🔥 Diskusi Menarik

DK, seorang pria 37 tahun masuk rumah sakit untuk terapi 1729954399

DK, seorang pria 37 tahun masuk rumah sakit untuk terapi pada infeksi meningesnya. Ia menyatakan

bahwa tidak memiliki riwayat alergi.

Data klinik menunjukkan: TB 155 cm, BB 87,5 kg, LDL 163 mg/dL.

Mendapatkan obat-obat sebagai berikut:

- Flukonazol infus

- Glibenclamide

Setelah pemberian antiinfeksi, muncul bintik-bintik merah pada kulitnya. Beberapa saat kemudian

pasien nampak gugup dan kesulitan bernafas, TD 132/88, RR 15.

Pertanyaan :

a. Dari kondisi pasien tersebut, adakah data pendukung yang Anda perlukan? Asumsikan datanya!

b. Terapi rasional bagaimana yang Anda rencanakan?

Suka
Bagikan
Simpan
Komentar
3
1

1 komentar

Hai Sobat Sehat, pertanyaan Anda telah kami terima. Kami akan membantu memberikan penjelasan secara umum terlebih dulu, sebelum pakar kami memberikan respons ya.


Dari informasi yang Anda berikan mengenai pasien, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Pasien berusia 37 tahun ini mengalami infeksi meninges dan telah mendapatkan terapi dengan flukonazol infus dan glibenclamide. Setelah pemberian antiinfeksi, muncul bintik-bintik merah pada kulitnya, dan pasien menunjukkan gejala gugup serta kesulitan bernapas.

a. Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas mengenai kondisi pasien, beberapa data pendukung yang mungkin diperlukan antara lain:

  • Riwayat medis lengkap, termasuk riwayat penyakit sebelumnya dan pengobatan yang sedang dijalani.
  • Hasil pemeriksaan laboratorium tambahan, seperti tes darah lengkap, fungsi hati, dan fungsi ginjal.
  • Pemeriksaan kultur atau tes PCR untuk memastikan penyebab infeksi meningitis.
  • Riwayat paparan terhadap alergen atau infeksi lain yang mungkin berkontribusi terhadap reaksi kulit dan kesulitan bernapas.

b. Terapi rasional yang dapat direncanakan meliputi:

  • Menghentikan flukonazol jika dicurigai sebagai penyebab reaksi alergi, terutama jika bintik-bintik merah dan kesulitan bernapas muncul setelah pemberian obat tersebut.
  • Mempertimbangkan pemberian antihistamin untuk mengatasi reaksi alergi yang mungkin terjadi.
  • Jika pasien mengalami kesulitan bernapas yang signifikan, pertimbangkan untuk memberikan oksigen tambahan dan melakukan evaluasi lebih lanjut untuk kemungkinan reaksi anafilaksis.
  • Melakukan pemantauan ketat terhadap tanda-tanda vital pasien, termasuk tekanan darah, frekuensi pernapasan, dan saturasi oksigen.
  • Jika diperlukan, konsultasikan dengan spesialis alergi atau imunologi untuk penanganan lebih lanjut.

Penting untuk melakukan evaluasi menyeluruh dan bertindak cepat dalam situasi ini, mengingat kondisi pasien yang mungkin memburuk. Pastikan untuk terus memantau perkembangan pasien dan melakukan penyesuaian terapi sesuai kebutuhan.

3 minggu yang lalu
Suka
masukan
warningDisclaimer: Informasi yang disampaikan di atas adalah informasi umum, bukan pengganti saran medis resmi dari dokter atau pakar.
Related content
Temukan komunitas Anda
Jelajahi berbagai jenis komunitas yang ada dan paling sesuai dengan kondisi kesehatan yang Anda hadapi.
Iklan
Iklan