Hidung terasa panas mungkin beberapa kali Anda alami dalam berbagai situasi. Apa, sih, yang menyebabkan hal ini? Lalu, apakah kondisi ini berbahaya? Kapan harus ke dokter bila mengalami kondisi ini? Yuk, cari tahu semua jawabannya di sini!
Apa saja yang dapat menyebabkan hidung terasa panas
Fungsi hidung sebenarnya bukan hanya untuk bernapas, mencium aroma, atau agar penampilan menarik.
Mengutip My Cleveland Clinic, hidung juga berfungsi untuk menjaga suhu dan kelembaban udara yang masuk ke dalam sistem pernapasan.
Lalu, bagaimana bila hidung terasa panas? Ada sejumlah kondisi yang menyebabkan hal ini, di antaranya adalah sebagai berikut.
1. Perubahan suhu udara
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, salah satu fungsi hidung adalah mengatur suhu udara yang masuk ke dalam tubuh.
Bila terjadi perubahan suhu udara secara tiba-tiba, misalnya bila Anda berpindah dari ruangan yang panas ke ruangan yang dingin, Anda mungkin akan merasakan sensasi panas di hidung.
2. Musim pancaroba
Musim pancaroba dikenal dengan musim penyakit. Ini karena di pergantian musim, banyak orang yang mengalami influenza.
Adanya perubahan cuaca di lingkungan mengharuskan tubuh untuk segera beradaptasi. Hidung yang tertugas mengatur suhu udara yang dihirup juga perlu bekerja keras.
Akibatnya, banyak orang yang mengalami gangguan pada pernapasannya bila berada di cuaca yang sedang tak menentu.
3. Pilek atau flu
Di hidung terdapat bulu-bulu halus dan cairan yang berfungsi sebagai penyaring udara. Jadi, bila terkena serangan virus atau bakteri, hidung Anda akan langsung bereaksi.
Selain hidung terasa panas, saat pilek Anda juga akan merasakan gejala seperti hidung berair, tersumbat, dan bersin-bersin.
4. Sinusitis
Sinusitis adalah peradangan pada rongga sinus. Rongga sinus terdapat pada area pipi di dekat mata dan pada dahi.
Ini terjadi karena adanya penumpukan cairan di rongga tersebut. Beberapa gejala sinusitis yaitu hidung tersumbat, terasa perih, beringus, tenggorokan sakit, dan sakit kepala.
5. Rinitis alergi
Beberapa orang mengidap rinitis alergi terhadap partikel-partikel halus seperti serbuk sari pada bunga, debu, lada, bulu hewan, dan lain sebagainya.
Nah, bila terkena zat yang membuat alergi tersebut, Anda mungkin akan mengalami masalah pada hidung seperti terasa panas, meler, dan sebagainya.
6. Menghirup asap rokok
Hidung terasa panas juga bisa terjadi karena menghirup asap yang mengandung racun, seperti asap rokok.
Melansir National Health Service, bahan kimia yang terbawa oleh asap tersebut dapat mengiritasi pernapasan sehingga menyebabkan rasa seperti terbakar di hidung.
7. Menghirup bahan kimia berbahaya
Selain asap rokok, menghirup bahan kimia yang berbau menyengat atau mengandung racun juga dapat menyebabkan hidung terasa panas.
Bahan kimia tersebut di antaranya seperti gas amonia, pestisida, dan lainnya. Pada kondisi tertentu, menghirup gas yang bersifat racun dapat menyebabkan hilang kesadaran bahkan kematian.
8. Polusi udara
Bukan hanya di pabrik atau laboratorium, Anda bisa saja menghirup gas yang berbahaya dari polusi udara di jalan atau di rumah sendiri.
Ambil contohnya, asap kendaraan bermotor terutama dari kendaraan yang sudah tua.
Selain itu, beberapa produk rumah tangga seperti parfum dan pemutih pakaian dapat menimbulkan aroma menyengat sehingga membuat hidung terasa panas.
9. Ketidakseimbangan hormon
Perubahan hormon misalnya pada saat pubertas, hamil, atau penggunaan alat kontrasepsi hormonal dapat menyebabkan rhinitis non alergi.
Salah satu gejalanya adalah hidung terasa panas, perih, atau merasakan sensasi terbakar. Namun, Anda tidak perlu khawatir karena ini bukanlah gejala yang berbahaya.
10. Penggunaan obat-obatan secara berlebihan
Untuk mengobati influenza atau penyakit yang menyerang pernapasan lainnya Anda tentunya membutuhkan obat-obatan.
Obat-obatan dekongestan dan antihistamin memang dapat membantu. Namun, bila dikonsumsi berlebihan, hal ini justru dapat menyebabkan hidung terasa panas.
Untuk mengantisipasi kondisi ini, patuhilah selalu dosis dan aturan pakai obat-obatan saat Anda mengonsumsinya.
Bisakah hidung terasa panas diobati?
Pada umumnya, faktor-faktor yang menyebabkan kondisi ini tidaklah berbahaya. Kondisi ini biasanya dapat diatasi dengan pengobatan sederhana di rumah.
Anda juga bisa menggunakan humidifier untuk membantu melegakan pernapasan.
Namun, bila hidung terasa panas disebabkan oleh menghirup gas-gas beracun seperti asap rokok, sebaiknya Anda menghindarinya.
Menghirup asap rokok dapat menimbulkan efek yang berbahaya bagi tubuh. Bila dibiarkan, hal ini dapat menyebabkan berbagai penyakit pada pernapasan hingga kanker.
Terlebih pada ibu hamil, kondisi ini juga dapat menyebabkan masalah pada janin dan memperbesar risiko kematian janin.
Oleh sebab itu, pastikan Anda berhenti merokok dan hindari berada di dalam ruangan yang sama dengan orang yang sedang merokok.
Selain itu, bila Anda bekerja di tempat yang terdapat gas-gas beracun seperti di pabrik atau laboratorium, selalu gunakan masker agar Anda tidak menghirup gas tersebut.
Saat Anda berada di luar rumah, tutup hidung menggunakan masker agar Anda tidak menghirup asap kendaraan.
Pastikan pula Anda menutup hidung saat menggunakan produk-produk rumah tangga yang beraroma menyengat.
Kapan harus ke dokter bila hidung terasa panas?
Anda biasanya dapat mengatasi sendiri gejala ini dengan pengobatan rumahan dan beristirahat yang cukup.
Namun, bila gejala tersebut tidak kunjung hilang setelah 1 minggu atau lebih, sebaiknya periksakan diri ke dokter untuk memperoleh saran pengobatan yang lebih baik.
Selain itu, segeralah berobat ke dokter bila gejala hidung terasa panas juga disertai dengan gejala seperti:
- demam tinggi,
- kesulitan bernapas,
- sesak napas,
- tenggorokan seperti tercekik,
- gatal-gatal,
- pusing,
- hilang kesadaran,
- detak jantung cepat, atau
- hidung mengeluarkan darah.
Dalam kasus menghirup gas beracun, efeknya dapat mengancam keselamatan nyawa. Anda mungkin membutuhkan pertolongan medis darurat untuk mengantisipasinya.