backup og meta

Normalkah Kencing Bercabang Saat Buang Air Kecil?

Normalkah Kencing Bercabang Saat Buang Air Kecil?

Normalnya, baik pria dan wanita memiliki satu aliran kencing yang memancar lurus saat urine keluar. Namun, dalam beberapa kasus, tidak sedikit yang mengeluhkan aliran kencing bercabang atau terbagi menjadi dua bagian aliran yang berbeda.

Apakah hal ini berbahaya dan apa penyebabnya?

Penyebab kencing yang bercabang

infeksi saluran kencing pada pria

Split stream urination, atau yang lebih umum dikenal sebagai kencing bercabang, terjadi jika aliran urine dari kandung kemih ke saluran kemih lain saat buang air kecil terbelah menjadi dua arah yang berbeda. Sebagian besar kasusnya lebih banyak terjadi pada pria daripada wanita.

Berikut beberapa faktor yang jadi penyebabnya.

1. Perbedaan struktur saluran kencing

Meskipun sekilas tampak aneh, sebenarnya ini merupakan kondisi normal yang terjadi karena bentuk lubang saluran kencing setiap orang tidak sama. Pada akhirnya, setiap orang memang memiliki susunan anatomi yang beragam.

Saluran yang berfungsi mengeluarkan urine disebut uretra. Pria yang biasa buang air kecil lewat satu aliran mungkin hanya memiliki satu uretra, sedangkan orang lain bisa saja kencing bercabang karena punya dua saluran tersebut.

2. Perlengketan saluran kemih

Alasan lainnya adalah karena tekanan aliran urine yang dihasilkan tubuh terlalu rendah sehingga jalan keluarnya urine terbelah menjadi dua. Ini biasanya terjadi karena uretra mengalami sedikit perlengketan yang menyebabkan pancaran urine tidak cukup kuat.

Perlengketan di saluran uretra ini sering kali terjadi saat ejakulasi atau orgasme pada pria. Selain mengalirkan air kencing, uretra juga berperan dalam proses keluarnya air mani yang mengandung sperma. Sayangnya, pengeluaran air mani tidak selalu berjalan dengan optimal.

Bila air mani tidak keluar seutuhnya, bisa saja ada sisa air mani yang terjebak dalam uretra dan menjadi kering. Air mani yang kering tersebut membuat aliran urine terhambat (anuria). Tekanan aliran urine pun menjadi lemah dan keluar dalam dua arah.

3. Hambatan dari kulup penis

Pria dengan kulup penis yang terlalu ketat (fimosis) atau belum disunat juga berisiko mengalami dua aliran kencing ini. Kulit kulup penis alias preputium pada pria yang belum disunat akan membagi aliran kencing ke dua arah berbeda.

4. Penyakit pada sistem perkemihan

Aliran urine yang bercabang juga dapat disebabkan oleh penyakit sistem perkemihan seperti pembesaran prostat dan infeksi saluran kemih. Prostat yang membesar lambat laun dapat menjepit saluran kemih dan menyebabkan penyempitan (striktur) uretra.

Sementara itu, infeksi yang tidak diobati bisa memicu peradangan atau pembentukan jaringan luka pada saluran kemih. Keduanya juga bisa menyebabkan penyempitan uretra sehingga aliran kencing yang keluar menjadi bercabang.

Apakah kencing bercabang berbahaya?

sering kencing di malam hari

Anda tidak perlu panik bila Anda tiba-tiba buang air kecil bercabang. Kondisi ini dapat diatasi dengan obat-obatan atau operasi, tergantung penyebab dan seberapa besar dampaknya terhadap kemampuan Anda untuk mengeluarkan urine.

Meski begitu, Anda harus tetap waspada karena kondisi ini bisa menunjukkan kondisi serius yang membutuhkan tindakan medis. Sebagai contoh, kencing bercabang akibat pembentukan saluran tak normal antara uretra dan kulit penis tentu harus diatasi.

Dalam kasus ini, satu aliran urine berasal dari uretra, sedangkan lainnya berasal dari bagian uretra yang tidak normal (fistula). Gangguan proses pengeluaran urine yang satu ini memang terbilang jarang dan mulai muncul sejak bayi dilahirkan.

Selain itu, ada pula pria yang kencing bercabang karena memiliki dua saluran kencing berbeda. Kelainan genetik ini membuat pemiliknya rentan mengalami infeksi saluran kemih dan inkontinensia urine sehingga perlu ditangani dengan baik.

Adakah cara untuk mengobatinya?

kencing berdiri

Mula-mula dokter akan mendiagnosis kondisi Anda guna mencari tahu penyebab aliran kencing bercabang. Diagnosis bisa dilakukan dengan pemeriksaan fisik, USG kandung kemih, sistoskopi, dan urodinamik.

Dokter mungkin akan meresepkan obat berupa salep kortikosteroid untuk mengatasi gejala akibat fimosis. Selama pengobatan, Anda mungkin akan dianjurkan untuk rutin menarik kulit penis agar lebih lentur dan tidak menghalangi saluran kencing.

Resep obat antibiotik atau antijamur ditambahkan bila terdapat tanda infeksi pada kulit atau kulup penis. Jenis obat yang umum digunakan antara lain erythromycin atau miconazole. Anda harus menggunakannya sesuai anjuran dokter.

Apabila aliran kencing yang bercabang disebabkan oleh kelainan bentuk uretra, dokter bisa menyarankan tindakan operasi. Operasi dapat bertujuan untuk membuang atau memanjangkan kulup penis, tergantung kebutuhan.

Kencing bercabang dapat disebabkan oleh banyak faktor. Kondisi ini pada dasarnya tidak berbahaya, tapi Anda tetap disarankan untuk memantaunya. Segera kunjungi dokter bila kondisi ini berlanjut dan/atau disertai komplikasi pada sistem perkemihan.

[embed-health-tool-bmi]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

What Does a Split Urine Stream Mean? (2020). Retrieved 18 September 2020, from https://health.clevelandclinic.org/what-does-a-split-urine-stream-mean/

Urethral Stricture. (2020). Retrieved 18 September 2020, from https://www.fairview.org/patient-education/116658EN

Two streams of urine?. (2020). Retrieved 18 September 2020, from https://goaskalice.columbia.edu/answered-questions/two-streams-urine

What is a urethral stricture?. (2020). Retrieved 18 September 2020, from https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/15182-urethral-strictures–urinary-fistulas

Versi Terbaru

16/11/2020

Ditulis oleh Karinta Ariani Setiaputri

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro

Diperbarui oleh: Abduraafi Andrian


Artikel Terkait

Penyebab dan Cara Mengatasi Anak Sering Kencing

Memahami Prosedur Sistoskopi untuk Masalah Kandung Kemih


Ditinjau secara medis oleh

dr. Patricia Lukas Goentoro

General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Karinta Ariani Setiaputri · Tanggal diperbarui 16/11/2020

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan