigi lain. Akan tetapi, frekuensi tertinggi ditemukan pada gigi geraham ketiga ini.

Bahkan, penelitian dari University of Jordan menyebutkan bahwa 24% dari total populasi umum di dunia mengalami impaksi gigi bungsu.

Pertumbuhan rahang umumnya selesai ketika Anda memasuki usia dewasa. Setelah itu, tidak lagi tempat yang cukup untuk gigi bungsu tumbuh. 

Pertumbuhan gigi pun jadi kurang sempurna, terlebih bila posisi dan arah tumbuhnya salah. Kondisi inilah yang berisiko memicu rasa sakit saat kemunculan gigi bungsu.

7. Gejala impaksi gigi bungsu yang perlu diwaspadai

Impaksi gigi bungsu tidak selalu bergejala. Biasanya, gejala baru akan muncul saat gigi bungsu terkena infeksi atau merusak gigi lain, atau terjadi masalah gigi dan mulut lainnya.

Tanda-tanda yang mungkin muncul jika gigi bungsu tumbuh miring yakni:

  • gusi dan rahang bagian belakang terasa sakit,
  • gusi tempat gigi bungsu tampak merah dan bengkak (perikoronitis),
  • bagian sekitar gigi yang bermasalah terasa nyut-nyutan,
  • wajah tidak simetris akibat pembengkakan gusi,
  • mulut terasa tidak enak,
  • bau mulut (halitosis),
  • kesulitan untuk membuka mulut selebar mungkin, dan
  • rasa nyeri di depan telinga yang bisa menjalar hingga kepala.

8. Komplikasi akibat masalah gigi bungsu

Impaksi gigi bungsu dapat menyebabkan komplikasi. Kondisi ini terjadi ketika gigi bungsu tumbuh miring atau terperangkap di bawah gusi. 

Impaksi gigi bungsu berisiko merusak gigi di sebelahnya, menyebabkan kerusakan pada tulang rahang, dan memicu perkembangan kista gigi di sekitar bagian yang terdampak. 

Penanganan untuk masalah ini sering kali memerlukan operasi pencabutan gigi oleh dokter gigi.

9. Hampir semua kasus impaksi gigi bungsu harus dicabut

Sebelum menentukan apakah gigi bungsu harus dicabut, dokter akan melakukan pemeriksaan pada gigi bungsu serta gigi dan gusi di sekitarnya. 

Dokter akan melakukan rontgen gigi untuk mengetahui kondisi gigi bungsu. Ini juga dilakukan untuk memeriksa infeksi pada gigi bungsu, akar, atau jaringan di sekitarnya. 

Hampir 85% pasien sakit gigi bungsu harus menjalani operasi gigi bungsu. Prosedur cabut gigi bungsu membutuhkan teknik yang berbeda dan lebih rumit daripada cabut gigi biasa. 

Namun, prosedur ini terbilang aman dan efektif untuk menghindari komplikasi di kemudian hari.

10. Gigi bungsu mengandung sel punca

Fakta gigi bungsu lainnya adalah di dalam gigi ini terdapat sel punca (stem cell) yang menurut sejumlah penelitian sangat bermanfaat dalam berbagai terapi pengobatan. 

Sel punca berpotensi dalam memperbaiki dan meregenerasi jaringan yang rusak akibat kondisi atau penyakit tertentu.

Penelitian dari University of Pittsburgh Schools of the Health Sciences menyebutkan bahwa sel punca gigi bungsu berpotensi memperbaiki kornea mata yang rusak akibat infeksi atau cedera. 

Meski begitu, para peneliti baru meneliti hal ini pada objek tikus sehingga manfaatnya untuk manusia masih perlu diteliti lebih lanjut.

Bagaimana cara mencegah rasa sakit saat gigi bungsu muncul?

alat dokter gigi

Anda dapat mendeteksi keberadaan gigi bungsu dengan rutin berkonsultasi dengan dokter gigi.

Dokter gigi bisa melakukan rontgen gigi untuk memeriksa posisi dan pertumbuhan gigi bungsu. Dengan demikian, Anda bisa mengambil tindakan sebelum masalah berkembang. 

Akan lebih mudah melakukan operasi gigi bungsu saat Anda masih muda ketimbang saat dewasa, sebab masa penyembuhannya akan lebih cepat

Penting juga untuk menjaga kebersihan gigi dan mulut, setidaknya dengan rutin menyikat gigi dua kali sehari dan menggunakan obat kumur ber-fluoride.

Jika Anda punya pertanyaan lebih lanjut mengenai gigi bungsu atau wisdom teeth, konsultasikanlah secara langsung dengan dokter gigi Anda untuk mendapatkan informasi terbaik.

Kesimpulan

  • Gigi bungsu atau wisdom teeth adalah gigi geraham terakhir yang biasanya tumbuh menjelang usia dewasa, yakni antara 17–21 tahun.
  • Pertumbuhan gigi ini biasanya menyebabkan impaksi sehingga perlu ditangani dengan operasi.
  • Deteksi dini dengan konsultasi rutin bersama dokter gigi serta menjaga kebersihan mulut dapat mencegah komplikasi terkait pertumbuhan gigi bungsu.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.



Ditinjau secara medis oleh

dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Satria Aji Purwoko · Tanggal diperbarui 3 minggu lalu

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan