Kondisi kulit pada pasien diabetes memang perlu perhatian ekstra. Kadar gula darah tinggi bisa saja menyebabkan komplikasi, termasuk disseminated granuloma annulare. Kondisi ini menimbulkan benjolan kemerahan pada kulit yang disertai rasa gatal.
Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro · General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)
Kondisi kulit pada pasien diabetes memang perlu perhatian ekstra. Kadar gula darah tinggi bisa saja menyebabkan komplikasi, termasuk disseminated granuloma annulare. Kondisi ini menimbulkan benjolan kemerahan pada kulit yang disertai rasa gatal.
Granuloma annulare merupakan kelainan kulit kronis yang bersifat jinak dan non-kanker.
Kondisi ini ditandai peradangan yang menyebabkan benjolan yang berubah warna di bawah kulit. Umumnya, benjolan ditemukan di sekitar lengan atau kaki.
Sementara itu, disseminated granuloma annulare adalah komplikasi diabetes yang menyerang kulit.
Berbeda dengan kondisi umumnya, benjolan pada pasien diabetes biasanya lebih menyebar di berbagai bagian tubuh (disseminated), termasuk pada bagian depan tubuh, lengan dan kaki.
Benjolan tersebut juga ini dapat menimbulkan rasa gatal dan ketidaknyamanan, tidak seperti benjolan granuloma annulare yang tidak terasa gatal.
Dokter dan para ahli belum mengetahui penyebab dari granuloma annulare.
Sejumlah studi menunjukkan sistem kekebalan mungkin berpengaruh pada berkembangnya kondisi ini.
Penyakit diabetes diketahui dapat memengaruhi sistem kekebalan tubuh manusia. Hal ini diakibatkan oleh tingginya kadar gula dalam aliran darah atau hiperglikemia.
Menurut sebuah artikel dalam Current Diabetes Reviews, kondisi hiperglikemia pada diabetesi diperkirakan dapat menyebabkan menurunnya respons imun.
Oleh karena itu, pasien diabetes lebih rentan mengembangkan masalah kulit yang berkaitan dengan gangguan sistem imun, termasuk disseminated granuloma annulare.
Disseminated granuloma annulare umumnya ditandai dengan munculnya benjolan berukuran 1–2 mm yang berwarna kemerahan.
Bagian yang menonjol tersebut akan berbentuk mirip cincin atau busur pada kulit.
Benjolan bisa muncul di sejumlah bagian tubuh, mulai dari perut, dada, lengan, kaki, jari, hingga telinga.
Sejumlah benjolan kemungkinan akan membesar dan menyatu hingga berdiameter sekitar 3–6 cm. Kondisi ini bisa berlangsung dalam hitungan minggu hingga bulan.
Pasien dengan disseminated granuloma annulare bisa saja mengalami benjolan dengan rasa gatal diabetes yang mengganggu.
Umumnya, disseminated granuloma annulare dapat ditangani oleh dokter spesialis kulit.
Dokter akan memeriksa bagian kulit yang terdampak. Jika diperlukan, prosedur biopsi kulit mungkin juga dokter lakukan.
Pengobatan untuk granuloma annulare biasa umumnya tidak diperlukan karena gejalanya tidak parah.
Namun, komplikasi diabetes ini memerlukan perawatan karena gejalanya bisa mengganggu dan berisiko menimbulkan kerusakan kulit yang serius.
Pengobatan masalah kulit ini bisa dokter lakukan dengan kombinasi obat topikal (obat oles), obat oral (obat minum), dan terapi medis tertentu.
Penggunaan obat-obatan tertentu bisa membantu menghilangkan benjolan dan ruam sekaligus mengurangi peradangan kulit.
Obat-obatan, seperti kortikosteroid, isotretinoin, dan tacrolimus dapat dioleskan langsung ke kulit atau diberikan oleh dokter dalam bentuk suntikan.
Obat untuk malaria (chloroquine) dan psoriasis (apremilast) juga dapat digunakan untuk mencegah reaksi sistem kekebalan dan mengurangi benjolan.
Terapi sinar ultraviolet atau fototerapi menyinari benjolan di kulit dengan sinar UV. Hal ini menghentikan pertumbuhan granuloma annulare pada pasien diabetes.
Terdapat dua metode fototerapi yang dokter lakukan, yakni fototerapi UVB dan terapi PUVA.
Perawatan kulit dengan radiasi ultraviolet gelombang pendek. Pasien akan masuk ke dalam lemari khusus yang disinari lampu pemancar sinar UVB.
Perawatan kulit ini biasanya diawali konsumsi obat psoralen, penggunaan krim kulit, atau berendam di larutan khusus agar kulit lebih sensitif terhadap sinar UV.
Setelah itu, kulit akan disinari UVA selama beberapa waktu.
Umumnya, dokter terlebih dahulu akan melakukan fototerapi UVB. Jika kondisinya parah atau terapi sebelumnya tidak berhasil, terapi PUVA akan diberikan.
Disseminated granuloma annulare juga dapat diatasi dengan terapi laser dan krioterapi.
Terapi laser mengandalkan perangkat khusus untuk mengurangi peradangan dan mencegah benjolan menyebar ke bagian lain.
Sementara itu, krioterapi (cryotherapy) memanfaatkan peralatan khusus yang dapat membekukan bagian kulit yang terkena granuloma annulare.
Pasien diabetes juga perlu memperhatikan efek samping pengobatan tersebut terhadap penyakitnya.
Oleh sebab itu, penting untuk konsultasikan ke dokter tentang gejala dan kondisi yang Anda alami untuk mendapatkan solusi terbaik.
Disclaimer
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Ditinjau secara medis oleh
dr. Patricia Lukas Goentoro
General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar