backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan
Konten

Fluticasone

Ditinjau secara medis oleh Apt. Ambar Khaerinnisa, S.Farm · Farmasi · None


Ditulis oleh Ihda Fadila · Tanggal diperbarui 28/06/2023

Fluticasone

Bagi Anda yang memiliki riwayat asma, obat fluticasone mungkin akan Anda butuhkan untuk mengontrol gejala. Namun faktanya, obat ini memiliki ragam bentuk dengan aturan pakai dan dosis yang berbeda. Cari tahu informasi selengkapnya pada ulasan di bawah ini.

Golongan obat: Kortikosteroid

Merek dagang: Flixotide, Flutivel, Flutison, Avamys, Relvar Ellipta, Medicort, Flixonase Aqueous Nasal Spray, Cutivate.

Apa itu fluticasone?

salbutamol

Fluticasone adalah obat golongan kortikosteroid yang umumnya digunakan untuk mengobati serta mengontrol gejala asma, rhinitis, serta dermatitis atopik.

Obat ini tersedia dalam bentuk inhalasi oral, nasal spray (semprot hidung), serta topikal. Setiap bentuk obat memiliki kegunaan yang berbeda.

Berikut adalah kegunaan fluticasone sesuai dengan bentuk atau sediaan obatnya.

  • Inhalasi oral: mengontrol gejala asma, seperti sesak napas, mengi, dan batuk, serta untuk penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) dan esofagitis eosinofilik.
  • Nasal atau semprot hidungmengobati rhinitis alergi dan non-alergi, polip hidung, serta alergi.
  • Topikal atau krim oles: meredakan peradangan dan gatal yang terkait dengan masalah kulit tertentu, seperti dermatitis atopik dan psoriasis.

Selain dari bentuknya, obat fluticasone yang Anda dapatkan bisa dalam komposisi fluticasone furoate atau fluticasone propionate.

Obat mana yang Anda dapatkan tergantung pada dokter Anda. Pasalnya, obat ini hanya bisa Anda dapatkan dengan resep dokter.

Dokter juga mungkin meresepkan obat ini untuk kegunaan lainnya. Tanyakan pada dokter atau apoteker untuk informasi lebih lanjut tentang kegunaan obat ini.

Perlu Anda Ketahui

Meski sama-sama bernama fluticasone, menurut The Clinical Respiratory Journal, fluticasone furoate dan fluticasone propionate adalah obat yang berbeda secara struktural dengan sifat yang berbeda pula.
Fluticasone furoate diyakini menghasilkan pengurangan gejala yang lebih baik dibandingkan dengan fluticasone propionate. Namun, studi lanjutan diperlukan untuk memberikan jawaban yang pasti.

Dosis obat fluticasone

Di Indonesia, obat fluticasone tersedia dalam bentuk serbuk inhaler 100/25 mcg dan 200/25 mcg. Sementara sediaan obat fluticasone furoate, yaitu suspensi 27,5 mcg.

Adapun obat fluticasone propionate tersedia dalam bentuk dan sediaan di bawah ini.

  • Cairan inhalasi 0,5 mg, 50 mcg/dosis, dan 0,5 mg/dosis.
  • Suspensi inhalasi 0,5 mg dan 2 mg.
  • Aerosol 50 mcg.
  • Semprot hidung 50 mcg dan 0,05%.
  • Krim topikal 0,5 mg dan 0,05%.

Setiap sediaan obat memiliki ketentuan dosis yang berbeda. Melansir MIMS, berikut adalah ketentuan dosis obat fluticasone yang umum direkomendasikan.

1. Inhalasi oral untuk mengobati asma

Berikut adalah dosis obat fluticasone untuk mengobati asma.

  • Dewasa: sebagai fluticasone propionate, dosis awal untuk mengobati asma ringan yaitu 100 mcg dua kali sehari. Sementara untuk asma sedang dan berat yaitu 250—500 mcg dua kali sehari, dapat ditingkatkan hingga 1.000 mcg dua kali sehari tergantung pada respons masing-masing pasien.
  • Anak: sebagai flutikason propionat serbuk dan inhaler untuk anak usia 4—16 tahun, dosis awal yaitu 50—100 mcg dua kali sehari dan dapat ditingkatkan hingga 200 mcg dua kali sehari jika perlu. Sebagai flutikason propionat nebula, dosis awal untuk anak usia 4—16 tahun, yaitu 1.000 mch dua kali sehari.

