Bagaimana cara menyembuhkan trauma pasangan

Hallo dok, baru2 ini saya habis bertengkar dengan pasangan saya, saya memakinya dengan kasar sehingga melukai hati dan harga dirinya. Sekarang dia jg punya trauma pada saya. Dia tidak mau menatap mata saya karena merasa takut bahwa dia akan menyakiti saya lagi membuat saya menangis dan marah2 dengan kata2 yang menyakitkan baginya (waktu itu saat saya sedang meledak2 saya bilang dengan emosi dia tidak punya hati, gak bermodal bahkan cuman modal k*nt saja). Sekarang, pertanyaan saya dok, bagaimana caranya saya menyembuhkan traumanya? Saya merasa sangat bersalah dok saya merasa sangat jahat sampai membuat seorang laki2 menjadi trauma seperti anak kecil tingkahnya saat saya bujuk. Perihal memafkan dia sudah berulang kali mengatakan bahwa dia memaafkan saya, tapi dia tetap seperti itu.. Menjaga jarak dan tidak lagi mau d beri makanan oleh saya tapi dia masih menyayangi saya.. Dia memberanikan diri membujuk saya ketika saya menangis karena merasa sangat bersalah. Tolong bantuannya dok 🙏

Suka
Bagikan
Simpan
Komentar
487
2

2 komentar

Halo, terima kasih untuk pertanyaannya.


Setiap pasangan mengharapkan hubungan yang sehat, harmonis dan bahagia. Namun, tidak bisa dipungkiri bahwa dalam sebuah hubungan tidak terlepas dari adanya konflik. Terjadinya konflik adalah hal yang wajar terjadi, tetapi apabila konflik tersebut terjadi berkepanjangan, maka perlu mengambil jarak sejenak terhadap masalah dan emosi yang dirasakan masing-masing sehingga dapat melihat permasalahan tersebut secara objektif.


Untuk membina hubungan sehat dan membangun cinta diperlukan pula membangun pola komunikasi yang sehat dan terbuka. Anda dan pasangan perlu saling mengkomunikasikan kondisi yang dialami, sehingga dapat saling memahami pula. Selain itu, upayakan untuk dapat saling mendengarkan tanpa menghakimi. Anda dan pasangan juga dapat saling menghargai, serta saling mendukung menjadi versi terbaik diri masing-masing. Hal tersebut penting untuk diperhatikan karena membina hubungan adalah tanggung jawab bersama, bukan hanya di salah satu pihak saja. Dengan pola komunikasi tersebut dapat meminimalisir kesalahpahaman yang berlarut-larut.

Permasalahan yang didiamkan dan dipendam oleh masing-masing, hanya akan menjadi pembahasan berulang di kemudian hari dan bisa saja meledak sewaktu-waktu bagaikan “bom waktu”. Ada baiknya anda dan pasangan meluangkan waktu untuk berbicara dari hati ke hati agar menemukan solusi terbaik bersama (misalnya liburan bersama ke tempat favorit, makan malam berdua, moment pillow talk, dsb). Ketika berkomunikasi menggunakan “I message”, artinya lebih fokus menyampaikan “saya merasa hubungan kita terasa hambar, boleh gak kita ngobrol sambil mengingat perjuangan yang udah kita lewati?” bukan “kamu itu selalu menyalahkan dan tidak mau mengalah…..”.


Berikan waktu bagi pasangan untuk menenangkan diri, serta tanyakan hal yang dapat anda lakukan untuknya. Kemudian anda dan pasangan dapat saling mengenali bahasa cinta masing-masing, serta melakukan ritual yang menjadi kesepakatan bersama misalnya memeluk dan mengucapkan kata cinta sebelum dan bangun tidur, sebelum dan berangkat kerja, dll. Selain itu, perlu dibahas juga terkait hubungan seksual dalam pernikahan anda. Perlu juga merencanakan mencoba hal-hal baru bersama agar semakin terasa keintimannya.

Jangan ragu untuk melakukan konseling bersama pasangan ke psikolog jika keluhan berlanjut atau bertambah parah.

1 tahun yang lalu
Suka
Balas

Hai Sobat Sehat,

Saya memahami bahwa Anda merasa sangat bersalah atas tindakan Anda yang kasar terhadap pasangan Anda dan ingin tahu bagaimana cara menyembuhkan traumanya. Mengatasi trauma membutuhkan waktu dan upaya yang konsisten, dan penting untuk diingat bahwa setiap orang bereaksi dan pulih dengan cara yang berbeda. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat Anda pertimbangkan:
  1. Minta maaf dengan tulus: Ungkapkan penyesalan Anda kepada pasangan dengan jujur dan tulus. Berikan pengakuan atas kesalahan Anda dan berjanjilah untuk berubah dan tidak mengulangi tindakan tersebut di masa depan.

  2. Berikan ruang dan waktu: Hormati kebutuhan pasangan Anda untuk menjaga jarak dan tidak ingin berinteraksi dengan Anda saat ini. Berikan waktu kepada pasangan untuk memproses emosi dan trauma yang dialami.

  3. Jadilah pendengar yang baik: Ketika pasangan Anda merasa siap untuk berbicara, dengarkan dengan penuh perhatian dan tanpa menghakimi. Biarkan pasangan Anda mengungkapkan perasaannya dan berikan dukungan emosional.

  4. Jangan memaksa pemulihan: Setiap orang memiliki waktu pemulihan yang berbeda. Jangan memaksa pasangan Anda untuk segera pulih atau melupakan trauma yang dialami. Biarkan proses pemulihan berjalan secara alami.

  5. Buktikan perubahan melalui tindakan: Kata-kata saja tidak cukup, penting untuk membuktikan perubahan melalui tindakan. Perlihatkan kepada pasangan bahwa Anda benar-benar berusaha untuk menjadi lebih baik dan tidak mengulangi tindakan yang menyakitkan.

  6. Pertimbangkan terapi: Jika trauma pasangan Anda berlanjut atau mempengaruhi kualitas hidupnya secara signifikan, pertimbangkan untuk mencari bantuan dari seorang profesional seperti psikolog atau terapis. Terapi dapat membantu pasangan Anda dalam pemulihan dan mengatasi trauma yang dialami.

Ingatlah bahwa proses pemulihan trauma adalah perjalanan yang panjang dan kompleks. Diperlukan kesabaran, pengertian, dan komitmen untuk memperbaiki hubungan Anda. Jika Anda merasa kesulitan atau tidak yakin tentang langkah-langkah yang harus diambil, penting untuk mencari bantuan dari profesional yang dapat memberikan panduan dan dukungan yang tepat.

Apakah Anda memiliki pertanyaan lain?

1 tahun yang lalu
Suka
masukan
1
warningDisclaimer: Informasi yang disampaikan di atas adalah informasi umum, bukan pengganti saran medis resmi dari dokter atau pakar.
Related content
Temukan komunitas Anda
Jelajahi berbagai jenis komunitas yang ada dan paling sesuai dengan kondisi kesehatan yang Anda hadapi.
Iklan
Iklan