Hallo dok , ayah saya kaki.a luca akibat menginjak keong terus bengkak sampe kondisinya lemas mau makan juga ga masuk ,terus di bawa ke RS di rawat
... Lihat LainnyaOtot paha mengecil setelah operasi laser prostat .
Selamat pagi bapak/ibu , mohon bantuan/penjelasannya . Ayah saya usia 72 tahun sudah 2 bulan lalu operasi laser prostat . Sekarang ini otot kakinya mengecil dan masih sering BAK . Otot kakinya yang mengecil membuat dia sulit berjalan .Apakah hal ini wajar pasca operasi ? Mohon solusinya bapak/ibu.
2 komentar
Terbaru
Halo Abdur, terima kasih atas pertanyaan anda.
Otot paha yang mengecil diakibatkan karena adanya atrofi otot yang terjadi akibat pasien terlalu lama berbaring dan tidak pernah digunakan sehingga otot tidak pernah dilatih dan otot kehilangan kekuatannya. Hal ini juga dapat diakibatkan karena sarcopenia yang terjadi pada lansia. Sarkopenia atau sarcopenia adalah kondisi yang terjadi ketika tubuh kehilangan massa, kekuatan, serta fungsi otot. Penurunan massa dan fungsi otot ini terjadi karena adanya bentrok proses katabolisme (penghancuran) dan anabolisme (pembentukan) di dalam sel otot. Penyakit sarkopenia dapat memengaruhi sistem muskuloskeletal tubuh sehingga berisiko tinggi menyebabkan penderitanya mudah terjatuh dan cedera. Sarkopenia adalah gangguan kesehatan yang umum dialami orang lanjut usia karena kondisi tersebut dipengaruhi oleh proses penuaan. Walau demikian, beberapa hasil penelitian telah membuktikan bahwa sarkopenia juga bisa terjadi pada orang dewasa yang berusia lebih muda karena gangguan kesehatan tertentu, salah satunya yaitu malnutrisi.
Penyebab utama dari sarkopenia adalah terjadinya bentrok proses penghancuran dan pembentukan di dalam sel otot. Bentrokan kedua proses metabolisme tersebut bisa dipicu oleh beberapa faktor, di antaranya:
1. Gaya Hidup Sedentari (Sedentary Lifestyle) -> Penyebab pertama dari sarkopenia adalah gaya hidup sedentari. Gaya hidup sedentari atau sedentary lifestyle merupakan pola hidup tidak sehat yang membuat seseorang cenderung minim melakukan aktivitas fisik. Minimnya aktivitas fisik akan membuat otot jarang berkontraksi dan mengganggu proses pembentukan sel otot baru.
2. Malnutrisi -> Tubuh yang kekurangan nutrisi, terutama protein dan asam amino, berisiko tinggi mengalami sarkopenia. Hal ini dikarenakan protein dan asam amino berperan penting dalam pembentukan jaringan otot.
3. Penyakit Kronis -> Beberapa penyakit kronis yang dapat meningkatkan risiko terjadinya sarkopenia adalah infeksi HIV/AIDS, tuberkulosis (TB), stroke, penyakit alzheimer, dan lain sebagainya. Penyakit kronis tersebut membuat penderitanya harus beristirahat dengan cukup dan meminimalisir aktivitas fisik sehingga berdampak pada penurunan massa serta kekuatan otot.
Gejala utama dari sarkopenia adalah melemahnya kekuatan otot. Selain itu, ada beberapa gejala lain yang umum dialami oleh penderita sarkopenia, di antaranya:
- Stamina menurun.
- Kesulitan untuk melakukan rutinitas sehari-hari.
- Kesulitan untuk menaiki atau menuruni tangga.
- Keseimbangan tubuh buruk dan mudah terjatuh.
- Ukuran otot mengecil dari biasanya.
Tindakan medis yang akan dilakukan oleh dokter sebagai cara mengatasi otot lemah sarkopenia adalah sebagai berikut:
- Fisioterapi, yaitu terapi fisik untuk mengembalikan kemampuan otot.
- Hormone replacement therapy (HRT), yaitu terapi hormon untuk membantu meningkatkan massa otot.
Selain itu, dokter juga akan menyarankan penderita sarkopenia untuk mengonsumsi makanan yang mengandung protein tinggi. Beberapa makanan tinggi protein yang baik untuk penderita sarkopenia adalah daging merah, ikan laut, telur, daging dada ayam, susu, dan lain-lain.
Apabila keluhan semakin memburuk sebaiknya anda berkonsultasi dengan dokter spesialis penyakit dalam konsultan geriatri.
Sekian dan terima kasih
Hai Sobat Sehat,
Maaf, saya adalah AI dan bukan seorang dokter. Namun, saya dapat memberikan beberapa informasi umum terkait pertanyaan Anda.Setelah operasi laser prostat, beberapa pasien mungkin mengalami penurunan otot paha atau kelemahan otot. Hal ini bisa terjadi karena periode pemulihan setelah operasi, di mana aktivitas fisik mungkin terbatas. Selain itu, beberapa pasien juga mengalami sering buang air kecil (BAK) setelah operasi prostat.
Namun, penting untuk diketahui bahwa saya tidak dapat memberikan diagnosis atau solusi spesifik tanpa mengevaluasi kondisi secara langsung. Saya sarankan Anda untuk berkonsultasi dengan dokter yang merawat ayah Anda untuk mendapatkan penjelasan yang lebih rinci dan solusi yang tepat.
Dokter akan dapat mengevaluasi kondisi ayah Anda secara menyeluruh, melakukan pemeriksaan fisik, dan mungkin merujuk ke spesialis lain jika diperlukan. Mereka akan memberikan saran dan perawatan yang sesuai berdasarkan kondisi spesifik ayah Anda.
Jika ada pertanyaan lain, jangan ragu untuk bertanya kepada dokter yang merawat ayah Anda. Semoga ayah Anda segera pulih dan mendapatkan perawatan yang tepat.
Related content