Pembalut memiliki fungsi untuk menyerap darah yang keluar saat menstruasi. Meski fungsi dan cara pakainya tergolong sangat sederhana, berbagai mitos pembalut sudah terlanjur seliweran di masyarakat, seperti halnya mitos menstruasi.
Simak berbagai mitos mengenai pembalut yang masih sering diyakini, tapi yakinlah kalau semua mitos ini tidak benar sama sekali.
Berbagai mitos pembalut yang dipatahkan oleh dunia medis
Berikut ini mitos-mitos terkait pembalut untuk menstruasi yang telah terbukti salah dalam dunia medis.
1. Pembalut menyebabkan kanker serviks
Hampir semua kasus kanker serviks disebabkan oleh human papillomavirus atau disingkat HPV.
Ada lebih dari seratus jenis HPV, tapi sejauh ini hanya ada kira-kira 13 jenis virus yang bisa jadi penyebab kanker serviks.
Virus ini paling sering ditularkan melalui hubungan seks tanpa kondom. Jadi, penularan virus HPV bukan karena pemakaian pembalut saat haid.
Sebaliknya, dilansir dari European Journal of Cancer Prevention: The Official Journal of the European Cancer Prevention Organisation (ECP), pembalut diduga bisa membantu mendeteksi virus HPV pada wanita.
2. Sampah pembalut perlu dipisah karena takut tertular kanker
Banyak yang percaya bahwa membuang sampah pembalut tidak boleh disatukan dengan sampah lain karena menyentuhnya akan menyebabkan kanker.
Bahkan, ada juga mitos yang menyatakan tidak mencuci pembalut bisa menjadi penyebab penularan kanker.
Kanker pada dasarnya disebabkan oleh mutasi sel yang mengganas, dan bisa dipicu oleh faktor genetik atau pola makan buruk.
Kanker pun tidak menular, apalagi lewat sentuhan. Jadi, lagi-lagi ditekankan bahwa sampah pembalut bukanlah penyebab kanker.
Meski begitu, menjaga kebersihan selama menstruasi tetaplah penting. Jika Anda malas menjaga kebersihan vagina saat haid, maka Anda akan lebih rentan terkena berbagai penyakit.
Selain itu, jangan juga Anda membuang sampah bekas pembalut sembarangan, seperti di kali atau sungai.
Cara ini justru akan merusak lingkungan dan air malah akan tercemar, yang berpotensi menyebabkan wabah penyakit.
Pasalnya, kain popok dan pembalut yang menampung darah dan feses bisa menjadi tempat ideal bagi bakteri untuk berkembang biak.