backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

10

Tanya Dokter
Simpan

Jangan Diabaikan! Ini Penyebab dan Cara Mengatasi Benjolan di Tenggorokan

Ditinjau secara medis oleh dr. Carla Pramudita Susanto · General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita


Ditulis oleh Riska Herliafifah · Tanggal diperbarui 27/10/2022

    Jangan Diabaikan! Ini Penyebab dan Cara Mengatasi Benjolan di Tenggorokan

    Munculnya benjolan di tenggorokan sering membuat orang khawatir. Kondisi ini bisa datang karena berbagai sebab dan seringnya tidak berbahaya. Akan tetapi, Anda juga perlu waspada karena benjolan pada tenggorokan bisa menjadi tanda penyakit serius, lho!

    Apa penyebab benjolan di tenggorokan?

    Perempuan sakit tenggorokan

    Memang agak sulit membedakan benjolan timbul leher atau tenggorokan.

    Pasalnya, salah satu penyebab pembengkakan leher adalah bengkaknya kelenjar getah bening dan tiroid.

    Terkadang orang sulit membedakan kelenjar getah bening dan tiroid sehingga khawatir ketika ada benjolan pada area leher.

    Padahal, jendulan atau tonjolan sekitar tenggorokan adalah kondisi yang umum terjadi pada banyak orang.

    Untuk lebih jelasnya, berikut penyebab benjolan yang muncul pada tenggorokan, mulai dari yang ringan sampai serius.

    1. Otot tenggorokan tegang

    Ketika Anda tidak sedang bicara atau menelan, otot tenggorokan sering dalam kondisi mengendur. 

    Akan tetapi, kalau otot tidak benar-benar rileks, Anda akan merasakan otot tenggorokan tegang lebih dari biasanya.

    Pada kondisi tersebut, Anda akan merasakan seperti ada benjolan dalam tenggorokan, padahal sebenarnya tidak.

    2. Radang amandel

    Sensasi adanya benjolan pada tenggorokan menjadi tanda seseorang mengalami radang amandel atau tonsilitis.

    Mengutip dari Mayo Clinic, tonsil adalah dua jaringan berbentuk oval pada bagian belakang tenggorokan. 

    Gejala radang amandel adalah pembengkakan amandel, sakit tenggorokan, pembengkakan leher, dan kesulitan menelan.

    Pembengkakan pada leher sering bersamaan dengan kemerahan. Umumnya, gejala tersebut muncul 2-4 hari setelah tertular.

    Radang amandel yang bisa menimbulkan benjolan di tenggorokan kebanyakan terjadi pada anak-anak sampai remaja.

    Pada anak-anak, ada gejala tambahan yaitu rewel, air liur berlebih, sampai penurunan nafsu makan.

    3. Sensasi globus

    Globus sensation adalah rasa mengganjal pada tenggorokan yang membuat Anda tidak nyaman. Kondisi ini tidak terasa nyeri tetapi mengganggu aktivitas sehari-hari.

    Sensasi globus membuat penderitanya merasa ada benjolan yang menghalangi dalam tenggorokan. 

    Terkadang tenggorokan terasa gatal tanpa ada rasa sakit, tidak seperti disfangia yang membuat seseorang sulit menelan.

    Mengutip dari Patient, penyebab sensasi globus adalah masalah pada koordinasi otot saat menelan.

    Ketika mencoba menelan air liur, sebagian otot di tenggorokan tidak rileks sehingga ada sensasi jendulan.

    Ketegangan otot ini bisa terjadi karena iritasi dari asam lambung atau GERD dan lendir berlebih dari hidung (sinus) yang menumpuk di tenggorokan.

    Biasanya, benjolan ini tidak terlihat dari luar, hanya Anda rasakan seperti ada yang menghalangi tenggorokan saat menelan.

    4. Kanker tenggorokan

    Umumnya benjolan pada tenggorokan bukan masalah yang serius. Namun, dalam beberapa kasus, kondisi ini bisa menjadi tanda kanker tenggorokan.

    Kanker tenggorokan merupakan jenis kanker yang berkembang di faring (tenggorokan), laring (pita suara), dan tonsil (amandel).

    Sebagian menganggap sepele kondisi ini karena gejalanya seperti sakit tenggorokan biasa. Akan tetapi, perlu waspada bila pemberian antibiotik tidak menyembuhkannya.

    Radang tenggorokan bisa sembuh dengan pemakaian antibiotik, berbeda dengan kanker tenggorokan yang masih terasa nyeri walau sudah minum obat.

    Kapan perlu ke dokter bila ada benjolan di tenggorokan?

    pemeriksaan dokter gastroenterologi

    Meski umumnya benjolan ini tidak berbahaya, Anda harus tetap waspada. 

    Bila Anda memiliki benjolan pada tenggorokan sampai membuat sulit menelan, artinya ada masalah lain yang lebih serius.

    Beberapa kondisi yang membuat Anda perlu ke dokter yaitu:

    • sulit menelan,
    • benjolan bisa terlihat atau terasa,
    • demam,
    • penurunan berat badan, serta
    • otot lemah.

    Anda juga perlu konsultasi ke dokter bila kondisi tidak kunjung membaik dalam 2-3 hari. Dokter akan meresepkan antibiotik sebagai langkah pengobatan.

    Sebaiknya kembali berdiskusi dengan dokter bila tenggorokan masih terasa nyeri meski sudah selesai menggunakan antibiotik.

    Bagaimana cara mengatasi benjolan di tenggorokan?

    Minum air putih selama puasa sebelum tes darah

    Dokter akan melakukan perawatan sesuai dengan penyebab dari benjolan. Umumnya, mengatasi tonjolan pada tenggorokan bisa dengan cara sederhana.

    Berikut beberapa perawatan dan terapi untuk mengatasi benjolan tenggorokan.

    1. Terapi otot

    Bila penyebab tenggorokan ada benjolan adalah otot tegang, dokter akan menyarankan menjalani terapi.

    Petugas medis yang melakukan terapi ini bisa dari dokter telinga hidung tenggorokan (THT) atau terapi wicara. 

    Nantinya, terapis yang profesional akan melakukan beberapa perawatan untuk meredakan tenggorokan yang tegang. 

    2. Semprotan hidung

    Bila benjolan terjadi karena penumpukan cairan pada hidung, dokter akan menyarankan untuk memakai semprotan hidung.

    Semprotan ini berfungsi untuk menghilangkan penumpukan cairan yang tertahan dalam hidung sehingga membuat pembengkakan di tenggorokan.

    4. Makan dan minum lebih sering

    Menelan air liur akan membuat Anda lebih merasakan benjolan tenggorokan.

    Untuk mengatasinya, Anda bisa mengunyah atau menelan makanan untuk meredakan perasaan tidak nyaman.

    Makanan bisa meredakan dan mengurangi perasaan mengganjal di tenggorokan sehingga Anda lebih nyaman.

    Bila nyeri dan sensasi benjolan terjadi terus menerus sampai membuat tersedak bahkan sulit bernapas, segera merujuk ke unit gawat darurat terdekat.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Carla Pramudita Susanto

    General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita


    Ditulis oleh Riska Herliafifah · Tanggal diperbarui 27/10/2022

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan