Saat menjalani ibadah puasa, daya tahan tubuh bisa menurun sehingga Anda lebih rentan terkena penyakit. Anda pun mungkin saja mengalami radang tenggorokan akibat faktor tertentu. Lantas, apa yang harus dilakukan agar puasa tetap lancar meski sedang radang tenggorokan? Simak berbagai tips mengatasi radang tenggorokan saat puasa di bawah ini.
Penyebab radang tenggorokan saat puasa
Radang dan sakit tenggorokan saat puasa dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Beberapa kemungkinan penyebabnya antara lain sebagai berikut.
- Dehidrasi. Puasa dapat menyebabkan dehidrasi. Kelembapan yang kurang pada tenggorokan dapat memicu iritasi dan radang.
- Kurangnya asupan cairan. Selama puasa, waktu untuk mengonsumsi cairan dan makanan menjadi terbatas, sehingga membuat tenggorokan kering dan memicu radang.
- Perubahan pola makan. Konsumsi makanan atau minuman tertentu, seperti makanan pedas, panas, atau terlalu dingin, pada saat berbuka atau sahur dapat mengiritasi tenggorokan dan menyebabkan peradangan.
- Infeksi. Meskipun puasa bukan penyebabnya, tetapi situasi seperti peningkatan aktivitas sosial selama bulan Ramadan dapat meningkatkan risiko paparan terhadap infeksi saluran pernapasan, yang dapat menyebabkan radang tenggorokan.
- Merokok. Saat puasa, jika seseorang meningkatkan konsumsi rokok setelah berbuka, ini dapat meningkatkan risiko radang.
Benarkah puasa bisa menyembuhkan penyakit radang tenggorokan?
Tips mengatasi radang tenggorokan saat puasa
Tergantung pada kondisi kesehatan masing-masing, Anda sebenarnya masih bisa menjalani puasa saat mengalami radang atau sakit tenggorokan.
Namun, perhatikan baik-baik panduan mengatasi radang tenggorokan di bawah ini agar puasa tetap lancar.
1. Bernapas lewat hidung, jangan lewat mulut
Selama Anda berpuasa, jangan bernapas lewat mulut. Bernapas lewat mulut akan membuat tenggorokan semakin kering dan terasa sakit.
Namun bila Anda juga sedang pilek, mungkin secara tak sadar Anda bernapas lewat mulut karena hidung tersumbat.
Saat teringat, usahakan untuk kembali bernapas dari hidung.
2. Pakai masker dan kurangi bicara
Seperti halnya bernapas lewat mulut, banyak berbicara juga akan membuat tenggorokan semakin terasa kering.
Hal ini lantaran saat berbicara, udara dan berbagai partikel asing seperti debu akan masuk ke tenggorokan lewat mulut. Jadi, sebisa mungkin batasi berbicara selama radang tenggorokan.
Untuk menghindari udara, debu, kotoran, bakteri, atau partikel asing yang masuk ke mulut dan membuat tenggorokan makin iritasi, pakailah masker sepanjang hari.
3. Hindari udara atau ruangan yang kering
Ruangan atau cuaca yang kering akan membuat produksi liur dan lendir di tenggorokan berkurang. Akibatnya, peradangan bisa tambah parah.
Jadi, hindari ruangan atau tempat terbuka yang udaranya kering. Jika mungkin, pasang pelembap udara (air humidifier) dan hindari pakai kipas angin.
Bila Anda pakai pendingin ruangan (AC), atur supaya suhunya tak terlalu dingin dan anginnya tak menghembus terlalu kencang ke arah Anda.
4. Berkumur dengan air garam
Air garam terbukti dapat mengurangi iritasi dan peradangan di tenggorokan.
Jadi, Anda bisa kumur dengan garam yang sudah dilarutkan dalam segelas air hangat saat sahur, buka puasa, dan sebelum tidur untuk meredakan sakit atau radang tenggorokan.
Saat berkumur dengan air garam, jangan menelan airnya. Cukup kumur sambil menengadah selama beberapa detik. Pastikan cairannya menyentuh tenggorokan, lalu buang airnya.
Bila air garam rasanya terlalu kuat buat Anda, campurkan dengan satu sendok teh madu.
5. Buka dan sahur dengan menu makanan yang mudah ditelan
Supaya iritasi tidak bertambah parah, pilih menu makananan yang mudah ditelan seperti sup ayam.
Hindari gorengan, kerupuk, atau makanan bersantan kental yang mungkin membuat tenggorokan jadi makin sakit.
Pastikan Anda juga minum banyak air setelah buka puasa sampai waktunya sahur.