Rahim bengkak atau pembengkakan rahim adalah kondisi medis yang dapat memengaruhi sebagian besar wanita. Kondisi ini dapat menjadi gejala dari berbagai masalah kesehatan.
Oleh karena itu, penting untuk memahami penyebab rahim membengkak. Dengan begitu, wanita dapat lebih waspada dan segera mendapatkan pengobatan.
Apa penyebab rahim bengkak?
Rahim yang membesar umum terjadi karena kehamilan. Namun, bagaimana bila rahim membesar atau membengkak tapi sedang tidak hamil?
Berikut ini adalah beberapa kondisi lain yang dapat menyebabkan rahim membengkak.
1. Fibroid rahim
Fibroid rahim atau uterine fibroid adalah benjolan atau tumor nonkanker kecil yang ditemukan di sepanjang dinding rahim.
Menurut Office on Women’s Health (OWH) Departemen Kesehatan dan Layanan A.S, sekitar 20—80% wanita memiliki fibroid sebelum berusia 50 tahun.
Fibroid rahim sering terjadi pada wanita berusia di atas 30 tahun. Wanita yang gemuk atau dengan berat badan yang berlebih memiliki risiko lebih besar memiliki fibroid.
Faktor hormonal dan genetik juga memengaruhi pertumbuhan fibroid.
Fibroid dapat tumbuh sebagai tumor tunggal atau dalam kelompok. Ukuran fibroid kecil dan beratnya mencapai beberapa kilogram.
Selain pembengkakan rahim, gejala uterine fibroid bisa meliputi berikut ini.
- Merasa kenyang atau tekanan di perut bagian bawah.
- Nyeri panggul.
- Sembelit.
- Siklus menstruasi berat, menyakitkan, atau tahan lama, kadang dengan jalan menggumpal darah.
- Perdarahan antarmenstruasi.
- Sering buang air kecil.
- Nyeri saat berhubungan seksual.
2. Adenomiosis
Adenomiosis adalah penebalan dinding rahim yang terjadi ketika jaringan yang biasanya melapisi rahim (endometrium) bergerak ke luar dinding otot rahim.
Selama siklus menstruasi, sel-sel otot berdarah serta menyebabkan rasa sakit dan bengkak.
Penyebab adenomiosis belum diketahui secara pasti. Namun, adenomiosis biasanya terjadi pada wanita berusia di atas 30 tahun yang sudah memiliki anak.
Kondisi ini juga sering terjadi pada wanita yang telah menjalani operasi rahim, termasuk operasi caesar.
Selain rahim membesar, adenomiosis dapat menunjukkan beberapa gejala berikut ini.
- Menstruasi yang lama atau perdarahan berat.
- Menstruasi yang menyakitkan dan terus bertambah buruk.
- Nyeri saat hubungan seksual
3. Kanker endometrium
Penyebab rahim bengkak yang selanjutnya adalah kanker endometrium atau biasa dikenal dengan kanker rahim. Kanker ini terjadi karena tumbuhnya sel-sel abnormal dalam rahim.
Kanker endometrium terjadi karena sebuah pembelahan sel yang abnormal dan tidak terkendali dalam sel untuk membentuk jaringan kelenjar dari dinding rahim menyebabkan endometrioid.
Kondisi ini biasanya terjadi pada wanita di atas 50 tahun. Adapun gejalanya meliputi:
- nyeri selama berhubungan seksual,
- kesulitan buang air kecil, dan
- perdarahan vagina saat menstruasi atau setelah menopause.
4. Kista ovarium
Pembengkakan rahim juga bisa disebabkan oleh kista ovarium. Ini adalah kondisi ketika terdapat kantung yang berisi cairan di ovarium atau permukaan ovarium.
Sebagian besar kista ovarium tidak berbahaya dan mayoritas menghilang tanpa adanya perawatan beberapa bulan.
Namun, ada juga kasus yang menyebabkan kista ovarium pecah dan menyebabkan gejala serius. Gejala umum dari rahim yang membesar akibat kista ovarium meliputi:
- tekanan dan rasa sakit di perut,
- nyeri punggung,
- kesulitan buang air kecil,
- nyeri saat menstruasi, dan
- perdarahan abnormal.