🔥 Diskusi Menarik

Dok, anak sy 16 th baru saja terdeteksi diabet dgn

Dok, anak sy 16 th baru saja terdeteksi diabet dgn HBa1c diangka 11, riwayat kelg suami sy diabet krn pola hidup tdk benar. Selama ini anak sy suka minum manis², saat ini sy blm k dokter krn msh mid semester, sementara sy srh stop minum dan mkn manis dan sy srh olga.

Apakah anak sy termasuk diabet type 1 ato 2?

Apa yg hrs sy lakukan utk bs membantu menurunkan kdr gula darahnya memjadi normal?

Apakah intermiten fasting bs membantu, sedang anak sy msh masa pertumbuhan ?

Apakah bs dgn rebusan daun²an yg bs membantu penurunan kadar gulanya?

Terimakasih sebelumnya

Suka
Bagikan
Simpan
Komentar
33
2

2 komentar

Halo, terima kasih atas pertanyaan anda.


Berikut merupakan perbedaan secara umum diabetes tipe 1 dan tipe 2 berdasarkan penyebab, gejala, pengobatannya:

1. Perbedaan penyebab DM tipe 1 dan 2 -> Perbedaan paling mendasar antara diabetes tipe 1 dan 2 adalah penyebabnya. Penyebab diabetes tipe 1 adalah kondisi autoimun. Kondisi ini mengakibatkan sistem kekebalan tubuh secara keliru menyerang sel-sel tubuh yang sehat. Seperti yang dijelaskan oleh U.S. National Library of Medicine, pada kasus diabetes tipe 1, sistem imun tubuh merusak sel-sel beta dalam pankreas. Sel beta bertugas menghasilkan hormon insulin. Akibatnya, produksi hormon insulin dalam pankreas menurun atau bahkan berhenti total. Padahal, insulin merupakan hormon yang berperan penting dalam proses metabolisme perubahan glukosa menjadi energi. Insulin membantu sel-sel tubuh untuk menyerap glukosa dan mengubahnya menjadi energi. Belum diketahui mengapa sel imun tubuh bisa menyerang sel beta pankreas. Namun, faktor-faktor seperti genetik, riwayat penyakit keluarga, dan infeksi virus tertentu diduga memengaruhi kondisi ini. Berbeda dengan tipe 1, diabetes tipe 2 disebabkan oleh hilangnya kemampuan tubuh dalam merespons insulin. Kondisi penyebab diabetes ini dikenal sebagai resistensi insulin. Pankreas masih tetap memproduksi insulin, hanya saja sel tubuh tidak lagi sensitif alias kebal dengan keberadaan hormon. Akibatnya, insulin tidak bisa bekerja maksimal untuk membantu penyerapan glukosa. Terjadilah penumpukan gula dalam darah. Penyebab resistensi insulin juga belum dapat dijelaskan dengan pasti, tapi kondisi ini berkaitan erat dengan faktor risiko diabetes, seperti kelebihan berat badan (obesitas), jarang bergerak atau berolahraga, dan pertambahan usia.

2. Perbedaan tipe diabetes berdasarkan usia penderita -> Sebagian besar kasus diabetes tipe 1 telah terdeteksi pada masa anak-anak hingga remaja. Itu sebabnya kondisi ini disebut juga diabetes pada anak. Sementara itu, diabetes tipe 2 umumnya adalah orang berusia di atas 30 tahun. Akan tetapi, usia memang tidak bisa menjadi acuan pasti untuk mengenali perbedaan diabetes tipe 1 dan 2. Pasalnya, diabetes tipe 1 juga bisa dialami oleh orang dewasa. Begitu pun dengan anak-anak yang mengalami kelebihan berat badan berisiko tinggi untuk mengalami diabetes tipe 2.

3. Perbedaan tipe diabetes dari kemunculan gejala -> Secara garis besar, tidak ada perbedaan gejala yang dialami penderita diabetes tipe 1 dan tipe 2. Kedua penyakit ini relatif menunjukkan gejala yang sama. Gejala diabetes yang paling umum dialami adalah sering buang air kecil, mudah lapar dan haus, gangguan penglihatan, dan luka yang sulit sembuh. Perbedaan yang terlihat adalah waktu awal kemunculan serta seberapa cepat gejala berkembang. Gejala diabetes tipe 1 biasanya muncul lebih kentara dan cepat dalam waktu beberapa minggu. Sebaliknya, kemunculan gejala diabetes tipe 2 terjadi secara perlahan. Di awal kenaikan gula darah, bahkan gejala tidak tampak jelas. Sebagian besar pasien diabetes tipe 2 baru mengetahui penyakitnya ketika tidak sengaja melakukan pemeriksaan diabetes.

4. Perbedaan pengobatan DM tipe 1 dan 2 -> Meski sama-sama bertujuan menjaga gula darah dalam kadar normal, terdapat perbedaan signifikan terkait rencana pengobatan diabetes tipe 1 dan 2. Oleh karena diabetes tipe 1 disebabkan oleh rusaknya sel-sel penghasil insulin, mereka membutuhkan suntik insulin untuk menggantikan hormon insulin yang hilang. Pengobatan diabetes tipe 1 akan sangat bergantung dengan insulin, tidak bisa mengandalkan obat atau perubahan gaya hidup saja.Sementara itu, penderita diabetes tipe 2 yang tidak memiliki gangguan produksi hormon insulin tidak selalu membutuhkan pengobatan insulin. Pengobatan diabetes untuk tipe 2 lebih mengarah kepada perubahan pola hidup yang lebih sehat. Caranya dengan memperhatikan asupan makanan untuk diabetes dan menajalani olahraga secara rutin. Konsumsi obat diabetes bahkan tidak diperlukan jika diet dan pola hidup sehat berhasil menurunkan kadar gula darah pada penderita diabetes tipe 2. Namun, seseorang dengan diabetes tipe 2 mungkin membutuhkan injeksi insulin, apabila terjadi kegagalan fungsi sel beta pada pankreas. Kondisi resisten insulin pada penderita diabetes tipe 2 bisa berbahaya bagi kesehatan pankreas. Semakin banyak produksi insulin berarti semakin banyak kerja bagi pankreas. Seiring waktu, sel beta di pankreas bisa “kelelahan” sampai akhirnya berhenti memproduksi insulin secara bersamaan.


Perlu pemeriksaan lebih lanjut terkait apakah jenis diabetes pada anak anda termasuk tipe 1 dan tipe 2.


Prinsip penting dalam pengobatan diabetes melitus adalah modifikasi gaya hidup yang dimulai dari :

a. Tepat Jumlah, Komposisi Makanan yang dianjurkan :

- Karbohidrat 45-65 % total asupan energi (minimal 130 gram / hari atau 9 sendok makan / hari dan diutamakan karbohidrat yang berserat tinggi)

- Lemak 20-25 % kebutuhan energi (atau < 200 mg / kgBB / hari dan hindari lemak jenuh serta lemak trans)

- Protein 0,8 gram/ kgBB per hari atau 10 % dari kebutuhan energi

- Natrium < 1500 mg / hari atau 0,3 sendok makan / hari

- Serat 20-35 gram / hari atau 1,4 – 2,4 sendok makan / hari

- Pemanis buatan dapat dipakai secukupnya (hindari pemakaian Fruktosa)

- Kebutuhan kalori

 Laki-laki = 30 kalori / kgBB /hari (min 1200- maks 1500 kalori / hari)

 Perempuan = 25 kalori / kgBB/ hari (min 1000- maks 1200 kalori / hari)

b. Tepat Jenis, Jenis makanan yang DIANJURKAN :

- Karbohidrat = beras buang kulit, beras merah, beras hitam, oat, bubur gandum, roti gandum tidak berperasa

- Protein = ikan, ayam tanpa kulit (lebih baik bagian dada), daging tak berlemak, segala produk olahan susu tanpa atau rendah lemak, putih telor, tahu, tempe.

- Lemak = mengutamakan sumber lemak tidak jenuh seperti minyak zaitun, minyak jagung, minyak biji bunga matahari.

- Serat = semua sayuran warna hijau dan kuning serta buah seperti apel, alpukat, pir, semua jenis jeruk (kecuali jeruk mandarin dan jeruk valensia), papaya, mangga, kiwi, nanas, semua jenis pisang (kecuali pisang berkadar tepung tinggi seperti pisang kapok atau pisang tanduk), sirsak, melon.

- Pemanis = gula stevia, gula kelapa, gula lontar, madu asli (maksimal hanya 1 sendok makan / hari)

c. Tepat waktu, jadwal makan harus selalu terdiri dari 3x makan besar diselingi 2x snack dan jadwalnya teratur seperti: (disesuaikan dengan jumlah kalori)

- Makan pagi (20 % kalori)

- Snack siang (15 % kalori)

- Makan siang (30 % kalori)

- Snack Sore (10 % kalori)

- Makan malam (25 % kalori)

d. Olahraga / Latihan Fisik

Jenis Olaharga yang dianjurkan :

- Frekuensi berolahraga 3-5 hari dalam seminggu

- Minimal 30-45 menit (total 150 menit per minggu)

- Jeda antar Latihan tidak boleh lebih dari 2 hari berturut-turut

- Latihan Fisik yang bersifat aerobic dengan intensitas sedang (50-70 % denyut jantung maksimal)

- Cara Ukur Denyut jantung maksimal = 220- usia pasien

e. Istirahat malam cukup (minimal 8 jam / hari)

f. Hindari Merokok dan konsumsi alkohol

g. Rutin Mengecek gula darah secara mandiri minimal 2x / hari (setelah bangun tidur pagi dan sebelum tidur malam)

h. Rutin Minum Obat sesuai Anjuran Dokter dan TIDAK BOLEH MEMBERHENTIKAN ATAU MENGURANGI DOSIS OBAT tanpa sepengetahuan dokter


Contoh Menu Makan Pasien DM: (contoh : laki-laki dengan BB 70 kg dengan kebutuhan kalori 1500 kalori / hari)

1. Makan Pagi (Pukul 07.00): nasi merah goreng taoge telor + 1 gelas jus jambu jeruk (300 kalori)

2. Snack Siang (Pukul 10.00): Roti gandum mini burger ikan + teh tawar (225 kalori)

3. Makan siang (Pukul 13.00): nasi merah 150 gram + Ikan Grill Saos Kari + Tempe Goreng isi Ragout+ Oseng Kembang kol Wortel Paprika + Sup Kemang Tahu + Salad Buah (450 kalori)

4. Snack Sore (Pukul 16.00): Lumpia Basah isi sayuran + Teh Tawar (150 kalori)

5. Makan Malam (Pukul 19.00): Tumis Fettucini Ayam Smoked Beef Paprika + Sup Krim Labu kuning Mix Vegetable + Buah Pepaya (375 kalori)



Sekian dan terima kasih

3 minggu yang lalu
Suka
Balas
1

Hai Sobat Sehat, pertanyaan Anda telah kami terima. Kami akan membantu memberikan penjelasan secara umum terlebih dulu, sebelum pakar kami memberikan respons ya.


Saya memahami kekhawatiran Anda mengenai kondisi diabetes yang baru terdeteksi pada anak Anda yang berusia 16 tahun. Dengan nilai HbA1c yang mencapai 11, ini menunjukkan bahwa kadar gula darahnya cukup tinggi dan memerlukan perhatian serius. Mari kita bahas beberapa poin penting untuk membantu Anda dan anak Anda dalam mengelola kondisi ini.

Pertama, untuk menentukan apakah anak Anda menderita diabetes tipe 1 atau tipe 2, perlu dilakukan evaluasi lebih lanjut. Diabetes tipe 1 biasanya terjadi akibat gangguan autoimun yang menyebabkan pankreas tidak dapat memproduksi insulin, sedangkan diabetes tipe 2 lebih sering terkait dengan resistensi insulin dan faktor gaya hidup. Mengingat riwayat keluarga Anda dan pola makan anak yang cenderung mengonsumsi makanan manis, ada kemungkinan besar bahwa ini adalah diabetes tipe 2, tetapi diagnosis yang tepat harus dilakukan oleh dokter.

Untuk membantu menurunkan kadar gula darah anak Anda, berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil:

  1. Perubahan Pola Makan: Mengurangi asupan makanan manis dan tinggi karbohidrat sederhana sangat penting. Fokuslah pada makanan yang kaya serat, seperti sayuran, buah-buahan segar, dan biji-bijian utuh. Mengganti gula dengan pemanis rendah kalori juga bisa menjadi pilihan yang baik.

  2. Aktivitas Fisik: Dorong anak Anda untuk berolahraga secara teratur. Aktivitas fisik dapat membantu menurunkan kadar gula darah dan meningkatkan sensitivitas insulin. Cobalah untuk menjadwalkan setidaknya 30 menit aktivitas fisik setiap hari.

  3. Pemantauan Kadar Gula Darah: Penting untuk memantau kadar gula darah secara rutin. Anda bisa menggunakan alat tes gula darah di rumah untuk memudahkan pemantauan. Ini akan membantu Anda dan anak Anda memahami bagaimana makanan dan aktivitas mempengaruhi kadar gula darahnya.

  4. Konsultasi dengan Dokter: Sangat penting untuk berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan rencana perawatan yang tepat. Dokter mungkin akan merekomendasikan penggunaan insulin atau obat diabetes lainnya, tergantung pada kondisi anak Anda.

  5. Pendidikan tentang Diabetes: Ajari anak Anda tentang pentingnya mengelola diabetes, termasuk cara menghitung karbohidrat dan memahami bagaimana makanan mempengaruhi kadar gula darah.

Mengenai intermiten fasting, meskipun ini bisa bermanfaat bagi beberapa orang dewasa, untuk anak yang masih dalam masa pertumbuhan, pendekatan ini perlu dilakukan dengan hati-hati dan sebaiknya dibicarakan terlebih dahulu dengan dokter.

Tentang penggunaan rebusan daun-daunan, beberapa herbal memang dapat membantu menurunkan kadar gula darah, tetapi sebaiknya ini tidak dijadikan pengganti pengobatan medis yang direkomendasikan oleh dokter.

Saya harap informasi ini membantu Anda dan anak Anda dalam mengelola diabetes dengan lebih baik. Jangan ragu untuk mencari dukungan dari tenaga medis dan komunitas untuk membantu anak Anda beradaptasi dengan kondisi ini.

3 minggu yang lalu
Suka
masukan
1
warningDisclaimer: Informasi yang disampaikan di atas adalah informasi umum, bukan pengganti saran medis resmi dari dokter atau pakar.
Related content
Temukan komunitas Anda
Jelajahi berbagai jenis komunitas yang ada dan paling sesuai dengan kondisi kesehatan yang Anda hadapi.
Iklan
Iklan