backup og meta

Konsumsi 9 Makanan Ini untuk Jaga Kesehatan Ginjal

Konsumsi 9 Makanan Ini untuk Jaga Kesehatan Ginjal

Ginjal bertanggung jawab untuk menyaring limbah dalam darah, menyeimbangkan cairan dalam tubuh, hingga memproduksi urine. Untuk menjaga fungsi ginjal berjalan optimal, Anda bisa mengonsumsi beberapa makanan yang baik untuk organ yang satu ini. 

Daftar makanan yang baik untuk ginjal

Diabetes dan tekanan darah tinggi adalah faktor risiko paling umum untuk penyakit ginjal.

Selain itu, obesitas, merokok, kelainan genetik, jenis kelamin, dan usia juga termasuk faktor risiko penyebab penyakit ginjal.

Gangguan pada ginjal mengurangi kemampuannya untuk berfungsi secara optimal. Akibatnya, limbah, termasuk sisa makanan, akan menumpuk di dalam darah.

Oleh karena itu, ada baiknya Anda memperhatikan makanan yang baik untuk ginjal Anda. 

Makanan yang baik untuk ginjal adalah asupan yang tidak mengandung natrium (garam), kalium, dan fosfor yang tidak terlalu tinggi. 

Sebagai acuan, Journal of Clinical Medicine menyarankan asupan natrium kurang dari 2000 mg per hari, kalium kurang dari 2000 mg per hari, dan fosfor antara 800–1000 mg per hari bagi orang dewasa. 

Berikut ini adalah daftar makanan yang baik untuk ginjal. 

1. Kembang kol

manfaat kembang kol, makanan yang baik untuk ginjal

Kembang kol adalah sumber berbagai zat gizi, termasuk vitamin C, vitamin K, dan vitamin B9 (folat).

Berkat kandungan gizinya, kembang kol menjadi makanan yang cocok untuk menjaga kesehatan ginjal dan tentunya dianjurkan untuk pasien penyakit ginjal.

Anda yang memiliki gangguan ginjal bisa mengonsumsi sayuran ini untuk mengganti makanan pantangan penyakit ginjal.

Selain itu, konsumsi juga kembang kol sebagai pengganti asupan lain yang tinggi kalium, fosfor, dan natrium.

Penelitian dalam The APPS Journal (2013) menjelaskan kembang kol juga kaya akan senyawa antiradang seperti indoles dan merupakan sumber serat yang baik.

2. Bluberi

Makanan ini baik untuk ginjal karena rendah sodium, fosfor, dan kalium.

Bluberi juga jenis buah beri yang dikenal sebagai salah satu makanan yang tinggi antioksidan yang dapat mencegah kerusakan sel dari radikal bebas. 

Sebuah ulasan dalam Critical reviews in food science and nutrition (2016) mencatat buah beri manis ini juga mengandung antioksidan yang disebut anthocyanin yang dapat melindungi tubuh dari penyakit jantung, jenis kanker tertentu, penurunan daya berpikir, dan diabetes.

Selain itu, bluberi juga memiliki kandungan yang serupa dengan cranberry untuk merawat infeksi saluran kemih. 

3. Makanan tinggi omega-3

makanan yang mengandung omega 3

Beberapa ikan laut dalam seperti salmon, tuna, dan lainnya memiliki kandungan omega-3 (lemak sehat) yang cukup tinggi. 

Seperti yang dicatat oleh Clinical journal of the American Society of Nephrology (2014), lemak omega-3 dapat mengurangi kadar lemak dalam darah dan juga sedikit menurunkan tekanan darah.

Pasalnya, tekanan darah tinggi merupakan faktor risiko penyakit ginjal sehingga lemak sehat ini mampu mencegah penurunan fungsi ginjal. 

Kandungan omega-3 dapat membantu mengurangi risiko penurunan daya berpikir, depresi, dan kecemasan. 

Meski demikian, Anda harus membatasi porsi makan lantaran sebagian besar ikan laut mengandung kadar fosfor yang cukup tinggi. 

4. Anggur merah

Anggur merah tidak hanya lezat tetapi juga makanan yang baik untuk ginjal Anda. Buah ini tinggi vitamin C dan mengandung antioksidan bernama flavonoid yang berguna mengurangi peradangan.

Sebuah riset yang diterbitkan dalam Roczniki Panstwowego Zakladu Higieny (2014) mencatat kandungan flavonoid bisa mencegah kerusakan sel akibat radikal bebas pada organ-organ penting seperti ginjal, jantung, hati, dan sebagainya. 

Selain itu, jurnal Medicina (2016) menemukan anggur merah mengandung resveratrol yang tinggi, sejenis flavonoid yang bermanfaat bagi kesehatan jantung dan melindungi dari diabetes dan penurunan daya berpikir.

5. Minyak zaitun

minyak zaitun untuk jantung

Minyak zaitun adalah sumber lemak jenuh alias lemak sehat sekaligus bebas fosfor. Jadi, minyak zaitun bisa menjadi pilihan makanan yang baik untuk ginjal.

Penelitian dari Nutricion hospitalaria (2012) menemukan bahwa mayoritas kandungan lemak dalam minyak zaitun adalah lemak tak jenuh bernama asam oleat yang memiliki sifat antiradang.

Selain itu, lemak tak jenuh cukup stabil atau tidak mudah rusak saat dimasak dalam suhu tinggi. Ini membuat minyak zaitun bisa jadi pilihan minyak sehat untuk memasak

Minyak zaitun juga dapat menjadi alternatif makanan sehat berkalori tinggi bagi orang dengan obesitas. Pasalnya, obesitas menjadi salah satu faktor risiko penyakit ginjal.

6. Nanas

Banyak buah mengandung kalium yang tinggi, misalnya jeruk, pisang, dan kiwi. Namun, nanas menjadi alternatif buah yang aman untuk ginjal karena rendah kalium. 

U.S. Department of Agricultural mencatat dalam 100 gram nanas segar terkandung 1 mg natrium, 109 mg kalium, dan 8 mg fosfor. 

Biomedical reports (2016) juga melaporkan nanas kaya akan serat, mangan, vitamin C, dan bromelain, enzim yang membantu mengurangi peradangan dan antikanker.

7. Cranberry

Buah kecil dan asam ini mengandung fitonutrien yang disebut proanthocyanidins tipe A.

Kandungan fitonutrien ini mencegah bakteri menempel pada lapisan saluran kemih dan kandung kemih sehingga mencegah infeksi saluran kemih.

Jurnal BMJ open (2014) menemukan bahwa senyawa ini juga berguna untuk mencegah penyakit ginjal. Pasalnya, penyakit ginjal meningkatkan risiko terjadinya infeksi saluran kemih

Selain itu, buah golongan beri ini sangat rendah kalium, fosfor, dan natrium yang artinya baik untuk ginjal. 

Cranberry bisa langsung dimakan utuh, dimasak, atau dibuat menjadi jus cranberry

8. Lobak

Lobak adalah makanan yang baik untuk ginjal karena dapat menjadi alternatif untuk sayuran yang tinggi kalium seperti kentang dan labu.

Sayuran ini sarat dengan serat dan vitamin C. Lobak juga merupakan sumber makanan yang kaya vitamin B6 dan mangan.

Anda dapat memanggang, merebus, atau menghaluskan lobak untuk dijadikan makanan yang baik untuk kesehatan ginjal.

9. Bawang putih

Selain bisa menjadi alternatif penyedap makanan, bawang putih memberikan manfaat kesehatan untuk ginjal.

Bahan makanan ini merupakan sumber mangan, vitamin C, dan vitamin B6 yang baik dan mengandung senyawa belerang yang memiliki sifat antiradang.

Penelitian terbaru dari jurnal Clinical nutrition (2021) menyimpulkan sifat antiradang dan antioksidan dari bawang putih dapat merawat kesehatan ginjal dan jadi asupan bergizi untuk pasien gagal ginjal kronis.

Ada beragam pilihan makanan yang baik untuk ginjal. Anda bisa menyesuaikan pilihannya dengan kebutuhan atau kondisi kesehatan. 

Apabila ragu, konsultasikan dengan ahli gizi atau dokter agar bisa memperoleh rencana pola makan dan menu yang tepat untuk kesehatan ginjal Anda.

[embed-health-tool-bmi]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Carrillo, C., Cavia, M., & Alonso-Torre, S. (2012). Role of oleic acid in immune system; mechanism of action; a review. Nutricion hospitalaria, 27(4), 978–990. https://doi.org/10.3305/nh.2012.27.4.5783

Hoogeveen, E. K., Geleijnse, J. M., Kromhout, D., Stijnen, T., Gemen, E. F., Kusters, R., & Giltay, E. J. (2014). Effect of omega-3 fatty acids on kidney function after myocardial infarction: the Alpha Omega Trial. Clinical journal of the American Society of Nephrology : CJASN, 9(10), 1676–1683. https://doi.org/10.2215/CJN.10441013

Howell, A. B., Botto, H., Combescure, C., Blanc-Potard, A. B., Gausa, L., Matsumoto, T., Tenke, P., Sotto, A., & Lavigne, J. P. (2010). Dosage effect on uropathogenic Escherichia coli anti-adhesion activity in urine following consumption of cranberry powder standardized for proanthocyanidin content: a multicentric randomized double blind study. BMC infectious diseases, 10, 94. https://doi.org/10.1186/1471-2334-10-94.

Kiecolt-Glaser, J. K., Belury, M. A., Andridge, R., Malarkey, W. B., & Glaser, R. (2011). Omega-3 supplementation lowers inflammation and anxiety in medical students: a randomized controlled trial. Brain, behavior, and immunity, 25(8), 1725–1734. https://doi.org/10.1016/j.bbi.2011.07.229.

Kozłowska, A., & Szostak-Wegierek, D. (2014). Flavonoids–food sources and health benefits. Roczniki Panstwowego Zakladu Higieny, 65(2), 79–85. PMID: 25272572.  

Kuršvietienė, L., Stanevičienė, I., Mongirdienė, A., & Bernatonienė, J. (2016). Multiplicity of effects and health benefits of resveratrol. Medicina (Kaunas, Lithuania), 52(3), 148–155. https://doi.org/10.1016/j.medici.2016.03.003

Mazzaferro, S., de Martini, N., Cannata-Andía, J., Cozzolino, M., Messa, P., Rotondi, S., Tartaglione, L., Pasquali, M., & On Behalf Of The Era-Edta Ckd-Mbd Working Group (2021). Focus on the Possible Role of Dietary Sodium, Potassium, Phosphate, Magnesium, and Calcium on CKD Progression. Journal of clinical medicine, 10(5), 958. https://doi.org/10.3390/jcm10050958

McDonald, H. I., Thomas, S. L., & Nitsch, D. (2014). Chronic kidney disease as a risk factor for acute community-acquired infections in high-income countries: a systematic review. BMJ open, 4(4), e004100. https://doi.org/10.1136/bmjopen-2013-004100

Rathnavelu, V., Alitheen, N. B., Sohila, S., Kanagesan, S., & Ramesh, R. (2016). Potential role of bromelain in clinical and therapeutic applications. Biomedical reports, 5(3), 283–288. https://doi.org/10.3892/br.2016.720

Ribeiro, M., Alvarenga, L., Cardozo, L., Chermut, T. R., Sequeira, J., de Souza Gouveia Moreira, L., Teixeira, K., Shiels, P. G., Stenvinkel, P., & Mafra, D. (2021). From the distinctive smell to therapeutic effects: Garlic for cardiovascular, hepatic, gut, diabetes and chronic kidney disease. Clinical nutrition (Edinburgh, Scotland), 40(7), 4807–4819. https://doi.org/10.1016/j.clnu.2021.03.005.

W Watson, G., M Beaver, L., E Williams, D., H Dashwood, R., & Ho, E. (2013). Phytochemicals from cruciferous vegetables, epigenetics, and prostate cancer prevention. The AAPS journal, 15(4), 951–961. https://doi.org/10.1208/s12248-013-9504-4.

Yousuf, B., Gul, K., Wani, A. A., & Singh, P. (2016). Health Benefits of Anthocyanins and Their Encapsulation for Potential Use in Food Systems: A Review. Critical reviews in food science and nutrition, 56(13), 2223–2230. https://doi.org/10.1080/10408398.2013.805316.  

Pineapple, raw, all varieties. (2019). U.S. Department of Agrucultural. Retrieved April 4, 2022 from, https://fdc.nal.usda.gov/fdc-app.html#/food-details/169124/nutrients 

Versi Terbaru

25/04/2022

Ditulis oleh Ilham Fariq Maulana

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro

Diperbarui oleh: Angelin Putri Syah


Artikel Terkait

Adakah Manfaat Cuka Apel untuk Batu Ginjal?

7 Makanan untuk Kesehatan Ginjal Pasien Cuci Darah


Ditinjau secara medis oleh

dr. Patricia Lukas Goentoro

General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Ilham Fariq Maulana · Tanggal diperbarui 25/04/2022

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan