Mitos tentang pembalut yang menyebar di masyarakat sering kali membuat para wanita khawatir. Ada anggapan bahwa pembalut harus dicuci agar terhindar dari hal gaib atau penggunaan pembalut bisa memicu kanker. Apakah mitos-mitos tersebut benar? Yuk, cek fakta sebenarnya di bawah ini.
Berbagai mitos tentang pembalut
Berikut ini anggapan terkait pembalut untuk menstruasi yang telah terbukti salah dalam dunia medis.
1. Pembalut harus dicuci
Salah satu mitos tentang pembalut yang saat ini berkembang luas di masyarakat adalah pembalut yang tidak dicuci setelah digunakan bisa mendatangkan mahluk gaib.
Hal ini tentunya tidak benar. Pembalut sekali pakai pada dasarnya memang dirancang untuk dibuang setelah digunakan tanpa perlu dicuci.
Mencuci pembalut sekali pakai justru bisa meningkatkan risiko infeksi dan penyebaran bakteri karena kapas atau gel yang terkandung di pembalut dapat rusak dan tersebar hingga di pembuangan akhir.
Selain itu, air bekas cucian pembalut yang mengandung darah bisa mencemari saluran air sekitar, terutama jika sistem sanitasi tidak diolah dengan benar.
2. Membakar pembalut setelah digunakan
Mitos lainnya yang berkembang di masyarakat adalah bahwa pembalut bekas harus dibakar untuk membantu mencegah datangnya mahluk gaib atau untuk menjaga kebersihan.
Faktanya, membakar pembalut justru tidak dianjurkan karena dapat berisiko mencemari udara. Mengutip situs Down to Earth, pembalut sekali pakai biasanya mengandung bahan kimia seperti klorin dan plastik.
Ketika pembalut ini dibakar, terutama pada suhu rendah, hasil pembakaran bahan tersebut bisa melepaskan gas beracun yang sangat berbahaya ke udara, termasuk zat bernama dioksin dan furan.
Gas hasil pembakaran diketahui bersifat karsinogenik yang bisa meningkatkan risiko kanker, terutama dalam jangka panjang.
3. Tidak boleh mencuci pembalut di malam hari

Beberapa orang percaya bahwa mencuci pembalut di malam hari dapat mendatangkan mahluk gaib sehingga sebagian wanita berusaha mencuci pembalut di pagi atau siang hari.
Mitos mencuci pembalut di malam hari ini akan menarik mahluk gaib tidaklah benar. Tidak ada dasar ilmiah yang menyebutkan bahwa mencuci pembalut di malam hari berbahaya.
Mencuci pembalut sekali pakai justru tidak disarankan karena dapat meningkatkan risiko infeksi dan penyebaran bakteri.
Jika ingin membuang pembalut, pastikan membungkus pembalut bekas dengan rapat sebelum dibuang di tempat sampah agar bersih.
4. Mencuci pembalut harus dengan kaki
Di beberapa daerah, ada kepercayaan bahwa mencuci pembalut bekas harus dilakukan dengan kaki, bukan tangan.
Mitos mencuci pembalut dengan kaki ini berakar dari anggapan bahwa darah haid adalah sesuatu yang kotor. Dari sudut pandang kesehatan, darah haid bukan darah kotor.
Darah yang keluar saat menstruasi sebenarnya sama dengan darah yang keluar dari tubuh lain, misalnya mimisan. Darah haid terbentuk dari hasil peluruhan lapisan dinding rahim.
Selain itu, mencuci pembalut dengan kaki tidak dianjurkan karena bisa membuat proses pencucian menjadi kurang bersih dan higienis.
Jika ingin mencuci pembalut sebelum dibuang, misalnya untuk alasan kebersihan dan etika, sebaiknya cuci menggunakan tangan, sabun, dan air mengalir.
5. Membuang pembalut sembarangan membawa sial
Masih ada sebagian orang yang percaya tentang mitos membuang pembalut bekas sembarangan bisa membawa sial, menyebabkan penyakit, atau membuat pemiliknya dikendalikan oleh mahluk gaib.
Faktanya, membuang pembalut sembarangan memang tidak dianjurkan, bukan karena alasan mistis, tetapi karena dapat berdampak buruk pada lingkungan dan kesehatan.
Membuang sampah pembalut sembarangan, misalnya ke sungai, selokan, atau tempat terbuka bisa menimbulkan bau tidak sedap, menyebarkan bakteri, dan mencemari air dan tanah.
Darah yang tertinggal pada pembalut juga bisa menjadi tempat ideal bagi bakteri berkembang biak sehingga meningkatkan risiko penyebaran penyakit.
6. Pembalut menyebabkan kanker serviks
Beberapa wanita mungkin merasa khawatir menggunakan pembalut karena mitos yang mengatakan bahwa pembalut bisa menyebabkan kanker serviks. Hal ini tidaklah benar.
Perlu Anda ketahui, hampir semua kasus kanker serviks disebabkan oleh infeksi human papillomavirus atau disingkat HPV.
Virus ini paling sering ditularkan melalui hubungan seks tanpa kondom. Jadi, penularan virus HPV bukan karena pemakaian pembalut saat haid.
Sebaliknya, mengutip studi dalam European Journal of Cancer Prevention, pembalut diduga bisa membantu mendeteksi virus HPV pada wanita.
7. Sampah pembalut perlu dipisah agar tidak terkena kanker

Banyak yang percaya bahwa sampah pembalut tidak boleh disatukan dengan sampah lain. Menyentuh sampah ini dipercaya menyebabkan kanker.
Kanker pada dasarnya disebabkan oleh mutasi sel yang mengganas (merusak sel-sel sehat), dan bisa dipicu oleh faktor genetik atau pola makan buruk.
Kanker tidak menular, apalagi lewat sentuhan. Jadi, lagi-lagi ditekankan bahwa sampah pembalut bukanlah penyebab kanker.
Meski begitu, menjaga kebersihan selama menstruasi tetaplah penting. Jika malas menjaga kebersihan vagina saat haid, Anda akan lebih rentan terkena berbagai penyakit.
8. Pakai pembalut saat haid bikin mandul
Ada anggapan bahwa menggunakan pembalut saat haid bisa mengganggu kesuburan wanita. Anggapan ini sebenarnya tidak sepenuhnya salah, tetapi bukan berarti Anda tidak boleh menggunakan pembalut.
Mengutip studi dalam International Journal of Obstetrics and Gynaecology, beberapa produk untuk menstruasi seperti pembalut bisa mengandung bahan kimia berbahaya seperti phthalates, penols, dan paraben
Paparan bahan kimia tersebut diketahui dapat mengganggu sistem endokrin yang berperan mengatur hormon dalam tubuh, termasuk hormon reproduksi wanita.
Agar terhindar dari produk pembalut berbahaya, pastikan selalu memeriksa komposisi bahan pembalut. Hindari pembalut yang mengandung bahan kimia berbahaya seperti paraben, phthalate, dioxin, atau vitaline organic compound (VOC).
Pastikan juga produk pembalut yang dibeli telah memiliki izin edar dari BPOM dan sudah teruji keamanan dan kualitasnya.
9. Pembalut berpewangi bikin darah menstruasi tidak bau
Pada dasarnya, aroma darah menstruasi sangat khas karena mengandung sel-sel yang semula “hidup”.
Perlu diketahui bahwa aroma darah menstruasi itu tidak akan tercium oleh orang lain. Artinya, menggunakan pembalut dengan pewangi untuk menghilangkan bau hanyalah mitos.
Sebaliknya, bahan kimia yang digunakan sebagai pewangi pada pembalut justru berisiko memicu iritasi di area vagina.
Namun, jika Anda merasa vagina bau tak sedap dalam waktu yang lama, bahkan setelah haid usai, sebaiknya konsultasikan dengan dokter.
10. Perekat di pembalut menyebabkan keputihan
Tidak ditemukan bukti ilmiah yang menyebutkan bahwa perekat pembalut dapat menyebabkan keputihan pada wanita.
Keputihan pada umumnya adalah hal yang normal terjadi. Cairan vagina ini justru membantu membersihkan vagina serta melindunginya dari infeksi dan iritasi.
Jika cairan keputihan tampak tidak normal, ini umumnya disebabkan oleh infeksi bakteri atau jamur.
Sementara itu, fungsi perekat pada pembalut adalah untuk merekatkan pembalut ke celana dalam agar tidak mudah bergeser atau lecek saat beraktivitas.
Itulah beberapa mitos tentang penggunaan pembalut yang umum berkembang di masyarakat. Tidak semua mitos di atas benar secara medis.
Jadi, jangan gunakan mitos tersebut sebagai acuan dalam perawatan saat menstruasi. Meski begitu, tetap pastikan Anda memakai pembalut dengan cara yang tepat untuk mengurangi risiko-risiko yang tak diinginkan.
Kesimpulan
Ada beberapa mitos tentang pembalut yang masih dipercaya banyak orang. - Pembalut harus dicuci.
- Membakar pembalut setelah digunakan.
- Tidak boleh mencuci pembalut di malam hari.
- Mencuci pembalut dengan kaki.
- Membuat pembalut sembarangan membawa sial.
- Pembalut bisa menyebabkan kanker serviks.
- Sampah pembalut perlu dipisah agar tidak terkena kanker.
- Pakai pembalut saat haid bisa bikin mandul.
- Perekat pembalut menyebabkan keputihan.
[embed-health-tool-ovulation]