Ada berbagai macam obat tetes telinga. Selain menentukan jenis yang tepat, cara memakai obat tetes telinga pun ternyata harus Anda perhatikan dengan benar. Simak berbagai informasi di bawah ini, mulai dari jenis obat tetes telinga hingga efek sampingnya.
Beragam fungsi obat tetes telinga
Obat tetes telinga adalah jenis obat yang bisa digunakan untuk menghilangkan gangguan telinga. Jenis obat ini biasanya digunakan dalam jangka pendek.
Obat tetes ini terbagi menjadi beberapa jenis sesuai dengan masing-masing fungsinya.
Ada jenis obat tetes yang berfungsi mengatasi dan mencegah sakit telinga akibat infeksi. Ada juga jenis lainnya yang berguna untuk membantu membersihkan kotoran di dalam telinga.
Selain itu, ada obat tetes telinga yang bisa dibeli secara bebas di apotik dan jenis lainnya yang hanya bisa didapat dengan resep dokter.
Apa saja jenis obat tetes untuk sakit telinga?
Untuk mengobati sakit telinga akibat infeksi telinga luar (otitis eksterna), dokter mungkin akan meresepkan obat tetes khusus yang hanya bisa diperoleh dengan resep dokter.
Obat tetes ini lebih efektif dari jenis obat lain yang umum digunakan untuk mengatasi kondisi tersebut, misal obat pereda nyeri dan obat tetes disinfektan.
Berdasarkan jenisnya, ada beberapa kandungan dalam obat tetes untuk mengatasi infeksi, yaitu sebagai berikut.
- Antibiotik, untuk menangani infeksi akibat bakteri.
- Steroid, untuk meredakan pembengkakan dan rasa nyeri.
- Antijamur, untuk menangani infeksi jamur dalam telinga.
Beberapa obat sakit telinga memang memiliki satu kandungan utama untuk membasmi bakteri, tetapi tidak semuanya seperti itu.
Sekarang ini, banyak obat sakit telinga memiliki kandungan kombinasi antara pereda nyeri dan penghilang bakteri atau jamur. Dengan begitu, obat-obatan tersebut bisa digunakan secara lebih praktis.
Berikut jenis-jenis obat tetes telinga yang mungkin direkomendasikan oleh dokter.
1. Polymyxin kombinasi (Otopain)
Otopain adalah obat yang digunakan untuk mengatasi radang pada telinga akibat bakteri.
Obat ini mengandung bahan lidocaine yang berfungsi untuk meredakan rasa sakit pada telinga.
2. Chloramphenicol kombinasi (Otolin, Colme)
Otolin dan Colme sama-sama mengandung chloramphenicol yang berfungsi mengobati infeksi akibat bakteri di telinga bagian luar.
Bedanya, selain mengandung chloramphenicol, Otolin juga mengandung obat antibakteri lainnya, seperti polymyxin. Kedua kandungan obat ini tidak cocok untuk mengobati infeksi telinga akibat virus.
Selain antibakteri, kedua obat ini juga mengandung pereda nyeri. Obat sakit telinga Otolin mengandung pereda nyeri bahan benzocaine, sedangkan Colme mengandung lidocaine.
3. Neomycin sulfat kombinasi (Otopraf, Otozambon)
Otopraf dan Otozambon adalah obat sakit telinga yang mengandung neomycin sulfat dengan campuran bahan lain. Neomycin sulfat bekerja dengan menghambat pertumbuhan bakteri dalam telinga.
Obat-obatan ini dikatakan kombinasi karena juga mengandung pereda nyeri dan bengkak. Salah satu pereda nyeri yang terkandung dalam obat ini adalah lidocaine.
4. Chloramphenicol (Erlamycetin, Reco, Ramicort)
Erlamycetin, Reco, dan Ramicolt adalah beberapa merek obat telinga khusus untuk mengatasi bakteri.
Kandungan utama dalam obat sakit telinga ini adalah chloramphenicol yang berfungsi melawan pertumbuhan bakteri.
Kandungan chloramphenicol juga sering digunakan sebagai obat tetes telinga untuk anak.
Namun, dokter tentunya memiliki anjuran yang berbeda mengenai dosis untuk anak dan orang dewasa. Tingkat keparahan penyakit juga menentukan dosis yang akan diberikan.
5. Clotrimazole (Canesten)
Untuk mengatasi infeksi di telinga akibat adanya pertumbuhan jamur, clotrimazole adalah salah satu obat sakit telinga yang bisa digunakan.
Clotrimazole bekerja melawan pertumbuhan jamur kulit, termasuk di kulit lubang telinga.
6. Ciprofloxacin dan dexamethasone
Melansir dari Mayo Clinic, campuran ciprofloxacin dan dexamethasone bisa digunakan untuk mengatasi infeksi bakteri pada telinga.
Ciprofloxacin bekerja dengan membunuh bakteri dan mencegah perkembangannya di dalam telinga.
Sementara itu, dexamethasone berfungsi membantu meredakan kemerahan, gatal, dan bengkak akibat infeksi.
Apa efek samping obat tetes telinga?
Obat tetes telinga yang tidak digunakan sesuai dengan anjurannya bisa menyebabkan masalah baru pada telinga.
Berikut efek samping yang mungkin ditimbulkan akibat penggunaan tetes telinga yang tidak tepat.
1. Infeksi jamur
Obat tetes telinga, termasuk jenis obat topikal, digunakan khusus di satu tempat yang memang memerlukan obat. Dalam kondisi ini, obat digunakan pada lubang telinga.
Obat jenis ini biasanya hanya dipakai dalam beberapa minggu. Sebagai contoh, neomycin hanya bisa dipakai berturut-turut dalam waktu seminggu.
Jika lebih dari itu, obat ini justru akan memicu pertumbuhan jamur dan menyebabkan infeksi jamur baru.
Kondisi yang dialami akan jadi lebih sulit diobati dan memerlukan pengobatan lebih lanjut lagi.
2. Eksim di lubang telinga
Dosis yang terlalu besar dan jangka waktu yang terlampau lama juga bisa menimbulkan peradangan dan eksim di lubang telinga.
3. Risiko tuli
Penggunaan obat tetes telinga juga dapat meningkatkan risiko tuli, khususnya pada orang yang telah mengalami perforasi (pecah) gendang telinga akibat infeksi.
Jika kondisi gendang telinga sudah terbuka, maka harus hati-hati dalam pemberian obat ini.
Jenis obat tetes untuk membersihkan telinga
Tak hanya untuk membasmi bakteri, kuman, dan menghilangkan rasa nyeri, ada juga obat tetes yang bisa menjadi pembersih telinga.
Terdapat beberapa kandungan dalam obat pembersih telinga untuk menjaga kebersihan indra pendengaran Anda.
Beberapa bahan di antaranya, yaitu alkohol, gentian violet, m-cresyl asetat, thimerosal, dan thymol. Kandungan-kandungan ini efektif membersihkan kotoran di telinga.
Tak hanya menjaga kebersihan telinga dengan membersihkan bakteri, pembersih telinga tetes juga dapat menghilangkan earwax atau kotoran telinga.
Beberapa jenis obat pembersih telinga meliputi sebagai berikut.
1. Natrium dokusat
Natrium dokusat ditemukan dalam berbagai obat pembersih telinga, seperti forumen.
Ini merupakan salah satu bahan yang digunakan untuk melunakkan kotoran telinga.
Semakin lunak kotoran telinga, semakin mudah pula kotoran itu keluar. Dengan begitu, telinga Anda terhindar dari pertumbuhan bakteri dan jamur.
2. Fenol gliserin
Mirip seperti natrium dokusat, fenol gliserin juga digunakan sebagai obat pembersih telinga.
Fenol gliserin berperan sebagai pelembap dan zat yang melunakkan.
Bahan ini aman dan tidak menimbulkan iritasi ketika digunakan pada kulit lubang telinga yang sedang terkelupas atau sedang mengalami luka.
3. Hidrogen peroksida 3%
Bahan ini juga digunakan sebagai obat pembersih telinga yang ampuh.
Hidrogen peroksida atau perhidrol sifatnya mirip dengan natrium dokusat.
Akan tetapi, penggunaan bahan ini biasanya dicampur dengan air hangat, dengan perbandingan 1:1.
Apa efek samping obat pembersih telinga?
Obat tetes pembersih telinga juga memiliki efek samping jika tidak digunakan sesuai anjuran.
Jika terlalu banyak dan sering, obat pembersih telinga justru akan menimbulkan infeksi telinga.
Infeksi ini mungkin disebabkan oleh adanya cairan obat pembersih yang tertinggal dalam saluran telinga.
Cairan obat pembersih yang tertinggal bisa menjadi tempat pertumbuhan bakteri yang selanjutnya membuat telinga Anda meradang.
Kesimpulan
Sebaiknya, tetap berkonsultasi kepada dokter untuk menggunakan jenis tetes telinga apa pun. Dengan berkonsultasi, efek samping obat yang Anda gunakan bisa diminimalisir. Cari
dokter spesialis THT terdekat dari lokasi Anda dan
booking melalui Hello Sehat.