Sakit kepala adalah salah satu keluhan yang sering kali dilaporkan oleh pasien penderita diabetes. Tak jarang, rasa sakit di bagian kepala mengganggu kenyamanan dan memengaruhi kegiatan sehari-hari. Konon, munculnya sakit kepala pada penderita diabetes berkaitan dengan kadar gula darah. Apakah benar demikian? Jika sakit kepala sering muncul, bagaimana cara mengatasinya?
Untuk mengetahui lebih lanjut seputar gejala sakit kepala pada pasien diabetes, simak ulasan lengkapnya di bawah ini.
Mengapa penderita diabetes sering sakit kepala?
Munculnya gejala sakit kepala pada pasien diabetes berkaitan dengan naik-turunnya kadar gula darah.
Sakit kepala dapat timbul akibat adanya perubahan jumlah hormon dalam tubuh, seperti epinefrin dan norepinefrin.
Hormon-hormon tersebut dapat mempersempit pembuluh darah di otak sehingga Anda akan merasakan sakit kepala.
Tidak semua penderita diabetes mengalami gejala sakit kepala. Biasanya, kondisi ini banyak terjadi pada orang-orang yang baru didiagnosis dengan penyakit diabetes.
Hal ini dikarenakan pasien diabetes baru masih perlu menyesuaikan diri dengan ketidakseimbangan kadar gula darahnya.
Meski demikian, tidak menutup kemungkinan penderita yang sudah lama mengidap diabetes masih sering merasakan gejala sakit kepala.
1. Gula darah tinggi (hiperglikemia)
Hiperglikemia alias kadar gula darah tinggi adalah kondisi yang umum ditemukan pada pasien diabetes.
Kenaikan gula darah bisa dipicu oleh berbagai faktor, mulai dari makanan, kurangnya aktivitas fisik, hingga minum obat-obatan tertentu.
Menurut laman Mayo Clinic, gejala sakit kepala akibat hiperglikemia akan muncul ketika gula darah mencapai 180-200 mg/dL (miligram per desiliter) atau lebih.
Sakit kepala adalah gejala awal yang paling sering terjadi pada penderita diabetes. Semakin lama gula darah tinggi dibiarkan, maka semakin parah pula rasa sakit di kepala.
Jika sakit kepala disebabkan oleh kenaikan gula darah, biasanya pasien akan merasakan gejala lainnya, seperti:
- sering buang air kecil,
- lebih mudah merasa haus,
- penglihatan kabur, dan
- merasa kelelahan.
Seiring berjalannya waktu, hiperglikemia yang dibiarkan begitu saja akan menyebabkan ketoasidosis diabetes (penumpukan racun di darah dan urine), dengan gejala berikut:
- mual dan muntah,
- sesak napas,
- mulut kering, dan
- sakit perut.
Apabila penderita diabetes sudah sering merasakan sakit kepala dan kadar gula darahnya meningkat, kondisi ini memerlukan penanganan sesegera mungkin.
Pasalnya, peningkatan gula darah yang telanjur mencapai kondisi ketoasidosis berisiko menyebabkan koma, bahkan kematian.
2. Gula darah rendah (hipoglikemia)
Tidak hanya peningkatan gula darah, gejala sakit kepala pada penderita diabetes juga sering kali berkaitan dengan kadar gula darah yang terlalu rendah.
Hipoglikemia alias gula darah rendah adalah kondisi ketika gula darah mencapai di bawah 70 mg/dL.
Ya, pasien diabetes tak hanya berisiko mengalami peningkatan gula darah, tetapi juga rentan terkena kondisi sebaliknya.
Penurunan gula darah drastis pada pasien diabetes biasanya disebabkan oleh pengobatan insulin yang terlalu banyak.
Selain itu, kurang mengonsumsi karbohidrat juga bisa menjadi penyebab kadar gula darah terlalu rendah.
Tidak seperti hiperglikemia, sakit kepala akibat hipoglikemia biasanya terjadi secara cepat dan mendadak.
Gejala lain yang menyertai sakit kepala akibat hipoglikemia meliputi:
- berkeringat,
- kelelahan,
- pusing,
- merasa cepat lapar,
- bibir terasa kesemutan,
- tubuh gemetar,
- jantung berdebar,
- suasana hati berubah-ubah atau merasa gelisah, dan
- kulit pucat.
Hipoglikemia juga dapat terjadi saat Anda tertidur. Itulah mengapa penderita diabetes juga sering merasakan sakit kepala dan berkeringat saat baru bangun di pagi hari.
Penurunan kadar gula darah yang drastis juga berisiko memicu komplikasi diabetes yang serius, seperti kejang-kejang dan koma.
Cara mengobati sakit kepala pada penderita diabetes
Untungnya, sakit kepala pada penderita diabetes merupakan kondisi yang sering kali mudah ditangani.
Anda dapat mengikuti tips berikut untuk meredakan sakit kepala bila memiliki diabetes.
1. Minum obat pereda sakit kepala
Anda dapat meredakan sakit kepala dengan obat-obatan yang dijual bebas di apotek, seperti parasetamol atau ibuprofen.
Namun, jika Anda mengidap diabetes yang sudah memengaruhi kondisi ginjal, sebaiknya hindari minum ibuprofen.
Oleh karena itu, ada baiknya Anda berkonsultasi dulu dengan dokter mengenai obat pereda nyeri yang boleh dan tidak boleh dikonsumsi.
2. Mengendalikan kadar gula darah
Jika penderita diabetes sudah sering mengalami sakit kepala, satu-satunya cara yang paling efektif adalah dengan mengendalikan kadar gula darah.
Namun, Anda perlu mengetahui lebih dulu apakah sakit kepala disebabkan oleh hiperglikemia atau hipoglikemia. Cek kadar gula darah Anda untuk tahu penyebabnya.
Bila sakit kepala disebabkan oleh naiknya gula darah, Anda dapat menghindari makanan yang memicu kenaikan gula darah serta mulai olahraga yang baik untuk diabetes.
Sementara itu, jika penurunan gula darah menjadi penyebab sakit kepala, Anda bisa mengonsumsi 15 gram karbohidrat sederhana, seperti buah, susu, atau minuman ringan.
[embed-health-tool-bmi]