2. Nasal untuk mengobati rhinitis alergi

Berikut adalah dosis obat fluticasone nasal spray atau semprot hidung untuk mengobati rhinitis alergi pada orang dewasa.

  • Flutikason propionat 0,05% semprot: dosisnya yaitu 100 mcg ke setiap lubang hidung sekali sehari (sebaiknya pada pagi hari), dapat ditingkatkan menjadi dua kali sehari tergantung kebutuhan. Dosis pemeliharaan, yaitu 50 mcg ke dalam setiap lubang hidung sekali sehari.
  • Fluticasone furoate: dosis awal yaitu 55 mcg ke dalam setiap lubang hidung sekali sehari, dapat dikurangi menjadi 27,5 mcg ke dalam setiap lubang sekali sehari ketka gejala sudah terkendali.

Adapun dosis obat fluticasone nasal untuk mengobati rhinitis alergi pada anak, yaitu sebagai berikut.

  • Flutikason propionat 0,05% semprot: untuk anak usia 4—11 tahun, dosisnya yaitu 50 mcg ke setiap lubang sekali sehari (sebaiknya pada pagi hari) dan dapat ditingkatkan menjadi dua kali sehari sesuai kebutuhan. Dosis maksimal yaitu 100 mcg ke setiap lubang hidung setiap hari. Untuk anak usia >12 tahun sama dengan dosis dewasa.
  • Fluticasone furoate spray: dosis awal untuk anak usia 6—11 tahun, yaitu 27,5 mcg ke setiap lubang hidung sekali sehari dan dapat ditingkatkan menjadi 55 mcg ke setiap lubang hidung sekali sehari jika perlu untuk mengendalikan gejala. Dosis dapat dikurangi kembali menjadi 27,5 mcg ke dalam setiap lubang hidung sekali sehari ketika gejala sudah terkontrol. Untuk anak usia ≥12 tahun sama dengan dosis dewasa.

3. Krim topikal untuk mengobati masalah kulit

Untuk mengobati masalah kulit, berikut adalah dosis fluticasone yang umum dokter rekomendasikan.

  • Dewasa: sebagai krim 0,05%, oleskan tipis dan gosok dengan lembut ke area yang terkena sebanyak 1—2 kali sehari hingga 4 minggu sampai terjadi perbaikan, kemudian kurangi frekuensi oles atau ubah pengobatan menjadi sediaan yang tidak lebih kuat. Evaluasi kembali pengobatan dan diagnosis jika kondisi memburuk atau tidak membaik dalam waktu 4 minggu.
  • Anak: sebagai krim 0,05% pada pasien usia ≥3 bulan yang menderita dermatitis atopik yang tidak responsif terhadap kortikosteroid potensi rendah, oleskan tipis dan gosok dengan lembut ke area yang terkena 1 atau 2 kali sehari selama 1—2 minggu. Jika kondisi dapat dikontrol, dapat mengurangi frekuensi oles ke dosis efektif yang terendah untuk waktu sesingkat mungkin. Hentikan pengobatan dan evaluasi kembali diagnosis jika tidak ada perbaikan dalam 1—2 minggu.

Setiap orang bisa mendapatkan dosis obat yang berbeda. Pastikan Anda selalu mengikuti ketentuan dosis yang dokter berikan untuk mengobati masalah kesehatan Anda.

Aturan pakai obat fluticasone

manfaat nasal spray powder

Selalu ikuti aturan pakai obat yang dokter berikan atau yang tertera pada label kemasan.

Jangan gunakan obat ini dalam dosis lebih banyak atau lebih sedikit dari yang direkomendasikan oleh dokter.

Setiap sediaan obat memiliki aturan pakai yang berbeda. Cara pakai obat nasal pasti berbeda dengan yang berbentuk inhalasi oral dan krim.

Jadi, pastikan Anda mengikuti petunjuk yang tertera pada leaflet di setiap merek obat.

Namun yang pasti, obat kortikosteroid fluticasone tidak dapat menyembuhkan penyakit yang Anda alami. Obat ini hanya bisa mengontrol gejala dari kondisi Anda.

Selalu ikuti ketentuan dosis dan aturan pakai dari dokter Anda. Jangan hentikan penggunaan obat di luar ketentuan dari dokter, meski gejala Anda sudah membaik.

Jika gejala tak membaik atau semakin memburuk setelah penggunaan obat, beri tahu dokter Anda.

Efek samping obat fluticasone

Segera periksakan diri ke dokter jika muncul reaksi alergi setelah menggunakan obat ini.

Seperti misalnya, sulit bernapas, ruam, kulit gatal, atau pembengkakan pada wajah, mulut, dan tenggorokan.

Masing-masing sediaan obat memiliki isiko efek samping yang berbeda-beda. Anda bisa cek leaflet di setiap merek obat untuk tahu risiko efek samping yang bisa muncul. 

Konsultasikan juga kepada dokter jika Anda memiliki kekhawatiran mengenai efek samping tertentu.

Peringatan dan perhatian saat pakai obat fluticasone

sakit hidung

Anda tidak boleh menggunakan fluticasone, baik itu propionate atau furoate, jika memiliki alergi terhadap obat ini atau kandungan di dalamnya.

Jadi, pastikan Anda memberi tahu dokter jika memiliki riwayat alergi terhadap obat ini atau obat lainnya.

Agar aman untuk digunakan, Anda juga sebaiknya memberi tahu dokter bila memiliki kondisi medis tertentu, termasuk jika Anda sedang hamil, merencanakan kehamilan, atau menyusui.

Meski begitu, tiap sediaan obat memiliki peringatan penggunaan yang berbeda. Jadi, selalu cek leaflet di setiap merek obat untuk tahu informasi pastinya. 

Cara penyimpanan obat fluticasone

Simpan obat fluticasone di dalam kemasan aslinya. Lalu letakkan obat di suhu ruangan, jauhkan dari cahaya langsung dan tempat yang lembap.

Jangan disimpan di kamar mandi dan jangan pula dibekukan. Perhatikan instruksi penyimpanan obat pada kemasan produk atau tanyakan pada apoteker Anda.

Buang produk ini bila masa berlaku obat telah habis atau jika sudah tidak diperlukan lagi. Namun, jangan buang obat ini sembarangan.

Untuk obat cairan non-antibiotik, isinya bisa Anda buang ke saluran pembuangan air. Pisahkan cairan dan botol obat agar tidak disalahgunakan serta lepaskan label yang ada di wadah obat.

Jika ada pertanyaan, konsultasikan kepada apoteker mengenai bagaimana cara aman membuang obat Anda.

Apakah obat fluticasone aman untuk ibu hamil dan menyusui?

Obat fluticasone termasuk ke dalam risiko kehamilan kategori C menurut US Food and Drugs Administration (FDA).

Artinya, penelitian pada hewan menunjukkan adanya risiko pada janin setelah penggunaan fluticasone. Namun, tidak ada penelitian yang memadai mengenai penggunaan obat ini pada manusia.

Obat ini sebaiknya hanya digunakan pada ibu hamil jika potensi manfaatnya lebih besar daripada risikonya.

Selain itu, tidak diketahui apakah obat ini dapat masuk ke ASI dan memengaruhi bayi yang disusui.

Jadi, selalu konsultasikan kepada dokter Anda untuk mempertimbangkan potensi manfaat dan risiko sebelum menggunakan obat ini saat hamil dan menyusui.

Interaksi obat fluticasone dengan obat lain

golongan obat

Obat fluticasone, baik propionate maupun furoate, mungkin dapat berinteraksi dengan obat-obatan lain yang sedang Anda konsumsi atau gunakan.

Interaksi ini dapat mengubah kinerja obat atau meningkatkan risiko efek samping yang berbahaya.

Simpan daftar semua produk yang Anda gunakan (termasuk obat-obatan resep/nonresep dan herbal) serta konsultasikan pada dokter atau apoteker.

Untuk obat fluticasone inhalasi, sebaiknya hindari penggunaan bersamaan dengan obat-obatan berikut.

  • Antifungal, seperti ketoconazole dan itraconazole.
  • Clarithomycin.
  • Conivaptan.
  • Penghambat protease HIV, seperti atazanavir, indinavir, lopinavir, atau ritonavir.
  • Obat-obatan kejang, seperti nefazodone.
  • Obat steroid oral, seperti dexamethasone dan prednisone.

Tanyakan pada dokter atau apoteker untuk informasi lebih lanjut mengenai interaksi obat ini.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

Apt. Ambar Khaerinnisa, S.Farm

Farmasi · None


Ditulis oleh Ihda Fadila · Tanggal diperbarui 28/06/2023

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan