Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H. · General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)
Perikondritis (perichondritis) adalah infeksi yang menyerang perikondrium yaitu jaringan di sekitar tulang rawan yang terdapat pada telinga luar.
Infeksi pada perikondrium umumnya disebabkan oleh bakteri Pseudomonas aeruginosa. Orang yang memiliki autoimun dan diabetes berisiko tinggi mengalami perikondritis.
Gangguan telinga ini menimbulkan gejala seperti bengkak, kemerahan, dan nyeri pada telinga. Jika dibiarkan tanpa pengobatan, infeksi bisa menyebar luas ke tulang rawan lainnya.
Pada awalnya, perikondritis bisa terlihat seperti infeksi pada kulit biasa yang ditandai dengan gejala ringan seperti kemerahan, sedikit bengkak, dan nyeri.
Namun, infeksi pada telinga bisa berkembang dengan cepat mengakibatkan gejala yang lebih parah. Gejala yang umum dari perikondritis meliputi:
Bentuk telinga yang berubah diakibatkan oleh nanah yang menyumbat aliran darah di tulang rawan sehingga menghancurkan struktur tulang.
Pada sebagian orang, perikondritis dapat kambuh berulang kali. Gejala yang dialami bisa berbeda dari gejala pada umumnya, seperti:
Jika telinga bengkak, kemerahan, dan nyeri tidak juga membaik setelah beberapa hari, segera periksakan kondisi Anda ke dokter.
Begitu pun ketika muncul tanda-tanda infeksi yang serius seperti keluarnya cairan dan terbentuknya nanah, kondisi ini perlu segera mendapatkan penanganan medis.
Penyebab paling umum dari perikondritis adalah infeksi bakteri Pseudomonas aeruginosa. Infeksi bakteri akan menyerang jaringan tipis perikondrium yang melingkupi tulang rawan pada daun telinga.
Saat infeksi berkembang, terutama ketika membentuk nanah, fungsi perikondrium yang mengalirkan nutrisi pada tulang rawan akan terhambat. Kondisi ini akan merusak struktur tulang rawan sehingga terlihat perubahan bentuk pada daun telinga.
Perikondritis juga rentan terjadi pada orang-orang yang memiliki gangguan peradangan, seperti granulomatosis dengan polyangiitis (sebelumnya dikenal dengan nama Wegener granulomatosis), atau pasien diabetes dan penyakit lain yang mengganggu fungsi sistem imun.
Melansir National Health Institute, infeksi di perikondrium juga bisa disebabkan oleh cedera pada telinga yang diakibatkan oleh:
Tindik telinga merupakan faktor risiko utama untuk perikondritis. Bentuk cedera lain yang menyebabkan luka terbuka pada telinga, seperti luka tusuk atau gigitan serangga juga bisa memicu infeksi di perikondrium.
Pada beberapa kasus, perikondritis bisa memicu terjadinya kondritis yaitu infeksi pada tulang rawan telinga. Hal ini bisa mengakibatkan kerusakan struktur telinga yang lebih serius.
Karena bisa dipicu oleh berbagai penyebab, dokter bisa kesulitan mendiagnosis penyakit ini hanya dari pemeriksaan fisik. Gejala perikondritis juga bisa menyerupai gejala infeksi pada telinga lainnya atau mirip dengan selulitis.
Meski begitu, dokter bisa melakukan pemeriksaan telinga yang lebih lengkap untuk mengetahui apakah infeksi menyerang perikondrium atau bagian daun telinga lainnya.
Diagnosis juga bisa diketahui berdasarkan riwayat kesehatan. Jika Anda sebelumnya mengalami cedera telinga akibat benturan, luka tusuk, gigitan serangga, atau memiliki kondisi medis tertentu seperti autoimun dan diabetes, dokter bisa menduga penyebab dari gejala adalah perikondritis.
Informasi yang diberikan bukanlah pengganti nasihat medis. SELALU konsultasikan pada dokter Anda.
Perikondritis dapat diatasi dengan pengobatan medis. Dokter akan menentukan pengobatan yang tepat berdasarkan pemeriksaan dan gejala yang dialami.
Jika terdapat nanah di sekitar tulang rawan, dokter akan menyayat bagian yang terdampak untuk mengeluarkan nanah tersebut. Cara ini dilakukan untuk kembali mengalirkan darah pada bagian yang terinfeksi.
Setelah itu, dokter akan memberikan antibiotik bisa melalui obat minum atau secara langsung pada luka dengan menggunakan perban.
Pasien yang memiliki kondisi autoimun biasanya akan diresepkan obat steroid seperti prednison untuk menekan kerja sistem imun.
Dokter mungkin akan menjahit jaringan perikondrium ke bagian tulang rawan. Menurut studi berjudul Relapsing Polychondritis, pengobatan seperti ini biasanya dilakukan pada kasus perikondritis yang sering kambuh untuk menghindari infeksi menyebar dan mencegah kerusakan yang menyebabkan perubahan bentuk telinga.
Jika kerusakan pada telinga luar cukup parah, operasi pengangkatan tulang rawan atau jaringan perikondrium akan diperlukan.
Untuk mencegah perikondritis, Anda bisa menghindari beberapa faktor risikonya seperti tidak melakukan tindik telinga pada bagian tulang rawan atau lebih berhati-hati untuk menghindari cedera telinga.
Namun, terkadang infeksi pada perikondrium bisa sulit dicegah, terutama ketika mengalami kecelakaan yang menyebabkan luka pada telinga. Jika ini terjadi, pastikan untuk segera merawat luka dan memeriksakan ke dokter ketika muncul tanda-tanda infeksi.
Disclaimer
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Ditinjau secara medis oleh
dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.
General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar