Aroma napas tidak sedap tidak hanya dapat terjadi pada orang dewasa, tapi juga anak-anak. Biasanya, masalah bau mulut pada anak bisa kembali membaik dengan sendirinya setelah menggosok gigi.
Ditinjau secara medis oleh dr. Tania Savitri · General Practitioner · Integrated Therapeutic
Aroma napas tidak sedap tidak hanya dapat terjadi pada orang dewasa, tapi juga anak-anak. Biasanya, masalah bau mulut pada anak bisa kembali membaik dengan sendirinya setelah menggosok gigi.
Meski begitu, sebagai orangtua, Anda harus paham betul penyebab utama bau mulut pada anak. Pasalnya, bau mulut bisa saja berasal dari masalah kesehatan yang memerlukan penanganan tersendiri.
Bau mulut, atau istilah medisnya halitosis, adalah kondisi umum yang bisa dialami oleh siapa saja, termasuk anak Anda.
Penyebab utama bau mulut pada anak adalah kesehatan gigi dan mulut yang buruk. Namun, pada kasus tertentu, masalah kesehatan yang dialami anak juga dapat menjadi penyebabnya.
Berikut adalah penjelasan lebih lengkapnya.
Alasan kenapa mulut anak bau adalah akibat dari kurangnya kebersihan gigi dan mulut. Kebiasaan jarang menyikat gigi bisa memunculkan plak pada sela-sela giginya.
Plak pada gigi terbentuk dari bakteri, liur, dan sisa makanan yang terselip pada gigi. Plak bisa muncul pada bagian depan dan belakang gigi, sepanjang gusi, hingga di antara gigi.
Selain membuat si kecil bau mulut, plak lama-kelamaan bisa berkembang menjadi karang gigi dan berujung pada penyakit gusi.
Selain diajarkan untuk menyikat gigi, sebaiknya anak juga diingatkan untuk selalu menjaga kebersihan lidahnya.
Pasalnya, masalah bau mulut biasanya terjadi karena adanya aktivitas bakteri di dalam mulut, seperti dikutip dari sebuah studi dalam jurnal Neonatal and Pediatric Medicine.
Bakteri mulut tidak hanya bersembunyi pada gigi dan gusi, tapi juga di sela bintil lidah. Kondisi lidah yang kotor dapat menyebabkan napas tidak sedap pada anak.
Saat mengajarkan cara menjaga kebersihan lidah, jangan sampai anak Anda membersihkan lidah dengan sikat gigi. Hal ini justru bisa menambah bakteri pada lidah.
Sebagai gantinya, ajarkan anak menggunakan alat pembersih khusus lidah atau tongue cleaner yang memang didesain khusus untuk membersihkan permukaan lidah tanpa melukainya.
Mulut kering biasanya terjadi saat anak belum makan atau minum dalam waktu yang cukup lama atau setelah bangun tidur.
Kedua kondisi tersebut dapat menghambat produksi air liur sehingga menjadi penyebab bau mulut pada anak.
Padahal, air liur berperan untuk menghilangkan bakteri serta partikel di dalam mulut yang menyebabkan bau napas tidak sedap.
Maka dari itu, penting untuk mencukupi kebutuhan air minum anak agar kondisi mulutnya tetap lembap.
Bau mulut pada anak bisa terjadi karena ia bernapas melalui mulut, misalnya saat ia tidur dengan mulut terbuka atau mengalami hidung mampet karena pilek.
Kondisi mulut yang terus menganga dan terbuka dapat menghambat produksi air liur. Lama-kelamaan, mulut akan jadi kering dan menguarkan bau napas tak sedap.
Sebagian besar anak-anak yang mengalami infeksi gusi alias periodontitis kurang telaten dalam menjaga kebersihan mulut dan gigi.
Mereka mungkin sering mengonsumsi makanan dan minuman manis tanpa disertai dengan gosok gigi setelahnya atau malas menyikat gigi secara rutin.
Infeksi pada gusi awalnya ditandai dengan radang gusi atau juga disebut sebagai gingivitis. Seiring waktu, radang gusi bertambah parah dan berkembang menjadi infeksi gusi.
Karena infeksi gusi merupakan masalah yang serius, segeralah kunjungi dokter apabila anak Anda mengalami gejala radang gusi, seperti gusi bengkak atau gusi berdarah.
Gigi berlubang pada anak yang tidak kunjung diobati bisa semakin parah, sebab hasil kunyahan makanan akan terus menumpuk dan membentuk asam.
Asam serta bakteri pada permukaan gigi inilah yang menimbulkan kerusakan serta menyebabkan pembentukan rongga tak kasatmata.
Bakteri yang tumbuh dalam rongga tersebut akan menyebabkan napas jadi tidak sedap. Makanan yang terperangkap pada lubang gigi lambat laun juga akan membusuk dan memperburuknya.
Apapun yang anak-anak konsumsi, baik itu makanan, minuman, maupun obat-obatan yang diminum terus-menerus, juga dapat menjadi penyebab bau mulut pada anak.
Ketika anak mengonsumsi makanan dan minuman dengan aroma khas yang cukup kuat, bau napasnya juga akan terpengaruh.
Selain itu, pola makan yang sangat rendah karbohidrat juga dapat menyebabkan pelepasan zat keton di dalam darah. Keton yang keluar dari mulut akan membuat bau mulut jadi tidak sedap.
Tonsilitis atau radang amandel merupakan peradangan yang terjadi pada suatu jaringan berbentuk oval di belakang tenggorokan.
Pada area tersebut, terdapat celah-celah kecil yang menjadi tempat menumpuknya sisa makanan, bakteri, dan liur.
Selain peradangan, penyebab lainnya dari bau mulut pada anak adalah batu amandel. Batu amandel merupakan butiran putih kecil mengandung bakteri dengan campuran lendir dan sisa makanan.
Sinusitis, penyakit asma, dan pembengkakan kelenjar gondok ternyata bisa menjadi penyebab lain bau mulut pada anak.
Meskipun kasusnya tidak cukup banyak, anak-anak dengan diabetes, infeksi lambung, gagal ginjal, gangguan hati, serta kanker mulut juga bisa mengalami masalah bau mulut.
Penanganan bau mulut pada anak dan orang dewasa tidak jauh berbeda. Jika anak Anda mengalami masalah mulut yang satu ini, berikut adalah beberapa hal yang bisa Anda lakukan.
Bila masalah napas kurang sedap pada anak tidak kunjung membaik, coba konsultasikan lebih lanjut dengan dokter gigi anak Anda.
Pada kasus infeksi gusi, gigi berlubang, dan sejenisnya, dokter gigi dapat menempuh prosedur medis tertentu untuk mengobatinya.
Namun, apabila penyebabnya adalah kondisi medis yang dialami anak, dokter kemungkinan akan menyarankan agar si kecil menjalani pemeriksaan lanjutan.
Disclaimer
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar