Dulu saya pernah bercita cita jadi pemain basket profesional, tapi gagal. Kemudian cita cita yang gagal itu berusaha saya tanamkan ke anak saya.
Saya masukkan anak laki laki saya yang masih berumur 6 tahun ke sebuah akademi bola basket. Awalnya terlihat semangat, tapi setelah dua bulan dia ga betah. Dia melihat olahraga lain yang lebih menarik: sepakbola.
Saat itu saya sadar, anak bukanlah penebus utang kegagalan bapaknya. Saya belajar untuk mengerti bahwa anak adalah anak kehidupan itu sendiri. Sesuai dengan kata Kahlil Gibran.
Membaca buku Range ini membuat saya semakin yakin bahwa tugas orang tua adalah memperkenalkan anak dengan sbeanyak mungkin pengetahuan dan pengalaman