Sama seperti jenis inkontinensia urine yang lain, inkontinensia jenis ini dapat terjadi sementara atau terus menerus (kronis).
Apa penyebab inkontinensia stres pada wanita?
Inkontinensia stres disebabkan oleh melemahnya otot dasar panggul yang menopang uretra dan otot sfingter yang mengendalikan keluarnya urine.
Kandung kemih akan membesar seiring dengan semakin banyaknya jumlah urine yang disimpan.
Pada kondisi normal, otot sfingter yang menyerupai katup pada uretra akan menahan urine agar tetap berada di dalam kadung kemih hingga urine siap dikeluarkan dari tubuh melalui uretra.
Jika otot tersebut melemah, gerakan yang menekan otot perut atau panggul bisa menimbulkan tekanan pada kandung kemih sehingga menyebabkan urine bocor keluar dari uretra.
Inkontinensia stres, termasuk pada wanita, dapat bertambah parah jika Anda memiliki kondisi berikut.
- Penyakit atau gaya hidup yang menyebabkan batuk kronis, misalnya merokok.
- Aktivitas yang cukup berat, seperti berlari dan melompat, selama bertahun-tahun.
- Mengalami obesitas.
Apa saja faktor risiko inkontinensia stres pada wanita?

Terdapat sejumlah faktor yang dapat meningkatkan risiko inkontinensia stres pada wanita yang meliputi sebagai berikut.
1. Usia lanjut
Risiko inkontinensia stres bisa semakin tinggi seiring dengan pertambahan usia, termasuk pada wanita.
Ini karena otot panggul semakin lama dapat semakin melemah sehingga akan semakin sulit untuk menahan urine di dalam kandung kemih.
Selain itu, menopause dapat memicu terjadinya inkontinensia stres.
Kadar hormon estrogen yang rendah setelah menopause diduga menyebabkan uretra melemah dan tidak mampu menahan urine.
Inkontinensia stres dapat terjadi di semua golongan usia, tetapi lebih banyak dialami oleh wanita berusia di atas 50 tahun.
Umumnya, sekitar 1 per 3 wanita berusia 60 tahun terkadang akan mengalami inkontinensia stres.
Sementara untuk usia 65 tahun ke atas, sekitar 1 dari 2 wanita berpotensi mengalami kondisi ini.
2. Persalinan
Kelemahan otot dasar panggul atau otot sfingter dapat terjadi akibat adanya jaringan atau saraf yang rusak saat proses persalinan.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar