backup og meta

Salpingitis

Salpingitis

Salpingitis merupakan salah satu masalah kesehatan reproduksi yang sering diabaikan tetapi dapat menimbulkan dampak serius, seperti infertilitas dan komplikasi pada kehamilan.

Penyakit ini berhubungan erat dengan infeksi tuba falopi, yaitu saluran penting dalam sistem reproduksi wanita. Temukan info mendalam mengenai apa itu salpingitis, penyebab, gejala, hingga langkah-langkah pencegahannya.

Apa itu salpingitis?

Salpingitis adalah peradangan atau infeksi pada tuba falopi, yaitu saluran yang menghubungkan ovarium dengan rahim.

Tuba falopi memiliki peran penting dalam reproduksi karena menjadi tempat bertemunya sperma dan sel telur, serta jalur untuk sel telur menuju rahim.

Ketika tuba falopi mengalami infeksi, proses ini terganggu sehingga dapat berujung pada komplikasi serius seperti infertilitas atau kehamilan ektopik.

Menurut UC San Diego Health, salpingitis termasuk dalam kategori penyakit radang panggul atau pelvic inflammatory disease (PID).

Peradangan ini biasanya terjadi akibat penyebaran bakteri dari vagina atau serviks ke organ reproduksi bagian atas.

Gejala salpingitis

keputihan sebelum haid

Gejala salpingitis sering kali sulit dikenali karena bisa mirip dengan penyakit lain atau bahkan tidak muncul sama sekali (asimptomatik).

Namun, berikut adalah beberapa tanda yang umumnya ditemukan.

  • Nyeri pada perut bagian bawah atau panggul yang dapat terjadi secara terus-menerus atau hanya saat menstruasi.
  • Keputihan abnormal, sering kali disertai bau tidak sedap atau warna yang berbeda (kuning atau hijau).
  • Perdarahan di luar siklus menstruasi atau menstruasi yang lebih berat dan lebih lama dari biasanya.
  • Demam ringan hingga tinggi yang mengindikasikan adanya infeksi.
  • Nyeri saat berhubungan intim (dyspareunia), terutama pada posisi tertentu.
  • Nyeri saat buang air kecil akibat peradangan di area panggul.
  • Mual atau muntah, terutama jika infeksi sudah menyebar.

Gejala ini dapat berkembang secara perlahan atau tiba-tiba. Jika Anda mengalami gejala seperti ini, terutama setelah melakukan aktivitas seksual, segera konsultasikan dengan dokter.

Penyebab dan faktor risiko salpingitis

Sebagian besar kasus salpingitis disebabkan oleh bakteri, baik bakteri menular seksual (IMS) maupun bakteri normal pada vagina yang menyebar ke tuba falopi.

Menurut Britannica, bakteri penyebab utamanya meliputi Neisseria gonorrhoeae (penyebab gonore) dan Chlamydia trachomatis (penyebab klamidia).

Kedua bakteri ini merupakan patogen IMS yang paling umum dan berpotensi menyebabkan komplikasi serius jika tidak diobati.

Infeksi dapat menyebar dari vagina atau serviks ke tuba falopi, terutama jika terdapat ketidakseimbangan flora bakteri pada vagina serta infeksi yang tidak diobati dengan tepat.

Sementara itu, berikut adalah beberapa faktor yang meningkatkan risiko infeksi pada tuba falopi.

  • Aktivitas seksual berisiko tinggi, seperti tidak menggunakan kondom atau berganti-ganti pasangan seksual.
  • Riwayat infeksi panggul atau IMS sebelumnya.
  • Pemasangan IUD tanpa pengawasan atau tidak menjaga kebersihan saat pemasangan.
  • Prosedur medis seperti aborsi atau kuret yang tidak steril.

Diagnosis salpingitis

dokter spesialis penyakit dalam di medan

Mendiagnosis salpingitis memerlukan pendekatan yang komprehensif. Menurut International Society of Ultrasound in Obstetrics and Gynecology (ISUOG), berikut adalah langkah-langkah diagnosisnya.

1. Anamnesis dan pemeriksaan fisik

Dokter akan memeriksa riwayat gejala dan melakukan pemeriksaan panggul untuk mendeteksi nyeri, pembengkakan, atau cairan abnormal.

2. Tes laboratorium

Dokter akan melakukan tes darah untuk mengevaluasi tanda-tanda infeksi seperti peningkatan sel darah putih.

Tes kultur cairan serviks kemungkinan juga diperlukan untuk mengidentifikasi jenis bakteri yang menyebabkan infeksi.

3. Pencitraan medis

Dokter akan melakukan ultrasonografi transvaginal untuk memeriksa tuba falopi yang membesar atau adanya cairan.

Pada kasus yang lebih rumit, dokter mungkin perlu melakukan laparoskopi, yaitu prosedur invasif minimal untuk melihat kondisi organ panggul secara langsung.

Diagnosis yang cepat dan akurat sangat penting untuk mencegah kerusakan permanen pada tuba falopi.

Komplikasi salpingitis

Jika tidak diobati, salpingitis dapat menyebabkan komplikasi berikut.

1. Infertilitas

Kerusakan jaringan pada tuba falopi akibat infeksi kronis dapat menghambat pergerakan sel telur menuju rahim. Britannica mencatat bahwa 20% perempuan dengan salpingitis mengalami infertilitas.

2. Kehamilan ektopik

Jaringan parut pada tuba falopi meningkatkan risiko implantasi sel telur di luar rahim (kehamilan ektopik) yang berbahaya dan memerlukan tindakan medis darurat.

3. Abses panggul

Infeksi yang tidak diobati dapat membentuk kantong nanah di sekitar organ reproduksi.

4. Nyeri panggul kronis

Peradangan yang berlangsung lama menyebabkan nyeri yang menetap bahkan setelah infeksi sembuh.

Pengobatan salpingitis

Pengobatan salpingitis dapat melibatkan salah satu atau beberapa metode berikut ini.

  • Pemberian antibiotik. Salpingitis biasanya diobati dengan kombinasi antibiotik untuk melawan berbagai jenis bakteri penyebabnya. Pengobatan harus dimulai segera setelah diagnosis untuk mencegah komplikasi.
  • Rawat inap. Pada kasus berat, seperti abses panggul atau demam tinggi, pasien mungkin memerlukan perawatan di rumah sakit untuk pemberian antibiotik intravena.
  • Pembedahan. Jika terjadi kerusakan tuba falopi yang parah atau abses yang tidak dapat diatasi dengan antibiotik, prosedur pembedahan seperti salpingektomi (pengangkatan tuba falopi) mungkin diperlukan.

Pencegahan salpingitis

Pencegahan adalah langkah terbaik untuk menghindari salpingitis. Berikut adalah tips yang dapat dilakukan.

  • Praktik seks yang aman. Gunakan kondom dan hindari berganti-ganti pasangan seksual.
  • Pemeriksaan rutin. Lakukan pemeriksaan kesehatan reproduksi secara berkala, terutama jika Anda aktif secara seksual.
  • Pengobatan IMS yang cepat dan tepat. Jika Anda atau pasangan didiagnosis dengan IMS, segera lakukan pengobatan untuk mencegah penyebaran.
  • Perhatikan kebersihan pada pemasangan IUD. Pastikan prosedur dilakukan oleh tenaga medis yang kompeten.
  • Edukasi kesehatan reproduksi. Pahami pentingnya menjaga kesehatan organ reproduksi melalui kebiasaan hidup sehat.

Salpingitis adalah kondisi serius yang memengaruhi tuba falopi, dengan dampak jangka panjang terhadap kesuburan dan kesehatan reproduksi.

Mengenali gejala sejak dini, mendapatkan diagnosis yang akurat, dan menjalani pengobatan yang tepat adalah kunci untuk mencegah komplikasi lebih lanjut.

Dengan menjaga kesehatan dan praktik seksual yang aman, Anda dapat mengurangi risiko terhadap infeksi ini.

Kesimpulan

  • Salpingitis adalah peradangan atau infeksi pada tuba falopi, yaitu saluran yang menghubungkan ovarium dengan rahim.
  • Gejala salpingitis antara lain nyeri pada perut bagian bawah, keputihan abnormal, perdarahan di luar siklus menstruasi, dan nyeri saat berhubungan intim.
  • Pengobatan infeksi tuba falopi dapat dilakukan melalui pemberian antibiotik, rawat inap, dan pembedahan.

[embed-health-tool-ovulation]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Britannica. (n.d.). Salpingitis. Diakses pada 18 November 2024 dari https://www.britannica.com/science/salpingitis

International Society of Ultrasound in Obstetrics and Gynecology (ISUOG). (n.d.). Salpingitis Patient Information. Diakses pada 18 November 2024 dari https://www.isuog.org/clinical-resources/patient-information-series/patient-information-gynecological-conditions/salpingitis.html

UC San Diego Health. (n.d.). Salpingitis Overview. Diakses pada 18 November 2024 dari https://myhealth.ucsd.edu/library/HealthSheets/3,S,40492

Versi Terbaru

26/12/2024

Ditulis oleh Dr. dr. Jimmy Yanuar Annas, Sp.OG, Subsp. FER(K)

Diperbarui oleh: Diah Ayu Lestari


Artikel Terkait

8 Masalah Kesehatan Wanita yang Paling Rentan Mengintai

6 Ciri-Ciri Rahim Sehat yang Perlu Diketahui Wanita


Ditulis oleh

Dr. dr. Jimmy Yanuar Annas, Sp.OG, Subsp. FER(K)

Kebidanan dan Kandungan · Morula IVF Jakarta


Tanggal diperbarui kemarin

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan