Orang yang mengalami hipotermia atau kondisi suhu tubuh seseorang turun mencapai kurang dari 35°C harus mendapatkan perawatan sesegera mungkin. Sebab, kondisi ini dapat membahayakan nyawa. Namun, apa sebenarnya penyebab hipotermia?
Berbagai penyebab terjadinya hipotermia
Pada dasarnya, hipotermia bisa terjadi ketika seseorang terus-terusan terpapar suhu yang sangat rendah. Ketika mulai merasa kedinginan, tubuh akan mengeluarkan reaksi menggigil guna menghangatkan diri.
Setelah itu, tubuh akan mulai membakar lemak untuk menghasilkan panas yang akan menjaga suhu inti tetap normal.
Namun, paparan dingin secara terus-menerus dapat mengganggu proses mekanisme penghangatan diri karena panas yang dihasilkan tidak cukup.
Alhasil, muncullah berbagai gejala hipotermia seperti menggigil, kelelahan, sampai bibir yang membiru.
Berikut ini merupakan beberapa hal yang sering menjadi penyebab suhu badan rendah.
1. Terpapar udara dingin
Hipotermia merupakan ancaman utama bagi para pendaki gunung yang sayangnya, sering disepelekan.
Semakin tinggi Anda mendaki, suhu lingkungan akan semakin turun dan juga semakin berangin. Angin dingin bukan hanya membuat Anda menggigil, tapi juga lama-lama menurunkan suhu tubuh.
Jika udara sangat dingin disertai hujan saat Anda naik gunung, kombinasi keduanya membuat risiko Anda terkena hipotermia jadi lebih besar.
2. Berendam di air dingin
Berendam air dingin dalam waktu cukup lama juga bisa menjadi penyebab hipotermia. Dinginnya air akan menghilangkan panas yang dihasilkan tubuh, bahkan 25 kali lebih cepat dibandingkan udara dingin.
Anda juga bisa mengalami hipotermia jika berenang terlalu lama atau terus-terusan memakai baju yang basah oleh keringat setelah olahraga.
3. Operasi
Hipotermia tidak selalu disebabkan oleh cuaca sekitar, tapi juga ketika Anda mendapatkan perawatan medis seperti pembedahan, terutama bedah mayor.
Standard suhu ruangan operasi bisa berkisar antara 19–24ºC dengan kelembapan yang cukup rendah (45–60 persen). Artinya, ruangan operasi sangatlah dingin dan kering.
Ditambah lagi, Anda akan selalu dalam keadaan tidak sadar dan hanya mengenakan gaun operasi selama pembedahan. Hal ini dapat menghambat mekanisme tubuh untuk menghangatkan diri.
Selain itu, kulit yang seharusnya menjadi lapisan penjaga suhu tubuh akan disayat dan dibuka. Akibatnya, udara dingin dapat masuk dan mengenai organ-organ internal tubuh secara langsung.
Faktor yang meningkatkan risiko hipotermia
Selain tiga hal di atas, ada beberapa faktor yang dapat menjadi penyebab seseorang lebih rentan mengalami hipotermia.
1. Kelelahan
Hipotermia lebih mudah menyerang orang-orang yang tubuhnya sedang kelelahan. Ini karena ketika lelah, toleransi tubuh terhadap dingin akan berkurang.
Selain itu, tubuh juga tak memiliki cukup energi untuk menghasilkan panas.
2. Usia
Orang-orang yang sudah lanjut usia dan anak-anak berisiko lebih tinggi mengalami hipotermia. Pada anak-anak, ini terjadi karena tubuh mereka dapat kehilangan panas lebih cepat dari orang dewasa.
Sementara itu, badan lansia terasa dingin karena kemampuan tubuhnya untuk mengatur suhu dan merasakan dingin menurun seiring bertambahnya usia.
3. Mengonsumsi alkohol
Memang, alkohol dapat memberikan efek hangat di dalam tubuh. Namun, konsumsinya dapat membuat pembuluh darah melebar, membuat panas lebih cepat hilang dari permukaan kulit.
Selain itu, respons tubuh alami seperti menggigil juga berkurang pada orang-orang yang sering minum alkohol.
4. Memiliki penyakit tertentu
Ada gangguan kesehatan yang dapat mengganggu kemampuan tubuh Anda mengatur suhu tubuh.
Beberapa gangguan kesehatan ini termasuk hipotiroidisme, anoreksia nervosa, diabetes, dan cedera tulang belakang.
5. Konsumsi obat-obatan tertentu
Selain kondisi medis, obat-obatan tertentu juga bisa memengaruhi pengaturan suhu tubuh. Penggunaan pada jangka waktu tertentu dapat menjadi penyebab hipotermia.
Obat-obatan yang dapat menjadi penyebab suhu tubuh rendah antara lain antidepresan dan antipsikotik.
Bagaimana cara mencegah hipotermia?
Seseorang yang mengalami hipotermia harus segera mendapatkan pertolongan untuk mengembalikan suhu tubuhnya seperti semula.
Bila hipotermia yang ia alami tergolong parah, dibutuhkan penanganan oleh tim medis agar tidak berujung fatal.
Sebelum kondisi ini terjadi, tentu akan lebih baik bila Anda melakukan berbagai upaya berikut untuk mencegahnya.
- Berpakaian yang tepat saat melakukan perjalanan ke lokasi bersuhu ekstrem, seperti gunung.
- Konsumsi cairan atau makanan penghangat tubuh.
- Tetap waspada dengan cuaca yang berbahaya.
- Mengganti baju basah dengan baju kering sesegera mungkin.
- Jika tercebur ke dalam air yang dingin, keluar sesegera mungkin.
Ingat, terlepas dari faktor risikonya, hipotermia dapat terjadi pada siapa saja. Pastikan Anda melakukan persiapan yang matang sebelum pergi ke tempat berudara dingin dalam waktu yang cukup lama.
[embed-health-tool-bmi]