Setelah selesai haid, rasa tidak nyaman akan hilang. Namun, Anda bisa mendapati terjadinya keputihan setelah menstruasi. Lantas, apakah hal ini normal atau malah sebaliknya? Jangan dulu cemas, cari tahu jawaban dari keputihan setelah haid pertanda apa pada ulasan berikut.
Keputihan setelah haid apakah normal?
Terjadinya keputihan usai haid atau menstruasi adalah kondisi yang normal dan wajar terjadi.
Melansir Kids Health, keluarnya keputihan ini membantu membersihkan serta melembapkan vagina serta mencegah dan melawan infeksi.
Meski begitu, keluarnya keputihan setelah menstruasi juga bisa menandakan masalah kesehatan tertentu.
Ini terutama jika keputihan Anda mengalami perubahan pada tekstur maupun warnanya, diikuti dengan gejala lain yang mengganggu.
Jadi setelah haid, keputihan Anda normal atau tidak tergantung dari warna cairan dan teksturnya. Anda juga perlu memperhatikan apakah keputihan keluar banyak setelah haid yang tak biasa.
Berbagai penyebab keputihan setelah haid
Berikut adalah berbagai penyebab kenapa Anda mengalami keputihan setelah haid, baik itu normal maupun pertanda penyakit.
1. Sisa haid
Penyebab paling umum munculnya cairan setelah haid adalah darah lama yang masih dikeluarkan dari lapisan rahim. Ini dapat terjadi dalam beberapa hari setelah aliran haid normal Anda berhenti.
Bila diperhatikan, keputihan yang keluar akan cenderung berwarna kecokelatan. Anda tidak memerlukan perawatan khusus karena kondisi ini akan menghilang dengan sendirinya.
2. Masa ovulasi
Dalam siklus 28 hari, Anda mungkin berovulasi dalam waktu dua minggu setelah hari pertama haid. Setelah haid, Anda mungkin melihat keputihan dari serviks saat kadar estrogen dalam tubuh mulai meningkat.
Kondisi ini cenderung terjadi pada wanita yang memiliki siklus menstruasi pendek setiap bulannya. Pada kondisi ini, Anda tidak perlu khawatir karena keputihan akan menghilang dalam beberapa hari.
3. Efek samping penggunaan pil KB
Penggunaan pil KB dapat menyebabkan efek samping pada tubuh. Setelah obat digunakan, jumlah estrogen dan progesteron dalam tubuh akan mengalami peningkatan.
Kondisi ini dapat menyebabkan jumlah keputihan lebih banyak sepanjang bulan. Selain itu, Anda juga akan mendapati siklus haid menjadi tidak teratur.
Tahukah Anda?
4. Infeksi jamur vagina
Tanpa Anda sadari, ada jamur yang hidup pada vagina Anda. Jika jumlahnya seimbang, ini tidak akan menimbulkan masalah. Namun, perkembangan jamur yang tidak terkendali bisa memicu infeksi jamur vagina.
Jika diperhatikan, keputihan karena jamur vagina akan bertekstur kental. Warna keputihan bisa seperti susu dan tampak berbusa. Anda juga akan merasakan perih dan gatal pada vagina.
5. Vaginosis bakterialis
Tidak cuma jamur, di permukaan kulit vagina Anda juga terdapat bakteri. Jumlah bakteri yang tidak terkendali di vagina bisa menyebabkan infeksi yang disebut dengan vaginosis bakterialis.
Pada kasus vaginosis bakterialis, keputihan setelah haid yang keluar akan berwarna keabu-abuan. Di samping itu, vagina juga akan terasa sakit, gatal, dan kemerahan.
6. Penyakit menular seksual
Terinfeksi penyakit menular seksual, seperti gonore atau klamidia, juga bisa menyebabkan keputihan setelah haid.
Bila Anda perhatikan, keputihan yang keluar akibat penyakit ini akan berwarna kuning kehijauan. Baunya pun menyengat. Kondisi ini juga diikuti dengan berbagai gejala berikut.
- Nyeri dan pembengkakan pada vagina.
- Gangguan buang air.
- Luka di sekitar vagina.