Avulsi gigi merupakan kondisi yang membuat Anda kehilangan gigi permanen. Kondisi ini termasuk dalam keadaan darurat dan perlu mendapatkan penanganan dengan segera.
Apa itu avulsi gigi?
Avulsi gigi adalah kondisi ketika gigi benar-benar copot dari soketnya. Kondisi ini biasa terjadi akibat benturan, baik saat olahraga atau kecelakaan.
Agar Anda tidak kehilangan gigi secara permanen, gigi yang copot harus segera dipasang kembali. Pemasangan gigi harus dilakukan dalam waktu 30 hingga 60 menit setelah lepas.
Avulsi gigi bisa dialami siapa saja, baik anak-anak maupun orang dewasa. Namun, masalah gigi ini lebih sering terjadi pada pria dibandingkan wanita.
Tanda dan gejala avulsi gigi
Tanda Anda mengalami avulsi yaitu ketika gigi benar-benar copot dari mulut. Kondisi ini menyisakan ruang kosong pada tempat gigi Anda terpasang sebelumnya.
Selain itu, beberapa gejala lain mungkin juga akan muncul, di antaranya:
- mulut terasa sakit,
- pembengkakan pada area gigi yang lepas,
- perdarahan pada tempat gigi copot, dan
- sakit kepala (jika disebabkan cedera di kepala).
Jika Anda mengalami gejala avulsi, segera periksakan diri ke dokter gigi. Penanganan yang terlambat akan membuat Anda kehilangan gigi secara permanen.
Penyebab avulsi gigi
Penyebab avulsi gigi yaitu tekanan atau benturan yang sangat kuat. Dilansir dari laman Cleveland Clinic, tekanan tersebut dapat disebabkan oleh beberapa situasi berikut.
- Jatuh dengan posisi mulut terbentur ke tanah atau benda keras.
- Kecelakaan lalu lintas.
- Cedera mulut akibat olahraga seperti sepakbola, rugby, atau MMA.
- Tindak kekerasan yang dilakukan orang lain.
Komplikasi avulsi gigi
Jika tidak segera ditangani, avulsi dapat membuat gigi tanggal secara permanen. Gigi yang telah dipasang kembali pun juga berisiko mengalami komplikasi.
Beberapa komplikasi yang mungkin terjadi, di antaranya sebagai berikut.
- Ankylosis: kondisi di mana gigi yang dipasang kembali masuk tenggelam ke dalam jaringan gus.
- Periodontitis apikal: peradangan pada jaringan di sekitar gigi.
- Peradangan akar gigi: kerusakan pada struktur akar gigi, yang membuatnya terasa kendur atau longgar.
- Pulp canal obliteration (PCO): munculnya deposit jaringan keras di sepanjang dinding saluran akar.
- Nekrosis pulpa: kematian jaringan pada lapisan paling dalam gigi (pulpa).
Diagnosis avulsi gigi
Langkah pertama yang dilakukan dokter dalam mendiagnosis avulsi gigi adalah bertanya mengenai gejala yang dirasakan.
Setelahnya, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik guna melihat kondisi soket dan gigi yang lepas.
Dari situ, nantinya dokter akan menentukan langkah penanganan yang sesuai dengan kondisi Anda. Apabila memungkinkan, gigi yang lepas akan segera dipasang kembali.
Penanganan avulsi gigi
Gigi akan lebih mudah terpasang kembali bila penanganannya tidak ditunda-tunda. Maka dari itu, Anda sebaiknya langsung melakukan pertolongan pertama setelah mengalami insiden.
Ketika gigi lepas akibat benturan keras, ikuti langkah berikut.
- Ambil gigi dengan memegang bagian mahkotanya. Jangan menyentuh akar gigi karena bisa menghilangkan serat ligamen periodontal yang berguna untuk membantu penyembuhan.
- Bersihkan gigi dari kotoran dengan susu, tanpa digosok, dikeringkan, atau diberi sabun.
- Tempatkan gigi kembali ke dalam soket dengan perlahan.
- Bila sudah terpasang, gigit kain kasa atau sapu tangan selama 15 hingga 20 menit guna mempertahankan posisinya.
- Segera pergi ke dokter gigi untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut. Pastikan Anda ke dokter gigi kurang dari satu jam setelah gigi lepas.
Umumnya, dokter akan memeriksa apakah posisi gigi sudah terpasang dengan benar. Jika sudah tepat, sisi gigi yang copot akan disekat dengan gigi sekitarnya memakai teknik splinting.
Dalam dua minggu, dokter akan melakukan evaluasi. Apabila tulang di sekitar gigi Anda juga retak, hasil splinting mungkin akan dibiarkan lebih lama setidaknya sekitar enam minggu.
Bagaimana jika Anda tidak bisa memasang gigi yang lepas ke soket?
Jika Anda mengalami kesulitan untuk memasang gigi yang lepas, simpan dan rendam dalam susu atau larutan garam. Setelah itu, segera pergi ke dokter gigi.
Nantinya, dokter akan membantu membersihkan dan menanamkan kembali gigi ke soket. Namun, jika gigi sudah kering, dokter akan menggantinya dengan gigi tiruan.
Sementara itu, jika avulsi terjadi pada gigi susu, dokter akan memeriksa apakah masih ada potongan gigi dalam gusi. Biasanya, dokter hanya meminta Anda menunggu hingga gigi tumbuh kembali.
Untuk membantu penyembuhan, dokter biasanya akan memberikan obat antibiotik. Obat jenis ini juga membantu mencegah terjadinya penyebaran infeksi gigi.
Perawatan rumahan untuk avulsi gigi
Selain menjalani pemasangan gigi kembali atau perawatan seperti implan gigi, Anda juga perlu melakukan perawatan di rumah. Tindakan ini bertujuan untuk mengurangi risiko komplikasi.
Berikut beberapa perawatan rumahan pascapenanganan avulsi gigi.
- Menyikat gigi dengan lembut setiap setelah makan.
- Bilas gigi dengan obat kumur antibakteri klorheksidin dua kali sehari selama dua minggu.
- Hindari makanan yang terlalu dingin, terlalu panas, atau terlalu keras.
- Minum obat pereda nyeri seperti ibuprofen atau NSAID bila masih merasakan sakit bekas cedera atau kecelakaan.
- Kontrol ke dokter gigi sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.
Pencegahan avulsi gigi
Avulsi sering terjadi karena cedera atau kecelakaan saat berolahraga. Untuk mencegahnya, Anda bisa menggunakan pelindung gigi setiap kali olahraga.
Pertimbangkan untuk mendapatkan pelindung mulut yang dibuat khusus oleh dokter gigi. Dengan begitu, bentuk pelindung mulut akan disesuaikan dengan struktur gigi Anda.
Serba-serbi avulsi gigi
- Terjadi ketika gigi lepas dari soketnya.
- Sering disebabkan oleh kecelakaan atau cedera saat berolahraga.
- Penanganan harus dilakukan maksimal satu jam setelah lepas. Jika tidak, gigi akan tanggal secara permanen.
- Gigi yang lepas dapat dipasang sendiri terlebih dahulu sebagai pertolongan pertama sebelum kemudian disempurnakan dokter.
- Pencegahan bisa dilakukan dengan menggunakan pelindung gigi saat berolahraga atau melakukan aktivitas ekstrem.