backup og meta

Jenis Inkontinensia Urine dan Masing-Masing Penyebabnya

Jenis Inkontinensia Urine dan Masing-Masing Penyebabnya

Ada gangguan sistem perkemihan yang membuat seseorang tidak bisa menahan pipis sampai tiba-tiba buang air kecil di tempat umum. Kondisi ini disebut inkontinensia urine.

Terdapat beberapa jenis inkontinensia urine dan setiap jenisnya memiliki penyebab yang berbeda. Simak lebih lanjut untuk mengenali perbedaannya.

Berbagai jenis inkontinensia urine

Inkontinensia urine adalah suatu kondisi yang mengganggu fungsi kandung kemih sehingga seseorang tidak bisa mengontrol keluarnya urine (kebocoran urine). 

Beberapa kondisi bisa meningkatkan risiko Anda terkena penyakit kandung kemih ini, seperti kelebihan berat badan, diabetes, gangguan prostat, kehamilan, hingga efek samping obat-obatan.

Umumnya, masing-masing jenis inkontinensia urine memiliki penyebab yang khas dan dapat dibedakan seperti ulasan di bawah ini.

1. Stress incontinence

penyakit kandung kemih

Inkontinensia stres atau stress incontinence merupakan salah satu tipe inkontinensia urine yang paling umum dirasakan wanita ketimbang pria.

Kondisi ini terjadi akibat otot dasar panggul dan sfingter (otot halus) uretra yang telah melemah atau rusak yang menyebabkan keduanya tidak dapat menahan aliran urine.

Selanjutnya, kebocoran dapat terjadi saat kandung kemih tertekan selama Anda beraktivitas, misalnya berolahraga, mengangkat beban berat, tertawa, batuk, atau bersin.

Untuk sebagian besar wanita, inkontinensia stres lebih sering terjadi seiring bertambahnya usia, terutama saat memasuki fase awal menopause.

Pada pria, kondisi ini umumnya disebabkan oleh kerusakan sfingter uretra akibat gangguan atau prosedur operasi prostat.

2. Urge incontinence

Jenis inkontinensia urine yang juga umum terjadi ini lebih dikenal dengan nama kandung kemih overaktif atau overactive bladder (OAB).

Kandung kemih overaktif menyebabkan Anda mendadak ingin buat air kecil. Keinginan buang air kecil bisa sangat tidak tertahankan sehingga urine langsung keluar tanpa disengaja.

Selain itu, Anda bisa tidak bisa tidur nyenyak di malam hari karena rasa ingin buang air kecil yang muncul tiba-tiba. Sering buang air kecil di malam hari ini juga disebut nokturia.

Hal ini terjadi karena otak mengirimkan sinyal ke kandung kemih untuk mengosongkan urine meskipun kondisinya belum terlalu penuh. 

Sinyal dari otak akan membuat otot kandung kemih berkontraksi dan mendorong Anda untuk buang air kecil.

Sama halnya dengan tipe inkontinensia stres, kandung kemih overaktif lebih sering terjadi pada wanita setelah menopause atau pria dengan masalah prostat.

3. Overflow incontinence

Inkontinensia overflow bisa menyebabkan kebocoran urine akibat kondisi kandung kemih yang tidak pernah benar-benar kosong atau selalu terisi penuh.

Anda mungkin mengalami sering buang air kecil, tapi urine yang keluar sedikit. Gejala lain juga dapat berupa buang air kecil tidak tuntas dan menetes yang dikenal sebagai dribbling.

Penyebab jenis inkontinensia salah satunya akibat kandung kemih kurang aktif untuk buang air kecil. Akibatnya, kandung kemih menjadi terlalu penuh dan memicu kebocoran.

Kondisi ini juga dapat terjadi saat sesuatu menghalangi aliran urine normal untuk keluar dari kandung kemih, seperti tumor, batu kandung kemih, pembesaran prostat.

Diabetes, penyakit kardiovaskular, dan kondisi yang berkaitan gangguan saraf juga bisa menyebabkan inkontinensia overflow.

4. Functional incontinence

penyebab sering ngompol

Orang dengan inkontinensia fungsional bisa saja memiliki kandung kemih atau uretra yang berfungsi normal.

Namun, masalah kesehatan lain yang mereka alami dapat membuat kesulitan pergi ke toilet dan membuka pakaian tepat waktu.

Radang sendi atau arthritis sering kali menjadi penyebab inkontinensia fungsional. Kondisi ini membuat sendi tubuh meradang, nyeri, dan sulit untuk digerakkan.

Akibatnya, orang dengan radang sendi mungkin kesulitan berjalan dan pada akhirnya buang air kecil sebelum sampai ke toilet.

Demensia dan penyakit mental dapat menurunkan kesadaran untuk buang air kecil di toilet. 

Efek samping obat-obatan tertentu, seperti obat diuretik juga dapat meningkatkan produksi urine yang mengubah kebiasaan Anda untuk buang air kecil lebih sering.

5. Mixed incontinence

Kemungkinan seseorang juga bisa mengalami dua jenis inkontinensia urine sekaligus. Kondisi ini disebut mixed incontinence atau inkontinensia campuran.

Inkontinensia campuran mengacu pada stress incontinence dan overactive bladder. Gejalanya berupa keinginan buang air kecil tiba-tiba bahkan sampai ngompol atau buang air kecil di celana.

Wanita umumnya lebih sering mengalami inkontinensia campuran sehingga menyulitkan aktivitas sehari-hari.

Inkontinensia campuran juga bisa terjadi pada pria menjalani prosedur operasi prostat atau berusia lanjut karena otot di sekitar kandung kemih melemah.

6. Reflex incontinence

Inkontinensia refleks disebabkan oleh kondisi yang sama seperti overactive bladder. Pada kondisi ini, kandung kemih bekerja terlalu aktif meskipun cairan urine belum terlalu penuh.

Meski begitu, jenis inkontinensia urine ini cenderung lebih parah sehingga sering menyebabkan kebocoran urine dalam jumlah besar tanpa disadari. 

Kondisi ini sering terjadi akibat gangguan saraf serius, seperti multiple sclerosis, cedera tulang belakang, serta efek samping pembedahan atau terapi radiasi.

Inkontinensia urine bukanlah suatu penyakit melainkan gejala dari gangguan medis lainnya.

Apabila kondisinya parah dan mengganggu keseharian Anda, sebaiknya lakukan pengobatan inkontinensia urine ke dokter untuk mendapatkan pengobatan yang tepat.

Pengobatan sebaiknya dibarengi dengan perubahan gaya hidup, misalnya rutin mencatat aktivitas buang air kecil, menurunkan berat badan, atau melakukan senam Kegel.

[embed-health-tool-bmi]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Incontinence: Symptoms & Treatment. Urology Care Foundation. Retrieved 5 November 2021, from https://www.urologyhealth.org/urology-a-z/u/urinary-incontinence

Urinary incontinence – Symptoms and causes. Mayo Clinic. (2021). Retrieved 5 November 2021, from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/urinary-incontinence/symptoms-causes/syc-20352808

Urinary incontinence – Diagnosis and treatment. Mayo Clinic. (2021). Retrieved 5 November 2021, from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/urinary-incontinence/diagnosis-treatment/drc-20352814

Urinary Incontinence in Older Adults. National Institute on Aging. (2017). Retrieved 5 November 2021, from https://www.nia.nih.gov/health/urinary-incontinence-older-adults

Types of urinary incontinence. Harvard Health. (2014). Retrieved 5 November 2021, from https://www.health.harvard.edu/bladder-and-bowel/types-of-urinary-incontinence

Versi Terbaru

22/11/2021

Ditulis oleh Satria Aji Purwoko

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro

Diperbarui oleh: Nanda Saputri


Artikel Terkait

Bahaya Komplikasi Infeksi Saluran Kemih Jika Tidak Diobati Sampai Tuntas

Gejala Penyakit Urologi, dari Nyeri Buang Air Kecil Hingga Impotensi


Ditinjau secara medis oleh

dr. Patricia Lukas Goentoro

General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Satria Aji Purwoko · Tanggal diperbarui 22/11/2021

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan