backup og meta

Bedanya Diabetes Melitus dan Diabetes Insipidus

Bedanya Diabetes Melitus dan Diabetes Insipidus

Meski istilahnya mirip, diabetes melitus dan diabetes insipidus sebenarnya adalah dua penyakit yang memiliki banyak perbedaan.

Memahami perbedaan kedua penyakit tersebut sangat penting karena penyebab dan penanganannya pun tidak sama antara satu sama lain.

Penyebab diabetes melitus dan diabetes insipidus

penyebab diabetes insipidus

Perbedaan utama diabetes insipidus dan diabetes melitus terletak pada penyebabnya.

1. Diabetes melitus

Diabetes melitus merupakan kondisi ketika tubuh tidak mampu menghasilkan cukup insulin atau menggunakan insulin dengan baik.

Akibatnya, kadar gula darah menjadi sangat tinggi dan dapat menyebabkan sejumlah komplikasi.

Ada dua jenis diabetes melitus, yaitu diabetes melitus tipe 1 dan tipe 2.

  • Diabetes tipe 1: sistem kekebalan tubuh keliru menyerang pankreas sehingga organ ini tidak bisa memproduksi insulin dengan baik.
  • Diabetes tipe 2: sel-sel tubuh tidak merespons insulin sehingga gula darah sulit terkontrol. Penyebabnya berkaitan dengan pola makan dan obesitas.

2. Diabetes insipidus

Diabetes insipidus terjadi saat ginjal memproduksi urine secara berlebihan. Kondisi ini disebabkan oleh masalah pada vasopressin (AVP) atau hormon diuretik (ADH).

Otak memproduksi vasopressin untuk menghambat produksi urine sehingga tubuh dapat menahan air. 

Jika produksi hormon ini terganggu, ginjal akan terus menghasilkan urine hingga mencapai kapasitas maksimalnya.

Ginjal normalnya menghasilkan 12 liter urine dalam sehari, tapi pengidap diabetes insipidus bisa mengeluarkan urine sebanyak 320 liter per hari.

Perbedaan gejala diabetes melitus dan diabetes insipidus

gejala diabetes pada wanita

Diabetes melitus dan diabetes insipidus memiliki beberapa gejala yang mirip, tapi gejala ini muncul akibat penyebab yang berbeda.

Berikut contoh perbedaan gejala diabetes insipidus dan diabetes melitus.

1. Haus

Pada diabetes melitus, Anda merasa haus akibat kadar gula darah yang tinggi.

Tubuh ingin mengeluarkan kelebihan gula, tapi proses ini membutuhkan banyak air. Hasilnya, Anda terus merasa haus walaupun sudah sering minum.

Sementara pada diabetes insipidus, rasa haus muncul karena tubuh kehilangan banyak cairan melalui urine.

Jika Anda tidak mengganti cairan yang hilang dengan minum lebih banyak air, tubuh akan rentan mengalami dehidrasi.

2. Kelelahan

Perbedaan lainnya dari diabetes melitus dan diabetes insipidus terletak pada sumber rasa lelah yang dialami pengidapnya.

Diabetes melitus dapat menimbulkan kelelahan bila kadar gula darah terlalu rendah atau terlalu tinggi.

Pada diabetes insipidus, rasa lelah biasanya timbul akibat dehidrasi yang berlangsung lama.

Tubuh mungkin juga lelah akibat kurangnya elektrolit seperti natrium, kalium, dan kalsium yang terbuang bersama urine.

3. Penglihatan kabur

Gula darah yang tinggi dapat merusak pembuluh darah retina sehingga menyebabkan komplikasi pada mata yang disebut retinopati diabetik.

Jika tidak ditangani dengan baik, komplikasi ini dapat mengganggu penglihatan dan mengakibatkan kebutaan.

Diabetes insipidus juga dapat menyebabkan kaburnya penglihatan. Akan tetapi, kondisi ini biasanya berkaitan dengan dehidrasi yang berlangsung dalam jangka panjang.

Pengobatan diabetes melitus dan diabetes insipidus

Gejala diabetes pada wanita

Diabetes melitus dan diabetes insipidus sama-sama tidak bisa disembuhkan, tapi Anda dapat mengendalikannya dengan pengobatan sebagai berikut.

1. Diabetes melitus

Pengidap diabetes melitus memerlukan suntik insulin atau obat-obatan diabetes untuk mengontrol gejalanya.

Suntik insulin umumnya dibutuhkan oleh pengidap diabetes tipe 1, tapi tidak menutup kemungkinan pengidap diabetes tipe 2 pun membutuhkannya.

Anda juga perlu menjalani gaya hidup sehat dengan makan makanan yang tepat untuk diabetes, berolahraga secara rutin, dan menurunkan berat badan bila obesitas.

Selain itu, jangan lupa periksa gula darah Anda secara berkala.

2. Diabetes insipidus

Pengidap diabetes insipidus memerlukan penanganan yang berbeda-beda sesuai jenis diabetes yang ia miliki.

Mengacu laman Mayo Clinic, berikut empat macam penanganan diabetes insipidus yang tersedia.

  • Sentral: pemberian hormon desmopressin sintetis melalui suntikan, pil, atau semprotan hidung untuk menggantikan hormon vasopressin.
  • Nefrogenik: konsumsi obat diuretik dan aspirin atau ibuprofen untuk mengurangi gejala. 
  • Gestasional: pemberian hormon desmopressin sintetis.
  • Polidipsia primer: tidak ada pengobatan khusus selain mengurangi asupan cairan.

Diabetes melitus dan diabetes insipidus memang terdengar mirip, tapi keduanya punya banyak sekali perbedaan.

Jika Anda merasa mengalami gejalanya, berkonsultasilah kepada dokter untuk mencari tahu penyebab dan solusinya.

[embed-health-tool-bmi]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Diabetes: Types, Risk Factors, Symptoms, Tests, Treatments & Prevention. (2021). Retrieved 23 November 2021, from https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/7104-diabetes-mellitus-an-overview

Diabetes insipidus – Diagnosis and treatment – Mayo Clinic. (2021). Retrieved 23 November 2021, from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/diabetes-insipidus/diagnosis-treatment/drc-20351274

Diabetes Insipidus. (2019). Retrieved 23 November 2021, from https://www.diabetes.co.uk/Diabetes-insipidus.html

What is Diabetes?. (2020). Retrieved 23 November 2021, from https://www.cdc.gov/diabetes/basics/diabetes.html

Diabetes Insipidus | NIDDK. (2021). Retrieved 23 November 2021, from https://www.niddk.nih.gov/health-information/kidney-disease/diabetes-insipidus

Versi Terbaru

02/12/2021

Ditulis oleh Diah Ayu Lestari

Ditinjau secara medis oleh dr. Andreas Wilson Setiawan, M.Kes.

Diperbarui oleh: Nanda Saputri


Artikel Terkait

Gula Darah Naik Turun? Bisa Jadi Tanda Brittle Diabetes

Waspadai 7 Gejala Diabetes pada Wanita Sejak Dini


Ditinjau secara medis oleh

dr. Andreas Wilson Setiawan, M.Kes.

Magister Kesehatan · None


Ditulis oleh Diah Ayu Lestari · Tanggal diperbarui 02/12/2021

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan