Rasa sakit di vagina bisa dipicu oleh beragam kondisi. Salah satu penyebabnya yaitu kondisi bernama vulvodynia. Meski sering kali disebut sebagai depresi vagina, pada kondisi ini, vagina bukan benar-benar mengalami depresi. Untuk lebih jelasnya, cari tahu mengenai kebenaran depresi vagina di artikel ini.
Apa itu vulvodynia?
Dalam istilah medis, tidak ada istilah depresi vagina. Gejala nyeri vagina ini sebenarnya dikenal sebagai vulvodynia.
Vulvodynia atau vulvodinia adalah kondisi ketika vagina mengalami nyeri kronis tanpa diketahui penyebabnya. Nyeri ini bisa bertahan dalam jangka waktu yang cukup lama.
Vulvodynia biasanya timbul pada area pembukaan vagina (vulva), yakni berupa rasa nyeri, sensasi terbakar, atau iritasi.
Nyeri tersebut dapat menyebabkan rasa tidak nyaman saat duduk untuk waktu yang lama atau ketika berhubungan seksual.
Banyak wanita penderita vulvodinia yang memiliki riwayat pengobatan infeksi jamur vagina atau vaginitis berulang.
Beberapa wanita dengan kondisi ini terkadang juga memiliki riwayat pelecehan seksual.
Namun, penting untuk dicatat bahwa vulvodynia tidak menular, termasuk saat melakukan hubungan seksual, dan juga bukan merupakan gejala kanker.
Apa gejala vulvodynia?
Gejala utama vulvodynia yaitu rasa nyeri di sekitar vagina. Dilansir dari Mayo Clinic, rasa sakit tersebut dapat berupa:
- perih,
- sensasi terbakar,
- gatal,
- berdenyut,
- bengkak, dan
- sakit saat berhubungan seksual (vaginismus).
Rasa sakit yang dialami dapat terjadi secara konstan (terus menerus) dan bertahan selama berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun. Namun, nyeri juga bisa hilang timbul atau hanya terasa saat disentuh.
Vulvodinia juga bisa terjadi di seluruh area vagina atau di bagian tertentu saja, misalnya di bagian luar vagina (vestibulum).
Meski umumnya terlihat normal, pada beberapa kasus, vagina juga bisa terlihat meradang atau membengkak.
Kapan harus ke dokter?
Vulvodynia cukup umum dialami, walau jarang wanita yang melakukan pemeriksaan terkait kondisi ini.
Bila timbul rasa nyeri di vagina, konsultasikan kepada dokter untuk memastikan penyebabnya dan mendapat penanganan yang tepat.
Hal ini juga bertujuan untuk menghindari penggunaan obat vulvodynia yang dijual bebas di apotek, misalnya obat infeksi jamur, secara berlebihan tanpa resep dokter.
Apa penyebab vulvodynia?
Sejauh ini, penyebab vulvodynia belum dapat dipastikan. Namun, ada beberapa faktor yang diduga bisa menjadi pemicunya, yaitu sebagai berikut.
- Cedera atau iritasi pada saraf di sekitar area vagina.
- Infeksi vagina sebelumnya.
- Alergi atau kulit sensitif.
- Perubahan hormon.
- Otot tegang atau mengalami kelemahan di dasar panggul yang berfungsi menyangga rahim, kandung kemih, dan usus.
Bagaimana cara mendiagnosis vulvodynia?
Pertama-tama, dokter akan menanyakan tentang catatan medis, gejala yang dialami, dan gaya hidup, termasuk yang berhubungan dengan kegiatan seksual.
Untuk memastikan kondisinya, dokter mungkin akan melakukan pemeriksaan lainnya, seperti berikut ini.
- Pemeriksaan panggul, untuk melihat gejala pada vagina dan bagian sekitar alat kelamin secara langsung.
- Tes swab, dengan mengusapkan kapas ke bagian yang sakit untuk mengambil sampel yang akan diperiksa guna mendeteksi penyebab infeksi.
Apakah vulvodynia berbahaya?
Pada dasarnya, vulvodynia tidak berbahaya. Meski penyakit ini dapat menyebabkan ketidaknyamanan pada penderitanya, vulvodynia tidak menular dan tidak memiliki hubungan dengan risiko kesehatan yang serius atau komplikasi fisik yang parah.
Bagaimana cara mengobati vulvodynia?
Cara mengobati vulvodynia biasanya fokus pada menghilangkan gejalanya. Masing-masing wanita dengan kondisi ini mungkin memerlukan pengobatan yang berbeda-beda.
Misalnya, apakah gejala tersebut menimbulkan rasa sakit, lecet, atau perih di vagina.
Jika Anda merasa bahwa vagina Anda mengalami gejala yang telah disebutkan, jangan panik atau secara sembarangan minum obat, misalnya antidepresan, karena percaya dengan istilah depresi vagina.
Lalu, bagaimana cara mengobati vulvodinia yang direkomendasikan oleh medis? Berikut pilihan pengobatannya.
1. Obat-obatan
Jika gejala menunjukkan kondisi vulvodynia, dokter biasanya akan memberikan Anda resep antidepresan trisiklik atau antikonvulsan yang dapat membantu mengurangi rasa sakit kronis di vagina Anda.
Antihistamin juga dapat diresepkan untuk mengurangi rasa gatal di vagina.
2. Terapi biofeedback
Terapi ini dapat membantu mengurangi rasa sakit dengan mengajarkan Anda cara untuk mengendalikan respons tubuh terhadap gejala yang dialami.
Tujuan dari biofeedback adalah untuk membantu Anda membuat otot panggul menjadi lebih rileks sehingga mengurangi rasa sakit.
3. Bius lokal
Obat-obatan, seperti salep lidocaine, dapat membantu meringankan gejala untuk sementara.
Dokter mungkin menyarankan penggunaan lidocaine 30 menit sebelum berhubungan seksual untuk mengurangi rasa tidak nyaman yang mungkin timbul.
Jika menggunakan salep lidocaine, pasangan Anda mungkin juga akan mengalami mati rasa sementara setelah melakukan kontak seksual.
4. Blok saraf
Suntikan blok saraf lokal biasanya bisa diberikan pada wanita yang telah lama mengalami rasa nyeri di vagina dan tidak kunjung sembuh setelah ditangani dengan pengobatan lain.
5. Terapi dasar panggul
Beberapa wanita dengan vulvodynia mungkin memiliki masalah dengan penegangan otot-otot dasar panggul.
Otot-otot dasar panggul tersebut merupakan otot yang menopang rahim, kandung kemih, dan usus.
Latihan untuk memperkuat otot-otot dasar panggul dapat membantu meringankan rasa sakit akibat vulvodynia.
6. Operasi
Jika rasa sakit hanya timbul di area yang kecil (misalnya lokal vulvodynia atau vulva vestibulitis), tindakan operasi mungkin diperlukan.
Operasi dengan mengangkat kulit dan jaringan yang terkena dapat mengurangi rasa sakit pada beberapa wanita. Prosedur operasi tersebut dikenal dengan nama vestibulectomy.
Untuk mendapatkan pengobatan yang tepat, konsultasikan kepada dokter Anda.
[embed-health-tool-ovulation]