backup og meta

7 Penyebab Sperma Berdarah yang Harus Pria Waspadai

7 Penyebab Sperma Berdarah yang Harus Pria Waspadai

Melihat sperma atau air mani bercampur darah dapat memicu kecemasan bagi pria. Untungnya, hal ini tidak selalu menandakan masalah kesehatan serius. Mari ketahui beberapa penyebab sperma berdarah dan cara mengatasinya di bawah ini.

Apa itu sperma berdarah?

Sperma berdarah atau hematospermia adalah kondisi terdapatnya darah pada cairan ejakulasi.

Dilansir dari Cleveland Clinic, tidak diketahui seberapa umum kondisi ini. Pasalnya, banyak pria tidak memeriksa air mani mereka dengan sengaja setelah ejakulasi.

Hematospermia dapat menyerang pria dari segala usia. Namun, kondisi ini mungkin lebih sering terjadi pada pria yang berusia 30 hingga 40 tahun.

Pada pria yang lebih muda atau kurang dari 40 tahun, air mani berdarah biasanya dikategorikan tidak berbahaya bila kondisi ini tidak disertai dengan gejala-gejala lain.

Bahkan pada pria berusia 40 tahun ke atas, gejala ini jarang terkait dengan kondisi yang gawat.

Namun, bila Anda melihat darah pada air mani atau sperma berulang kali yang disertai dengan rasa sakit saat berkemih atau ejakulasi, segera periksakan dengan dokter.

Ragam penyebab sperma berdarah

sperma berdarah

Meskipun sperma berdarah pada umumnya tidak berbahaya, Anda tetap perlu mengetahui beberapa penyebabnya berikut ini.

1. Peradangan

Dua organ pada sistem reproduksi pria, yakni vesikula seminalis dan prostat, mempunyai andil terhadap produksi air mani yang berfungsi untuk melindungi sel sperma.

Peradangan pada salah satu organ ini bisa memicu hematospermia. Kondisi ini dapat merusak pembuluh darah pada area tersebut sehingga membuat darah bercampur dengan air mani.

Secara umum, inflamasi atau peradangan adalah penyebab utama di balik 4 dari 10 kasus air mani berdarah yang dilaporkan.

2. Infeksi

Infeksi adalah penyebab umum lain dari hematospermia. Bakteri Escherichia coli (E. coli) yang masuk ke dalam saluran kemih bisa menginfeksi prostat, epididimis, hingga testis.

Selain itu, infeksi menular seksual, seperti herpes genital, trichomoniasis, gonore, dan klamidia, juga bisa menyebabkan cairan ejakulasi bercampur dengan darah.

3. Penyumbatan

Seminal vesicle calculi adalah batu yang terbentuk dalam vesikula seminalis. Kondisi ini dapat merusak jaringan dan menyebabkan perdarahan pada saluran sperma.

Selain itu, sumbatan juga bisa disebabkan oleh pembesaran prostat jinak atau benign prostate hyperplasia (BPH). Ketika prostat pria membesar, organ ini dapat menekan uretra.

Tekanan pada saluran untuk mengeluarkan urine dan air mani ini bisa menyebabkan pecahnya pembuluh darah sehingga memicu hematospermia.

4. Trauma fisik

Trauma fisik pada organ reproduksi setelah patah panggul atau cedera pada testis juga dapat menjadi penyebab sperma berdarah.

Darah dalam cairan ejakulasi ini mungkin terlihat selama maupun setelah berhubungan secara kasar atau masturbasi berlebihan. Namun, hal ini bukanlah penyebab dari perdarahan. 

Trauma pada saluran kandung kemih bisa memicu perdarahan dari uretra. Kondisi ini bukanlah hematospermia, melainkan hematuria yang memengaruhi sistem kemih.

5. Kanker

Kanker prostat

Pertumbuhan tumor ganas atau kanker pada organ reproduksi, termasuk kanker prostat, kanker testis, dan kanker kandung kemih, dapat menyebabkan hematospermia.

Kanker ini bisa merusak pembuluh darah sehingga membuat darah bercampur dengan sperma.

Akan tetapi, kebanyakan pria dengan kanker prostat tidak akan menunjukkan gejala ini kecuali pernah menjalankan biopsi prostat yang menyebabkan perdarahan.

6. Efek samping tindakan medis

Darah dalam air mani umum ditemukan sebagai efek samping setelah biopsi prostat. Prosedur untuk menangani gangguan sistem kemih juga bisa menyebabkan trauma ringan.

Sebuah studi pada jurnal Frontiers in Surgery (2020) menemukan bahwa sekitar 13,9% pria bisa mengalami hematospermia untuk sementara waktu setelah menjalani biopsi prostat.

Selain itu, tindakan medis lain yang memengaruhi area sekitar organ reproduksi, seperti terapi radiasi, vasektomi, dan suntik wasir, juga bisa memicu kondisi ini.

7. Penyebab lainnya

Sperma berdarah atau hematospermia juga bisa disebabkan oleh beberapa kondisi lain yang lebih jarang terjadi. Berikut adalah beberapa di antaranya.

  • Tekanan darah tinggi atau hipertensi yang parah.
  • Gangguan pembekuan darah, seperti hemofilia dan efek samping obat antikoagulan.
  • Kondisi medis lainnya, termasuk HIV, gangguan hati, batu ginjal, leukemia, tuberkulosis, dan infeksi parasit.

Cara mengatasi sperma berdarah

Beberapa penyebab sperma berdarah umumnya tidak serius. Kebanyakan kasus akan sembuh dengan sendirinya tanpa pengobatan khusus.

Istirahat cukup akan membantu memulihkan diri setelah cedera atau trauma. Jika selangkangan Anda bengkak, Anda bisa melakukan kompres dingin selama 10–20 menit. 

Hematospermia akibat efek samping biopsi prostat umumnya berlangsung selama 3–4 minggu. Mintalah obat pereda nyeri dari dokter guna mengurangi nyeri dan peradangan.

Sementara itu, bila sperma berdarah disebabkan oleh infeksi bakteri, dokter akan meresepkan obat antibiotik untuk melawan infeksi dan meredakan gejalanya.

Beberapa tindakan medis, seperti operasi, kemoterapi, dan radioterapi, diperlukan bila kondisi ini disebabkan oleh penyumbatan atau kanker pada organ reproduksi.

Segera hubungi dokter bila Anda mengalami gejala air mani berdarah yang berulang dan tidak menghilang. Dokter mungkin merujuk Anda untuk menemui spesialis urologi (urologis).

Pemeriksaan lanjutan dengan urologis dengan ultrasound dan biopsi prostat dapat membantu menentukan diagnosis dan perawatan yang tepat.

Kesimpulan

  • Sperma berdarah atau hematospermia adalah kondisi adanya sel darah merah dalam cairan ejakulasi pria.
  • Ada beragam penyebab hematospermia, termasuk peradangan, infeksi, sumbatan, trauma fisik, kanker, dan efek samping tindakan medis.
  • Kebanyakan kasus sperma berdarah dapat sembuh sendiri. Anda mungkin memerlukan obat-obatan hingga operasi, tergantung penyebab munculnya darah dalam air mani.

[embed-health-tool-bmi]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Blood in semen (haematospermia). (n.d.). Healthy Male. Retrieved October 19, 2023, from https://www.healthymale.org.au/mens-health/blood-semen-haematospermia

Blood in Semen (Hematospermia): Causes & Treatment. (n.d.). Cleveland Clinic. Retrieved October 19, 2023, from https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/16513-blood-in-the-semen-hematospermia

Blood in semen. (2018). NHS UK. Retrieved October 19, 2023, from https://www.nhs.uk/conditions/blood-in-semen/

Wenzel, M., Theissen, L., Preisser, F., Lauer, B., Wittler, C., Humke, C., Bodelle, B., Ilievski, V., Kempf, V. A., Kluth, L. A., Chun, F. K., Mandel, P., & Becker, A. (2020). Complication rates after TRUS guided Transrectal systematic and MRI-targeted prostate biopsies in a high-risk region for antibiotic resistances. Frontiers in Surgery, 7. https://doi.org/10.3389/fsurg.2020.00007

Vazirian-Zadeh, M., Jones, A., Phan, Y. C., & Mahmalji, W. (2019). A case of persistent haematospermia secondary to seminal vesicle calculi in an ageing male. The Aging Male, 23(4), 297-299. https://doi.org/10.1080/13685538.2018.1563064

Versi Terbaru

20/10/2023

Ditulis oleh Satria Aji Purwoko

Ditinjau secara medis oleh dr. Tania Savitri

Diperbarui oleh: Diah Ayu Lestari


Artikel Terkait

Gejala Kanker Prostat yang Harus Diwaspadai pada Pria

Sperma Encer Berarti Sulit Bikin Pasangan Hamil? Ini Penjelasannya


Ditinjau secara medis oleh

dr. Tania Savitri

General Practitioner · Integrated Therapeutic


Ditulis oleh Satria Aji Purwoko · Tanggal diperbarui 20/10/2023

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan