Melihat sperma atau air mani bercampur darah dapat memicu kecemasan bagi pria. Untungnya, hal ini tidak selalu menandakan masalah kesehatan serius. Mari ketahui beberapa penyebab sperma berdarah dan cara mengatasinya di bawah ini.
Apa itu sperma berdarah?
Sperma berdarah atau hematospermia adalah kondisi terdapatnya darah pada cairan ejakulasi.
Dilansir dari Cleveland Clinic, tidak diketahui seberapa umum kondisi ini. Pasalnya, banyak pria tidak memeriksa air mani mereka dengan sengaja setelah ejakulasi.
Hematospermia dapat menyerang pria dari segala usia. Namun, kondisi ini mungkin lebih sering terjadi pada pria yang berusia 30 hingga 40 tahun.
Pada pria yang lebih muda atau kurang dari 40 tahun, air mani berdarah biasanya dikategorikan tidak berbahaya bila kondisi ini tidak disertai dengan gejala-gejala lain.
Bahkan pada pria berusia 40 tahun ke atas, gejala ini jarang terkait dengan kondisi yang gawat.
Namun, bila Anda melihat darah pada air mani atau sperma berulang kali yang disertai dengan rasa sakit saat berkemih atau ejakulasi, segera periksakan dengan dokter.
Ragam penyebab sperma berdarah
Meskipun sperma berdarah pada umumnya tidak berbahaya, Anda tetap perlu mengetahui beberapa penyebabnya berikut ini.
1. Peradangan
Dua organ pada sistem reproduksi pria, yakni vesikula seminalis dan prostat, mempunyai andil terhadap produksi air mani yang berfungsi untuk melindungi sel sperma.
Peradangan pada salah satu organ ini bisa memicu hematospermia. Kondisi ini dapat merusak pembuluh darah pada area tersebut sehingga membuat darah bercampur dengan air mani.
Secara umum, inflamasi atau peradangan adalah penyebab utama di balik 4 dari 10 kasus air mani berdarah yang dilaporkan.
2. Infeksi
Infeksi adalah penyebab umum lain dari hematospermia. Bakteri Escherichia coli (E. coli) yang masuk ke dalam saluran kemih bisa menginfeksi prostat, epididimis, hingga testis.
Selain itu, infeksi menular seksual, seperti herpes genital, trichomoniasis, gonore, dan klamidia, juga bisa menyebabkan cairan ejakulasi bercampur dengan darah.
3. Penyumbatan
Seminal vesicle calculi adalah batu yang terbentuk dalam vesikula seminalis. Kondisi ini dapat merusak jaringan dan menyebabkan perdarahan pada saluran sperma.
Selain itu, sumbatan juga bisa disebabkan oleh pembesaran prostat jinak atau benign prostate hyperplasia (BPH). Ketika prostat pria membesar, organ ini dapat menekan uretra.
Tekanan pada saluran untuk mengeluarkan urine dan air mani ini bisa menyebabkan pecahnya pembuluh darah sehingga memicu hematospermia.
4. Trauma fisik
Trauma fisik pada organ reproduksi setelah patah panggul atau cedera pada testis juga dapat menjadi penyebab sperma berdarah.
Darah dalam cairan ejakulasi ini mungkin terlihat selama maupun setelah berhubungan secara kasar atau masturbasi berlebihan. Namun, hal ini bukanlah penyebab dari perdarahan.
Trauma pada saluran kandung kemih bisa memicu perdarahan dari uretra. Kondisi ini bukanlah hematospermia, melainkan hematuria yang memengaruhi sistem kemih.
5. Kanker
Pertumbuhan tumor ganas atau kanker pada organ reproduksi, termasuk kanker prostat, kanker testis, dan kanker kandung kemih, dapat menyebabkan hematospermia.
Kanker ini bisa merusak pembuluh darah sehingga membuat darah bercampur dengan sperma.
Akan tetapi, kebanyakan pria dengan kanker prostat tidak akan menunjukkan gejala ini kecuali pernah menjalankan biopsi prostat yang menyebabkan perdarahan.
6. Efek samping tindakan medis
Darah dalam air mani umum ditemukan sebagai efek samping setelah biopsi prostat. Prosedur untuk menangani gangguan sistem kemih juga bisa menyebabkan trauma ringan.
Sebuah studi pada jurnal Frontiers in Surgery (2020) menemukan bahwa sekitar 13,9% pria bisa mengalami hematospermia untuk sementara waktu setelah menjalani biopsi prostat.
Selain itu, tindakan medis lain yang memengaruhi area sekitar organ reproduksi, seperti terapi radiasi, vasektomi, dan suntik wasir, juga bisa memicu kondisi ini.
7. Penyebab lainnya
Sperma berdarah atau hematospermia juga bisa disebabkan oleh beberapa kondisi lain yang lebih jarang terjadi. Berikut adalah beberapa di antaranya.
- Tekanan darah tinggi atau hipertensi yang parah.
- Gangguan pembekuan darah, seperti hemofilia dan efek samping obat antikoagulan.
- Kondisi medis lainnya, termasuk HIV, gangguan hati, batu ginjal, leukemia, tuberkulosis, dan infeksi parasit.
Cara mengatasi sperma berdarah
Beberapa penyebab sperma berdarah umumnya tidak serius. Kebanyakan kasus akan sembuh dengan sendirinya tanpa pengobatan khusus.
Istirahat cukup akan membantu memulihkan diri setelah cedera atau trauma. Jika selangkangan Anda bengkak, Anda bisa melakukan kompres dingin selama 10–20 menit.
Hematospermia akibat efek samping biopsi prostat umumnya berlangsung selama 3–4 minggu. Mintalah obat pereda nyeri dari dokter guna mengurangi nyeri dan peradangan.
Sementara itu, bila sperma berdarah disebabkan oleh infeksi bakteri, dokter akan meresepkan obat antibiotik untuk melawan infeksi dan meredakan gejalanya.
Beberapa tindakan medis, seperti operasi, kemoterapi, dan radioterapi, diperlukan bila kondisi ini disebabkan oleh penyumbatan atau kanker pada organ reproduksi.
Segera hubungi dokter bila Anda mengalami gejala air mani berdarah yang berulang dan tidak menghilang. Dokter mungkin merujuk Anda untuk menemui spesialis urologi (urologis).
Pemeriksaan lanjutan dengan urologis dengan ultrasound dan biopsi prostat dapat membantu menentukan diagnosis dan perawatan yang tepat.
Kesimpulan
- Sperma berdarah atau hematospermia adalah kondisi adanya sel darah merah dalam cairan ejakulasi pria.
- Ada beragam penyebab hematospermia, termasuk peradangan, infeksi, sumbatan, trauma fisik, kanker, dan efek samping tindakan medis.
- Kebanyakan kasus sperma berdarah dapat sembuh sendiri. Anda mungkin memerlukan obat-obatan hingga operasi, tergantung penyebab munculnya darah dalam air mani.
[embed-health-tool-bmi]